Science process skills are one of the indicators to know the level of achievement of physics teaching goals. This research examines the influence of guided inquiry models through virtual laboratories on students' science process skills. The research was a quasi-experiment conducted at the senior high school in Mataram, Lombok. The samples were class XI students, as many as 58 people divided into two sample groups: experimental and control groups. The guided inquiry model through the virtual laboratory was applied to the experimental group and the conventional model for the control group. The instrument used was a performance sheet. A t-test was used to analyze the effect of learning model on science process skill. The results of this study found that the achievement of science process skills for the experimental group was higher than the control group. The guided inquiry models through virtual laboratory have a significant effect on science process skills, especially on skills: hypothesizing, practicing, and communicating. These findings contribute significantly to the current knowledge about the effectiveness of guided inquiry models through virtual laboratories to improve students' science process skills in physics teaching.
-There are many abstract concepts in physics. This raises its own difficulties in learning physics. The difficulty in teaching abstract concepts can be solved using computer technology. Computer technology presents opportunities for learning abstract concepts, such as through the use of interactive multimedia in learning physics. In this study has developed an interactive multimedia on the concept of electricity. This study aims to examine the impact of the use of interactive multimedia on student mastery of the concept of electricity. The results showed an increase in mastery of concepts in both classes. The highest increase occurred in the concept of Coulomb's law, which is 68.6% (experimental group) and 48% (control group). Mastery electric concept experimental group is greater than the control group, indicates that interactive multimedia effective in supporting the process of learning physics. Keywords: Interactive Multimedia, Electricity Concepts PENDAHULUANFisika merupakan bagian dari sains yang memfokuskan kajiannya pada materi, energi, dan hubungan antara keduanya. Beberapa konsep dalam fisika termasuk konsep abstrak. Karakteristik beberapa konsep yang abstrak dalam fisika, menyebabkan adanya kesulitan tersendiri dalam visualisasi dan penyampaiannya kepada peserta didik. Konsep abstrak merupakan konsep yang sulit divisualisasikan atau ditampilkan prosesnya secara langsung melalui kegiatan laboratorium riil sekalipun. Hal ini kemudian berimplikasi pada rendahnya penguasaan konsep dan perolehan hasil belajar peserta didik.Perkembangan teknologi komputer menghadirkan peluang untuk inovasi-inovasi dalam pembelajaran sains, khususnya fisika. Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan sebagian atau semua bentuk interaksi sehingga pembelajaran akan lebih optimal. Konsep-konsep fisika tersebut direalisasikan dalam program komputer menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari.Perkembangan teknologi informasi menyediakan kesempatan untuk membangun dan menggunakan animasi komputer untuk pembelajaran yang berorientasi pada representasi mikroskopik. Hal ini dapat diwujudkan dengan bantuan animasi komputer karena animasi komputer dapat memvisualisasikan proses-proses abstrak yang mustahil dilihat atau dibayangkan.Perkembangan di bidang ICT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bagaimana proses pembelajaran fisika, khususnya pada efektivitas pembelajaran, efisiensi waktu dan fasilitas pendukung pembelajaran lainnya. Teknologi komputer dapat diadaptasi menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang aktif. Teknologi komputer memungkinkan adanya perpaduan antara tatap-muka (face to face) dengan pembelajaran online. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain pendekatan yang mungkin diterapkan, strategi, teknik, dan peralatan yang ada [1].Teknologi komputer yang digunakan dapat menggunakan format online maupun offline. Teknologi komputer dapat digunakan mendukung pembelajaran berbasis ICT, eksperimen virtual, asesmen berbasis ICT, maupun penggunaannya sebagai media pemb...
The purpose of this study is to examine the effect of the use of virtual labs on problem-solving ability of students to the concept of electricity. The subjects were students of physics education at Mataram University. Students were divided into two groups: experimental and control group. The research instrument used was in the form of problem-solving ability tests on electricity concept. The tests employed the form of essay that represent concepts about electricity being studied. The results showed the effect of the use of virtual labs on problem-solving ability of students to the concept of electricity. It can be seen from the different improvement of problem-solving ability in both groups. Problem-solving ability of experimental group is higher than the control group. From the analysis of these problem-solving steps, it can be seen that general students in both classes have the same ability to identify problems and define goals. In the next step, the different improvement in problem-solving skills in the two classes is significant. Experimental class' students have a higher ability to plan and implement problem-solving solutions than those of control class.
Dalam penelitian ini telah dikembangkan multimedia interaktif pada konsep kalor. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh multimedia interaktif dan gaya belajar terhadap penguasaan konsep kalor siswa. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu studi pendahuluan, pengembangan desain, dan pengujian model. Pada tahap pengujian model digunakan metode kuasi eksperimen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA dengan dua faktor, yaitu model pembelajaran dan gaya belajar. Gaya belajar siswa dibagi menjadi empat kategori berdasarkan model VARK Fleming, yaitu Visual, Auditori, Read, dan Kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan konsep siswa yang belajar menggunaan multimedia interaktif lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar tanpa multimedia. Penguasaan konsep kalor siswa juga dipengaruhi oleh gaya belajar, dimana siswa dengan gaya belajar visual memiliki penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan gaya belajar lainnya.In this research, we have developed interactive multimedia on heat concepts. This research aimed to analyze the effect of interactive multimedia and learning styles towards students understanding on heat concepts. The research was conducted in three stages: a preliminary study, development, and testing of models. Testing phase of the model used a quasi-experimental method. Data were analyzed using ANOVA with two factors, namely learning models and learning styles. Students' learning styles were divided into four categories based on the model VARK Fleming; Visual, Auditory, Read, and Kinesthetic. The results showed that the average of students understanding who learned using interactive multimedia was still higher than students who learned without interactive multimedia. Students understanding on heat concepts were affected by learning styles, in which students with visual learning styles had higher understanding on heat concepts that students with any other learning styles.
