Proses transportasi ayam broiler dari kandang pemeliharaan ke rumah pemotongan ayam (RPA) bisa menimbulkan stres. Stres transportasi tidak dapat dihindari, namun bukan berarti bahwa dampak negatif stres tidak bisa dikurangi. Upaya alternatif menekan dampak merugikan stres transportasi salah satunya melalui manajemen waktu transportasi, yaitu transportasi pagi, siang, dan sore hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu yang paling baik dan tepat untuk melakukan transportasi agar tidak terjadi penyusutan bobot badan yang terlalu tinggi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 November 2011 di Politeknik Negeri Jember dan Desa Mangaran Situbondo dengan jarak tempuh ±75 km. Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam broiler. Perlakuan 1 adalah transportasi ayam broiler pagi/dini hari (02.00 WIB) lama perjalanan 1 jam 32 menit, perlakuan 2 adalah transportasi ayam broiler siang hari (12.00 WIB) lama perjalanan 2 jam 11 menit, dan perlakuan 3 adalah transportasi ayam broiler sore hari (16.00 WIB) lama perjalan 1 jam 57 menit. Hasil penelitian diperoleh bahwa manajemen waktu pengangkutan berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap penyusutan bobot badan ayam broiler dan didapat hasil perlakuan terbaik yaitu perlakuan 1 (transportasi ayam broiler pagi/dini hari).
Increasing the need for fuel oil is something that can’t be avoided, while the supply of fossil fuels is running low. Biodiesel is one of the right solutions to overcome this problem. This vast ocean in Indonesia, makes Indonesia the potential to create biodiesel from fish canning industry waste. The purpose of this research is to analyze the effect of dexlite fuel mixture with biodiesel from fish canning industry waste on fuel consumption and exhaust gas opacity in agriculture diesel engines. This type of research uses experimental research. The object of this research is the exhaust emissions and fuel consumption. The results of the study obtained by the researchers are the results of mixing dexlite of Pertamina (gasoil/high speed diesel oil) fuel with biodiesel of fish waste oil to be used in diesel engines. The highest exhaust gas opacity results in a mixture of 70% dexlite with 30% biodiesel (B30) of 2.6% at 1000 RPM (± 5). The results of the test fuel consumption that most quickly runs out occur in pure dexlite for 131 seconds in 10 ml of fuel at 1000 RPM (± 5). The results of testing the exhaust gas opacity level are increasing, as well as the results of testing fuel consumption which is increasingly economical, due to the high water, carbon and ash content in biodiesel.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari efektivitas campuran bahan bakar dengan minyak atsiri dan aceton guna menunjang unjuk kerja mesin dua langkah. Minyak atsiri dapat berfungsi sebagai pelumas campur yang diharapkan ramah lingkungan dan bersifat renewable. Hal yang dirasa kurang dalam perbaikan mutu pembakaran dapat diperbaiki dengan penggunaan zat aditif. Pengujian dilakukan secara nyata. Dengan mengamati kinerja motor bensin dua langkah tipe KW6-R berbahan bakar campur minyak atsiri dan aceton pada mesin uji dynotest. Luaran berupa data yang terekam dari alat uji. Berupa nilai daya (aktual dan koreksi), torsi, kerugian daya, putaran mesin, serta kecepatan (berdasar putaran roda penggerak motor). Hasil pengujian a. Pada pengujian keadaan standart ( menggunakan sistem lumas injeksi dengan pelumas semi sintetis) diperoleh daya maksimal 26,4 HP (pengulangan 3), kerugian daya 9,7 HP @ 121 km/h / 5460 (1/min) (pengulangan 2), serta torsi 40 kgm (wheel) @ 