Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang pravelensinya meningkat di seluruh dunia. Diabetes mellitus yang tidak di kelola dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi vaskuler, salah satunya hipertensi. Hipertensi pada penderita diabetes mellitus dapat menimbulkan percepatan komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Kampung Baru Kabupaten Banggai. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross Sectional. Adapun penentuan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan besar sampel sebanyak 35 responden. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan uji stastistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe II (p value = 1,000), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah (p value = 1,000),tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tekanan darah (p value =0,106), tidak ada hubungan lama menderita DM dengan tekanan darah (p value =0,700), tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat DM dengan tekanan darah (p value =0,460), dan ada hubungan antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan tekanan darah pada penderita diabetes tipe II (p value = 0,009). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan umur jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama menderita DM, kepatuhan minum obat DM dengan tekanan darah penderita DM tipe II namun ada hubungan antara kadar gula darah dengan tekanan darah pada penderita DM tipe II Puskesmas Kampung Baru Kab. Banggai. Oleh karena itu, di harapkan agar pasien DM untuk mengontrol kadar gula darah sehingga tidak berdampak negatif terhadap tekanan darah.
Perawat mempunyai peranan penting untuk mendorong peningkatan keselamatan pasien, salah satunya adalah komunikasi yang baik antar sesama perawat pada saat pelaksanaan timbang terima. Kegagalan dalam melakukan komunikasi pada saat timbang terima dapat menimbulkan dampak yang serius terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien diruang rawat inap bedah Rumah Sakit TK II Pelamonia. Metodepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini metodekuantitatifdenganpendekatancross sectional study yaitusuatustudimengukurvariabeldalamsatuwaktusekaligus.Adapun penentuan sampel dilakukan dengan teknik Nonprobability Sampling dengan jenis Pursposive Sampling dengan besar sampel sebanyak 40 responden. Uji hubungan dengan menggunakan uji statistik dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan, kategori baik mengenai peran perawat dalam timbang terimaada85,0% perawat dan kategori kurang baikada15,0% perawat. Sedangkan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien, 82,5% perawat yang mengoptimalkan dan 17,5% perawat yang kurang mengoptimalkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan peran perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien dengan nilai ρ=0,005. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan peran perawat dalam timbang terima dengan upaya mengoptimalkan keselamatan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit TK II Pelamonia. Saran dalam penelitian ini diharapkan perawat lebih mematuhi Standar Operational Procedur (SOP) di ruangandanmengoptimalkantimbangterima. Selainitu, instansidiharapkanmeningkatkankegiatansupervisi, dukunganinstitusikepadaperawatuntukmelanjutkanpendidikandanpelatihansecaraberkesinambungansehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien di Rumah Sakit.
This study aims to determine the relationship between the quality of nursing services and patient loyalty at the Bahagia Makassar Hospital. This study uses a cross sectional method. The sample was chosen by purposive sampling technique as many as 77 respondents in the inpatient room of RSU Bahagia Makassar. Data collection is done through a questionnaire with a Likert scale. Data were analyzed by univariate, bivariate using Chi Square test. The results showed that there was a relationship between responsiveness (ρ = 0,000), assurance (ρ = 0,000), and empaty (ρ = 0,000) with patient loyalty in the inpatient room of RSU Bahagia Makassar and there was no correlation between reabillity (ρ = 0.090) and tangible (ρ = 0.090) with patient loyalty in the inpatient room of RSU Bahagia Makassar. Empaty has the most close relationship with patient loyality in the inpatient room. For this reason, it is recommended for nursing management of Bahagia Makassar Hospital to maintain the attitude of respondents who are already good, it is necessary to make efforts to improve service quality continuously.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.