Kawasan Laweyan dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan di Surakarta yang memiliki karakter sangat spesifik seperti kota-kota tua di Eropa, yaitu secara fisik kawasan berupa kantong (enclave) dengan tiga lapisan jalan utama, jalan lingkungan dan gang kecil (alley). Di kawasan ini saudagar batik Laweyan bermukim dan berusaha industri batik dengan kedudukan yang tinggi di masyarakat Surakarta, namun bukan abdi dalam karaton, sehingga tidak mempunyai kewajiban mengikuti tatanan kehidupan kaum bangsawan termasuk dalam bentuk bangunan rumah tinggalnya. Gaya hidup mempengaruhi rancangan rumah tinggalnya yang berusaha mengikuti tatanan tradisional Jawa, namun bertransformasi dengan bentuk-bentuk baru terutama pada penggunaan material bangunan yang mengadaptasi perkembangan teknologi bangunan saat itu. Tujuan penulisan adalah mengkaji rumah saudagar batik Laweyan berdasarkan periodisasi pembangunannya. Metode yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan cara mengadakan pengamatan, wawancara, pengukuran bangunan dan lingkungan yang dijadikan sampel. Sampel diambil berdasarkan kesanggupan pemilik dalam menerima peneliti karena masa pandemi. Hasil yang dicapai dapat menstrukturkan transformasi bentuk, karakter, langgam, tata ruang berdasarkan periode tahun 1800-1900, tahun 1900-1945, tahun 1945-2000 berupa persilangan dan penggabungan dari bangunan khas saudagar Laweyan tersebut sehingga dapat menambah khasanah kekayaan arsitektur di Indonesia.
A worrying symptom and supporting environmental imbalance is high population growth. The existence of population growth makes the need for housing continues to increase, the problem is that the facilities provided by the government and developers can only be reached by the upper middle class, while every resident should have the right to have a place to live, including low-income people (MBR). The culture and traditions of the people of a village that are thick with activities and their lives are fading after the development towards vertical, closed and individualistic dwellings. Kalianyar is the most densely populated area in DKI Jakarta, living in the midst of crowds has become a daily pastime. In addition to the natives, many migrants from outside Jakarta and Java chose Kalianyar, Tambora as their temporary residence. It is undeniable that the population density in Kalianyar creates housing problems and the demand for housing. Therefore, Kampoeng Pelangi is here to make the lives of Kalianyar residents better, more beautiful and harmonious. create a vertical residence with a flexible architectural approach and sustainable development that can reflect, improve and fulfill the needs and life of a village in the Kalianyar Village area. Implementing sustainable living in social, economic, and environmental aspects in the form of a vertical village and applying flexible architecture in the form of space flexibility. Keywords: Flexible; MBR; Population growth; Sustainable Development; Vertical Village Abstrak Gejala yang mengkawatirkan dan mendukung ketidak seimbangan lingkungan hidup adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Adanya pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan hunian terus meningkat, permasalahannya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah dan pengembang hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah keatas saja, sedangkan seharusnya setiap penduduk memiliki hak untuk memiliki tempat tinggal tak terkecuali masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kebudayaan dan tradisi masyarakat sebuah kampung yang kental dengan aktivitas dan kehidupannya semakin pudar setelah perkembangan ke arah hunian-hunian yang vertikal, tertutup dan individualistik. Kalianyar merupakan daerah terpadat di DKI Jakarta, hidup di tengah kesesakan sudah jadi lahapan sehari-hari. Selain warga asli, banyak pula pendatang dari luar Jakarta dan Jawa yang memilih Kalianyar, Tambora sebagai wilayah untuk mereka tempati sementara. Tak dipungkiri bahwa kepadatan penduduk di Kalianyar menimbulkan permasalahan-permasalahan hunian dan permintaan rumah tinggal. Maka dari itu, Kampoeng Pelangi hadir untuk membuat hidup warga Kalianyar lebih baik, indah dan harmoni. membuat sebuah hunian vertikal dengan pendekatan arsitektur fleksibel dan pembangunan berkelanjutan yang dapat mencerminkan, meningkatkan dan memenuhi kebutuhan dan kehidupan sebuah kampung di daerah Kelurahan Kalianyar. Menerapkan hidup yang berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam rupa kampung vertikal serta menerapkan arsitektur fleksibel dalam wujud fleksibilitas ruang.
Processing and plantation of oil palm is one of the important indicators of the Indonesian economy. It is also a job-generating industry. PT Mitra Agro Sembada is a company in the palm oil industry which is relatively new, so marketing communication plays an important role for. This marketing team will help develop the company to create excellence. This study aims to determine the marketing communication strategy of PT. Mitra Agro Sembada. The research was conducted with a qualitative descriptive approach and case study methodology. Information obtained by interview, documentation and observation techniques based on the 4P marketing mix (product, place, promotion, price) from Kotler. The results of this study are (1) PT MAS uses promotion by communicating with customers directly. PT.MAS provides an understanding of products by creating substandard quality so that consumers are interested in their products. (2) PT.MAS uses the 4P strategy in its marketing, namely the products distributed are all components of palm oil, the price is determined based on the tender, the place used is in Bangka Desa Labu, the promotion used is person to person promotion. (3) PT. Mitra Agro Sembada by using a marketing communication strategy in production has increased quite a bit based on the Daily Production Report obtained by the researcher.Pengolahan serta perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu indikator penting perekonomian Indonesia. Ia juga merupakan industri yang menghasilkan lapangan pekerjaan. PT Mitra Agro Sembada merupakan perusahaan di industri kelapa sawit yang tergolong baru berdiri sehingga komunikasi pemasaran berperan penting bagi. Tim pemasaran ini akan membantu mengembangkan perusahaan untuk menciptakan keunggulan. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi komunikasi pemasaran PT. Mitra Agro Sembada. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan metodologi studi kasus. Informasi didapatkan dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi berdasarkan bauran pemasaran 4P (product, place, promotion, price) dari Kotler. Hasil dari penelitian ini adalah (1) PT MAS menggunakan promosi dengan berkomunikasi dengan customer secara langsung. PT.MAS memberikan pemahaman terkait produk dengan menciptakan mutu yang dibawah standart sehingga konsumen tertarik dengan produknya. (2) PT.MAS menggunakan strategi 4P dalam pemasarannya yaitu produk yang didistribusikan adalah semua komponen dari kelapa sawit, harga yang ditentukan berdasarkan tender, tempat yang digunakan adalah di Bangka Desa Labu, Promosi yang digunakan adalah Promosi person to person. (3) PT.Mitra Agro Sembada dengan menggunakan strategi komunikasi pemasarannya secara produksi cukup meningkat berdasarkan dengan Laporan Harian Produksi yang di dapat peneliti.