66 (km/h) / 2946 (1/min)(pengulangan 3); b. Pada pengujian berbahan bakar campur pelumas sintetis diperoleh daya maksimal 27,4 HP (pengulangan 2), kerugian daya 6,4 HP @ 121 km/h / 5424 (1/min) (pengulangan 2), serta torsi 39 kgm (wheel) @ 33 (km/h) / 1500 (1/min)(pengulangan 1); c. Pada pengujian berbahan bakar campur minyak atsiri 5ml dan aceton 5 ml diperoleh daya maksimal 28,4 HP (pengulangan 2), kerugian daya 4,4 HP @ 106 km/h / 4742 (1/min) (pengulangan 2), serta torsi 47 kgm (wheel) @ 47 (km/h) / 2119 (1/min)(pengulangan 3); d. Pada pengujian berbahan bakar campur minyak atsiri 10ml dan aceton 5 ml diperoleh daya maksimal 27,8 HP (pengulangan 3), kerugian daya 4,3 HP @ 73 km/h / 3296 (1/min) (pengulangan 3), serta torsi 76 kgm (wheel) @ 20 (km/h) / 907 (1/min)(pengulangan 3); e. Pada pengujian berbahan bakar campur minyak atsiri 15ml dan aceton 5 ml diperoleh daya maksimal 27,8 HP (pengulangan 1), kerugian daya 5,6 HP @ 115 km/h / 5182 (1/min) (pengulangan 1), serta torsi 71 kgm (wheel) @ 20 (km/h) / 907 (1/min)(pengulangan 1). Dari hasil pengujian nampak bahwa daya terbesar dapat diraih pada campuran bahan bakar minyak atsiri 5ml dan aceton 5ml sebesar 28,4 HP dengan torsi 47 kgm @ 47 (km/h) 2119 (1/min). Sedangkan torsi maksimum dapat diraih pada campuran bahan bakar minyak atsiri 10 ml dan aceton 5ml dengan 76 kgm (wheel) @ 20 (km/h) / 907 (1/min). Kata kunci: minyak jarak, aseton, uji bahan bakar
Roller pada sepeda motor matic terdapat berbagai macam variasi ukuran, sehingga dalam penggantian roller tersebut dihadapkan dengan dua pilihan yaitu akselerasi atau top speed. Dari hal tersebut maka diperlukan pemilihan berat roller yang disesuaikan dengan medan tempuh. Penambahan aditif minyak terpentin ke dalam bahan bakar diharapkan dapat meningkatkan performa kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi berat roller dengan penambahan minyak terpentin pada bahan bakar pertalite terhadap torsi dan daya kendaraan. Metode yang digunakan adalah eksperimen, yaitu pengujian dengan variasi berat roller 13 gr, 15 gr dan 17 gr pada bahan bakar pertalite murni dengan penambahan minyak terpentin 5% dan 10% dengan variasi 4000 rpm hingga 8000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan nilai torsi tertinggi terdapat pada roller 13 gr + MT 5% dengan nilai 11,60 N.m pada putaran 5000 rpm. Nilai daya tertinggi terdapat pada roller 17 gr + MT 5% dengan nilai 10,8 Hp pada putaran 8000 rpm.
Pengaruh turbulator terhadap kinerja aliran turbulen pada double tube heat exchanger dapat memecah (partitioning) dan mengganggu (blockage) pola streamline dari fluida yang mengalir ke saluran pipa dalam (inner tube) sehingga mengakumulasi aliran turbulensi dan meningkatkan laju perpindahan kalor dalam pipa. Penelitian Louvered strip twisted ini memiliki variasi sudut serang (q = 15°, 25°, 30°) yang terpasang ditengah pipa bagian dalam dan searah aliran fluida masuk. Laju aliran fluida (air) panas di bagian pipa dalam diteliti dengan interval 400 lt/jam sampai 900 lt/jam dan laju aliran air dingin di bagian pipa luar konstan 900 lt/jam. Kinerja dari double tube heat exchanger meliputi laju perpindahan kalor (QΔLMTD), faktor gesekan (f), NTU (Number of Transfe Unit). Data hasil pengujian dari masing – masing sudut serang turbulator ini dibandingkan data tanpa turbulator (plain tube), secara keseluruhan terjadi peningkatan laju perpindahan kalor sebesar 40 % sampai 72 % dari pada tanpa turbulator serta menghasilkan faktor gesekan dari 51 % sampai 61 %. Dengan performance ratio rata –rata tertinggi pada turbulator dengan sudut 30O sebesar 0,995.
