Air limbah rumah tangga atau grey water (GW) adalah air yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti dapur, mandi, cucian, dan bersih rumah/pel namun tidak termasuk yang berasal dari WC (water closet). GW mengandung bahan kimia yang di gunakan dalam aktifitas rumah tangga dan harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Sebelum dilakukan pengelolaan, perlu diketahui karakteristik air limbah tersebut, agar tindakan pengelolaannya tepat sasaran. Pada penelitian ini telah dilakukan pengambilan contoh uji air limbah rumah tangga di 10 rumah berada di Perumahan Batan Indah, Kelurahan Kademangan, Kota Tangerang Selatan yang merupakan perumahan kelas menengah ke atas. Parameter yang diuji adalah pH, Suhu, DHL, TSS, BOD, COD, minyak lemak dan deterjen. Hasil pengujian contoh grey water di 10 rumah menunjukkan kisaran nilai untuk parameter pH 6,2-8,5; BOD 121-151 mg/L; TSS 121-127 mg/L; COD 79-700 mg/L dan minyak lemak 6-95 .mg/L. Hasil analisis grey water bila di bandingkan dengan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik pada beberapa rumah melebihi baku mutu.. Untuk parameter detergen belum diatur dalam baku mutu limbah domestik, selanjutnya di bandingkan dengan as III yang merupakan syarat baku mutu air permukaan.. Konsentrasi detergen berkisar antara 8,8-34 mg/L, nilai tersebut 40-170 kali lebih tinggi dari yang diperbolehkan di perairan yaitu 0,2 mg/L. Dibutuhkan pengelolaan GW agar tidak semakin mencemari perairan yang ada di sekitarnya.
Changes of socio-economic and land use in the water catchment area are factors that affect the water quality of a lake. This study quantified the impact of socio-economic factors and the dynamics of land covers of Lake Toba water catchment area on the total suspended solid (TSS) parameter, one of the parameters in water quality indicators. Statistical analysis was run by using multiple linear regressions. Parameters observed were TSS, socioeconomic related data and land use in Samosir, Tobasa, Simalungun, Dairi, Humbang Hasundutan and North Tapanuli Regencies in 2008, 2012 and 2016. The results indicated that the water quality of Lake Toba was slightly polluted in 2016 and in 2017. Based on the regression analysis, it was found that some factors significantly affected the concentration of TSS, namely shrubland and dryland farming at 99% confidence level; the number of populations, Location Quotient (LQ) for dry land paddy field and soybean production at 95% confidence level; and settlement land area, geographic population density, LQ for rice and corn production at 90% confidence level. Managing shrubland through a land rehabilitation program and encouraging a rotational cropping system are recommended strategies to manage the increasing TSS in the Lake Toba.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kekeliruan dalam memanfaatkan air dapat mengakibatkan krisis air. Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan disebut juga Sustainable Consumption and Production (SCP) merupakan salah satu bagian penting untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan terkait dengan sumber daya alam yang kita miliki yaitu air. Penelitian ini terkait efisiensi penggunaan air dalam rumah tangga, didata pola konsumsi air pada masyarakat perkotaan dan kebutuhan air perorangan pada perumahan kelas menengah ke bawah. Metode penelitian dilakukan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebesar 100 responden dan penentuan menggunakan metode acak random. Lokasi penelitian di perumahan teratur Griya Serpong Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Perumahan ini tergolong perumahan teratur dengan tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah. Limbah domestik berupa Grey water berasal dari air buangan dari kegiatan mandi, cuci pakaian, cuci peralatan makan/masak, cuci kendaraan dan siram tanaman, toilet, namun tidak termasuk air yang berasal dari WC merupakan fokus penelitian selain data ekonomi sosial. Hasil penelitian ini apabila dibandingkan dengan penduduk metropolitan sebagai acuan maka masih tergolong pengguna efektif air bersih dengan hasil perhitungan 135,7 liter/orang/hari karena angka ini masih lebih rendah dari konsumsi air yang ditetapkan SNI yaitu sebanyak 150 Liter/orang/hari. Pola konsumsi air penduduk Perumahan Griya Serpong 30% digunakan untuk mandi, 20% untuk cuci pakaian, 16% untuk kegiatan dapur, 14% untuk cuci kendaraan, 10% untuk kegiatan toilet dan sisanya untuk menunjang aktifitas harian lainnya.