Poverty is a serious problem for all countries, both developed and developing. The purpose of this study is to determine the impact of his GRDP, HDI and unemployment rate on poverty rate in Central Kalimantan from 2013 to 2022. The analytical tool used in this study is multiple regression analysis). The data used are time series and secondary data obtained from the Kalimantan Central Statistical Office (BPS) website Middle. The results of this study show that independent variables have a significant impact on poverty in Central Kalimantan. That is, the variables GRDP, Ipm, Unemployment, HDI and Unemployment variables have a negative impact on poverty in Central Kalimantan. The variables have a negative impact on poverty in Central Kalimantan.
As time goes by, people, especially in urban areas, tend to have individualistic characteristics due to their busy daily routines. Where most of the time spent at work, home or shopping centers. Humans as social creatures who should socialize and interact with others to meet social needs. To meet social needs in the current modern era, it takes a social container that can accommodate the activities of the surrounding community. So that people can meet with each other, socialize and also interact through these social media platforms. Central Jakarta, precisely in the Senen Area, there is the Senen Market which is one of the historic / iconic buildings known as a dense place for trade activities, namely trade / services, namely the Senen Market, known as the Thrift center in Jakarta today, the community center can search clothes at economical prices. However, the daily life of the Senen people tends to only sell clothes that saturate the Senen community so that the Senen Market is now fading. As well as Senen, there are very few entertainment venues in the Senen Region, causing the Senen economy to decline. This is also related to Malcolm Barnard's theory that clothing can be a verbal and non-verbal communication tool that can later restore Senen area to an area where people do not trade but can interact, socialize, and hone the creativity of the Clothing Fan Facility Economical. Where this project aims to support the Senen Market also reduces the saturation of the Senen Market residents in their daily business activities as well as to facilitate the needs of service users at the Senen Bus Station. This project is also intended as a forum for Thrift communities and the surrounding arts to interact with other communities and can also show the works / history of economic clothing that people will see and buy so that not only trading, but the public can learn and understand the meaning of the clothes which finally triggers the community to interact, socialize, and hone their creativity. Keywords: clothing; Pasar Senen; ThriftAbstrakSeiring perkembangannya zaman, masyarakat khususnya di perkotaan cenderung memiliki sifat yang individualis dikarenakan rutinitas sehari-hari yang padat. Dimana sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja, rumah ataupun pusat perbelanjaan. Manusia sebagai makhluk sosial yang seharusnya bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama untuk memenuhi kebutuhan sosial. Untuk memenuhi kebutuhan sosial di era modern saat ini, dibutuhkan wadah sosial yang dapat menampung aktivitas-aktivitas masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat dapat saling bertemu, bersosialisasi dan juga berinteraksi melalui media wadah sosial tersebut. Jakarta Pusat, tepatnya di Kawasan Senen, terdapat Pasar Senen yang merupakan salah satu bangunan yang bersejarah / ikonik yang dikenal sebagai tempat yang padat akan aktivitas berniaganya yaitu perdagangan / jasa yaitu Pasar Senen , dikenal sebagai pusat thrift di Jakarta saat ini yaitu pusat masyarakat dapat mencari pakaian dengan harga yang ekonomis. Akan tetapi keseharian masyarakat Senen cenderung hanya menjual pakaian saja membuat jenuh masyarakat Senen sehingga Pasar Senen kini meredup. Serta Senen terdapat minim sekali tempat hiburan yang terdapat di Kawasan Senen sehingga menimbulkan perekonomian Senen menurun. Hal ini berkaitan juga dengan teori dari Malcolm Barnard bahwa pakaian dapat menjadi sebuah alat komunikasi baik verbal maupun non-verbal yang nantinya dapat memulihkan kembali kawasan Senen menjadi Kawasan yang masyarakatnya tidak berdagang saja akan tetapi dapat berinteraksi, bersosialisasi, serta mengasah kreatifitas dari Fasilitas Penggemar Pakaian Ekonomis. Dimana Proyek ini bertujuan untuk menunjang Pasar Senen juga mengurangi kejenuhan penghuni Pasar Senen dalam kegiatan berniaganya sehari-hari juga untuk memfasilitasi kebutuhan pengguna jasa di Stasiun Bus Senen. Proyek ini juga ditujukan sebagai wadah bagi komunitas-komunitas thrift maupun seni sekitar untuk berinteraksi dengan komunitas lainnya dan juga dapat menunjukan karya-karya / sejarah dari pakaian ekonomis yang masyarakat akan lihat dan beli sehingga tidak hanya berdagang saja , akan tetapi masyarakat dapat mempelajari dan memahami arti dari pakaian tersebut yang akhirnya memicu masyarakat untuk berinteraksi, bersosialisasi, serta mengasah kreatifitas mereka.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.