Dismenore merupakan keadaan dimana timbul rasa nyeri yang hebat pada saat mentruasi. Gangguan menstruasi dapat berupa gangguan lama dan gangguan siklus haid, gangguan perdarahan di luar siklus haid, dan gangguan lain yang berhubungan dengan haid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran siklus dan lama menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida tahun 2020 yang mengalami nyeri menstruasi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Krida Wacana dari bulan bulan Januari-Maret 2020. Subjek penelitian ini adalah mahasiwi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Tingkat I, II dan III yang aktif di tahun 2019 dan juga memenuhi kriteria penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 19 tahun (69,45%), dimana usia menarche responden terbanyak pada usia 12-13 tahun (70,80%), Sebagian besar responden memiliki siklus menstruasi dan lama menstruasi yang normal 79,2% dan 83,3%. Sebagian besar responden dengan nyeri menstruasi mengeluh lemah/lemas (fatigue) sebesar 83,33%. Berdasarkan uji statistik Chi Square terhadap data penelitian, didapatkan hasil p < 0,05, menunjukan adanya hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian nyeri menstruasi. Sedangkan antara siklus menstruasi dan kejadian nyeri menstruasi tidak berhubungan, dengan nilai p > 0,05.
Pada keadaan hiperurisemia terjadi peningkatan jumlah radikal bebas. Salah satu indikator peningkatan radikal bebas pada manusia adalah meningkatnya kadar malondialdehid (MDA). Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas infusa biji kopi arabika sebagai antioksidan dengan cara mengukur kadar MDA darah. Tikus dibagi dalam 5 kelompok kontrol (tikus normal), tikus hiperurisemia tanpa perlakuan dengan kopi, serta tiga kelompok tikus hiperurisemia yang diberi perlakuan pemberian kopi dosis yang berbeda (0,5 mg/200g berat badan (BB); 0,25 mg/200g BB; dan 0,15 mg/200g BB). Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yang diambil darahnya pada jam ke-6 dan jam ke-21. Uji posthoc menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai p < 0,05 pada jam ke-21 setelah pemberian infusa kopi arabika. Penurunan kadar MDA paling efektif pada kelompok K3, yaitu tikus hiperurisemia dengan pemberian dosis kopi 0,5 mg/200g BB. Kesimpulannya adalah infusa kopi arabika memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dibuktikan dengan adanya penurunan kadar MDA tikus hiperurisemia pada penelitian ini. Kata kunci: hiperurisemia, kopi arabika, malondialdehid, tikus wistar.
Tanaman kopi termasuk dalam golongan familia Rubiaceae, merupakan tumbuhan tropis yang tumbuh di lereng gunung. Selain mengandung senyawa kafein, kopi juga mengandung polifenol yang sangat tinggi, yaitu dalam bentuk caffeoylquinic acids (CQAs), feruloylquinic acids (FQAs), dan dicaffe oylquinic acids (diCQAs) serta asam klorogenat (chlorogenic acid). Di antara senyawa polifenol tersebut, yang paling banyak terdapat di dalam kopi adalah asam klorogenat. Kandungan asam klorogenat dalam kopi Robusta sekitar 7,0–10,0 % dan dalam biji kopi Arabika adalah 7,73 %. Senyawa ini memiliki efek farmakologi sebagai antioksidan, sehingga dapat menurunkan beban oksidatif dalam tubuh, dan memiliki kemampuan menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, sehingga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah penderita hiperurisemia.
Aterosklerosis adalah penyakit kardiovaskuler yang menempati urutan pertama penyebab mortalitas dan morbiditas global. Penyakit ini ditandai dengan perubahan pada dinding pembuluh darah arteri yaitu terjadi penebalan dan kekakuan. Salah satu faktor penyebab terjadinya aterosklerosis adalah mengkonsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis) dipercaya oleh masyarakat dapat menurunkan kadar kolesterol. Untuk mendapatkan zat dan bahan aktifnya maka daun binahong dibuat dalam bentuk ekstrak. Pada penelitian ini daun binahong diekstrak dalam etanol 96% dan untuk pengukuran kadar kolesterol total digunakan easy touch GCU. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus). Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok tikus hiperkolesterolemia tanpa perlakuan (kontrol), kelompok tikus hiperkolesterolemia dengan pemberian simvastatin (kontrol positif), kelompok tikus hiperkolesterolemia dengan pemberian ekstrak daun binahong (1.000 mg/kgbb dan 1.500 mg/kgbb). Dari hasil uji statistik disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun binahong 1.500 mg/kgbb memiliki efek dalam penurunan kadar kolesterol total darah secara signifikan pada hari ke-14.
Luka dapat terjadi jika terdapat kerusakan integritas pada kulit. Pengobatan antiseptik, povidone iodine 10% sering digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka, namun povidone iodine 10% dapat memberikan efek iritasi dan menghambat pembentukan fibroblas pada luka. Pengobatan herbal merupakan alternatif karena mudah didapat dan efek samping yang rendah. Daun binahong dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu pengobatan herbal untuk mengobati luka atau mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun binahong terhadap proses penyembuhan luka. Subjek yang digunakan adalah tikus wistar (Rattus norvegicus) sebanyak 25 ekor, yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif (povidone iodine 10%), dan kelompok perlakuan (salep ekstrak daun binahong 10%, 20%, dan 40%). Tikus dilukai satu sayatan pada punggungnya dengan panjang 20 mm dan kedalaman 2 mm. Kemudian dihitung jumlah sel fibroblas pada luka tersebut. Hasil uji statistik terhadap jumlah sel fibroblas, menunjukkan salep ekstrak daun binahong 40% memiliki nilai yang signifikan dalam proses penyembuhan luka. Sementara, berdasarkan panjang luka, terdapat adanya proses penyembuhan luka pada masing-masing kelompok namun tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok. Kesimpulan pada penelitian ini adalah salep ekstrak daun binahong 40%, memiliki nilai yang signifikan dan terbaik dalam proses penyembuhan luka sayat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.