ABSTRAKIndonesia memiliki cadangan batubara yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan dalam jumlah kecil, batu bara berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan Sulawesi. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, baik itu air, tanah, udara, dan hutan. Pemantauan air limbah pada area pertambangan batubara dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan industri terhadap baku mutu air limbah pertambangan yang dibuang ke lingkungan. Pemantauan dilakukan terhadap 6 (enam) perusahaan tambang batubara (kode A-F) yang berada di Kalimantan Timur-Indonesia. Contoh uji berupa air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan pengolahan batubara. Pengukuran parameter dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Hasil analisis yang didapat dibandingkan dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah pertambangan batubara. Berdasarkan pengukuran pH air limbah kegiatan pertambangan dan kegiatan pengolahan batubara, pH berada pada kisaran 4,2 -10 , sehingga nilai pH telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan dalam Kepmen-LH No. 113 Tahun 2003, yaitu 6 -9. Konsentrasi parameter besi (Fe) ditemukan 76 mg/L di lokasi E-2, nilai ini melebihi baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu: 7 mg/L. Total Suspended Solid (TSS) di lokasi E-2 konsentrasinya 5304 mg/L, melebihi baku mutu yaitu: 400 mg/L. Konsentrasi mangan (Mn) masih memenuhi baku mutu disemua lokasi. Konsentrasi sulfat terdeteksi dalam kisaran 23 -551 mg/L, sedangkan parameter sulfida dan sianida secara umum nilainya masih di bawah limit deteksi metode.
One of seventeen points of Sustainable Development Goals (SDGs) is to provide clean water for at least 80% of the global population in 2025. Rural populations living surrounding Lake Toba water catchment area still utilize the lake water for daily use regardless of the susceptible decreasing water quality. This paper describes anthropogenic aspects affecting the water quality of Lake Toba that is consumed as the drinking water source by surrounding residents. The research used a quantitative approach by interviewing 130 household representatives from 3 regencies around the lake to calculate the water consumption and evaluate the water quality in 2018. In addition, this research also assessed the residents' behavior in managing household waste and wastewater. The result showed that the average water consumption is 86,93L/person/day. The majority of the respondents barely treat the water and feel satisfied with the water quality based on its color, turbidity, taste, and odor. On the contrary, the respondents have not adequately treated their domestic waste and household wastewater before being released to the lake, contributing to water pollution. Although most respondents are satisfied with the water quality, it is still needed to perform proper water treatment because the water quality of Lake Toba is reported as slightly up to heavily polluted by the Ministry of Environment and Forestry in 2019.
Sungai Batanghari yang melintasi Provinsi Sumatera Barat dan Jambi mempunyai potensi deposit emas, khususnya di wilayah hulu sungai yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Potensi tersebut mengakibatkan timbulnya penambangan emas secara tradisional dengan menggunakan merkuri. Aktivitas tersebut potensial mengakibatkan pencemaran merkuri pada badan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi distribusi pencemaran merkuri pada sungai tersebut. Pengambilan sampel dilakukan di 10 lokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang berada di Provinsi Sumatera Barat dan 5 lokasi di Provinsi Jambi pada tahun 2007-2008. Selain itu, data juga diambil 6 titik pantau yang berbeda yang berada di wilayah hulu Sumatera Barat dengan frekuensi pengambilan sampel dilakukan 5 kali dalam setahun pada periode 2008-2014. Pemantauan di 6 titik pantau yang berbeda dilakukan atas kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat. Hasil pemantauan mengindikasikan adanya distribusi merkuri baik di air sungai maupun sedimen sungai. Merkuri di air sungai berfluktuasi pada kisaran <0,0005-0,0645 mg/L, sedangkan pada sedimen sungai terdeteksi dengan kisaran 0,01-0,42 mg/kg. Keberadaan merkuri di air sungai dan sedimen sungai perlu mendapatkan perhatian agar sumber pencemar yang berasal dari pertambangan emas tradisional dapat dicegah.
Population growth in major cities in Indonesia has implications to the increase of clean water consumption. The highest demand of clean water is in fulfilling household needs. The use of clean water for household needs does not follow the efficiency principle. So that in fulfilling the water needs, it is necessary to use other sources, one of which is grey water. This study aims to determine the effectiveness of multimedia contacts by adding wood shavings as biofilter material in treating grey water. The applied method in this research is quantitative with a qualitative descriptive approach, by conducting experiments using wood shavings as a material for biofilter. This research was carried out in the residential of Villa Bintang Mas, South Tangerang City in October 2018. The results showed that the usage of biofilter materials with the addition of wood shavings was effective in removing the pollutant of the grey water. It is indicated by the level of biofilter efficiency in reducing pollutant concentrations ranging from 40.6% (BOD parameters) to 100% (Coliform parameters). Nevertheless, Coliform parameters still do not meet the standard quality, therefore, there is a need for additional disinfectants to reduce Coliform levels.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.