Jumlah penggunaan kendaraan bermotor yang terus bertambah untuk membantu dan memperlancar segala aktifitas manusia. Disisi lain kendaraan bermotor merupakan penyebab salah satu pencemar polusi udara terbesar. Dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah tentang standar emisi gas buang, maka perusahaan otomotif harus memenuhi ketentuan baku mutu emisi gas buang. Sehingga teknologi catalytic converter dijadikan salah satu solusi tepat untuk mengontrol dan mengurangi gas buang dari mesin kendaraan. Dalam proses pembakaran bahan bakar dan udara selain entalpi, produk sisa pembakaran yaitu emisi atau polutan CO,CO2, NOx, HC, jelaga atau asap dan unsur – unsur lain yang dapat mencemari lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Pada motor diesel menghasilkan jelaga dan polutan gas NOx lebih banyak daripada motor bensin, namun menghasilkan CO2 lebih rendah. Dengan adanya catalytic converter berkatalis aluminium berlubang dan bersekat glaswool yang dipasang pada sistem exhaust manifold atau knalpot motor diesel dapat mengurangi emisi gas buang berupa asap hitam atau jelaga. Pengujian penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan membandingkan data gas buang yang dihasilkan motor diesel pada sistem exhaust manifold baik yang menggunakan maupun tanpa catalytic converter katalis aluminium berlubang. Pengambilan data dilakukan dikondisikan pada temperatur ruang saat pengujian. Pengujian dimulai pada putaran mesin diesel 1500 RPM sampai 2700 RPM dengan kenaikan putaran tiap 300 RPM. Hasil penggunaan catalytic converter sangat efektif dalam mengurangi kepekatan asap atau opacity dari motor diesel secara keseluruhan rata – rata sebesar 32,8 %.
The development of motor vehicle technology has urgency of increasing the efficiency for the engine of fuel requirements that will be used in the combustion process to produce output parameters. One of the elements for an effective combustion process for the fuel mixture composition is the quantity and the air capacity to be supplied for each cylinder. The construction of intake manifold is one of minor losses for requirement capacity of air when intake suction take occured. The addition of Axial Fan in the intake manifold system of diesel motors is expected to meet the air supply capacity and minimize minor losses, so the performance engine like : volumetric efficiency, torque and power increased. Fundamental of air Intake System Performance Method to inducting (forces) amount of the air through Fan Axial Double Blade blades. This study uses a quasi-experimental method that compares the intake manifold with or without the installation of axial (standard) fan to the torque and power generated from four diesel motors (4) steps. From the test obtained an average torque increase of 22%, with the highest torque at the beginning of 1150 rpm engine speed of 41.8 Nm, while the average power increase of 13% with a power rating of 8 KW at 2200 rpm engine speed. While the volumetric efficiency experienced an average increase of 6% with a significant percentage of engine speed of 2200 rpm which reached 98.8%. Keywords: Torque, Power, Diesel, Intake Manifold, Axial Fan
The increase in the number of vehicles especially cars causes the air environment to look polluted. This is caused by vehicle exhaust gases that can affect the level of human health. Harmful gases such as carbon dioxide (CO) and hydrocarbon (HC) can also enter the car cabin, making people inside feel suffocated and even death. To find out the presence of these gases, a monitoring system prototype is made which is placed in the car cabin. This system consists of input in the form of an MQ-9 sensor and a TGS2610 sensor. The readings of these sensors are processed by Arduino Uno. The system output is made in the form of a buzzer and LCD. Tests carried out on the car cabin area are divided into three, namely front, middle, and rear. The results of the 6 tests show that the smallest percentage of CO errors is 8% in the middle area and HC of 8.7% in the rear area of the car cabin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.