Pembelajaran fisika seharusnya mampu memberikan peluang bagi peserta didik untuk berkreasi dalam memahami hal yang dipelajari. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan model project based learning berbantuan media virtual. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model berbantuan media virtual terhadap kreativitas peserta didik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design pada materi alat-alat optik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreativitas peserta didik pada kedua kelas. Kelas eksperimen mengalami peningkatan kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan kreativitas verbal dan figural juga terjadi pada kedua kelas. Kreativitas verbal meningkat lebih tinggi dibandingkan kreativitas figural. Hal ini menunjukkan bahwa model project based learning berbantuan media virtual yang diterapkan berhasil meningkatkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran fisika.
Abstract-- PENDAHULUANFisika merupakan salah satu bagian dari sains yang mempelajari berbagai benda-benda di alam, gejala-gejala maupun fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Pada hakikatnya fisika mencakup aspek produk, proses, dan sikap. Dalam aspek poduk, fisika dipandang sebagai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori, dan hukum fisika. Sementara pada aspek proses, fisika merupakan serangkaian proses ilmiah yang dilakukan dalam menemukan pengetahuanpengetahuan tentang fisika. Pengetahuan fisika yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah seperti melakukan pengukuran, percobaan, dan diskusi serta melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan tersebut akan membantu mereka memahami konsep-konsep yang ada. Pada kenyataannya, pembelajaran fisika di sekolah lebih dominan memperlakukan fisika sebagai sekumpulan pengetahuan. Hal ini ada kaitannya dengan proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Siswa hanya mendapatkan konsepkonsep yang bersifat informasi yang disampaikan guru di kelas. Pembelajaran yang sepenuhnya menyampaikan materi tanpa melibatkan siswa langsung dalam pembelajaran, menyebabkan siswa kurang tertarik untuk belajar sehingga berdampak pada berkurangnya motivasi dan keaktifan mereka selama proses pembelajaran.Hal ini kemudian berimplikasi pada rendahnya penguasaan konsep fisika siswa.Upaya mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu inovasi model pembelajaran berpusat pada siswa dengan melibatkan peran aktif siswa dan dapat memberi kesempatan membangun pengetahuan di dalam benak mereka. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran berbasis kontruktivisme yaitu model discovery learning.Pembelajaran discovery merupakan pembelajaran berbasis penemuan. Pembelajaran discovery merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran dimana guru menyajikan bahan ajar tidak dalam bentuk final, melainkan memberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri konsep terhadap materi yang dipelajari [1]. Melalui pembelajaran ini, siswa dapat belajar dengan lebih mandiri dan mengkontruksi pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran serta terlatih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian Widiadnyana et al [2] dan Putrayasa et al [3] membuktikan bahwa penerapan model discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar IPA siswa.Disisi lain rendahnya penguasaan konsep juga disebabkan karena adanya kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep fisika yang tergolong abstrak. Konsep abstrak merupakan
-This study aims to determine the effect of learning cycle 5E model (Engage, Explore, Explain, Elaboration, & PENDAHULUANFisika dipandang sebagai suatu proses dan produk. Fisika sebagai proses berarti pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah fisika dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan publikasi. Sedangkan fisika sebagai produk berarti fisika sebagai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, dan teori. Suprijono (2011) menyatakan bahwa banyak peserta didik sebenarnya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterima namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Pembelajaran fisika tidak hanya sekedar menghafal, namun perlunya pemahaman yang lebih untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang dimilikinya.Pembelajaran fisika juga seyogyanya mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menginginkan adanya peningkatan pada indikator kemampuan berpikir kritis seperti kemampuan mengevaluasi. Menginovasi proses pembelajaran merupakan cara yang tepat bagi guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai.Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan salah seorang guru fisika di MAN 1 Mataram menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan selama ini belum mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, karena latihan untuk peningkatan kemampuan tersebut belum dilakukan. Penyebab lainnya adalah karena model pembelajaran yang digunakan terkesan monoton dan kurang variatif.Menggunakan model pembelajaran yang tepat adalah cara yang perlu dilakukan. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah model learning cycle 5E. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Model learning cycle 5E yang digunakan ini memiliki lima tahapan yakni engage, explore, explain, elaboration, & evaluate.
Abstract-This "non-equivalent control group design" quasi experimental research was purposed to identify the effect of generative-based learning model using virtual laboratory media towards the students' concept mastery and creativity in physics. The Keywords: generative-based learning, virtual laboratory media, concept mastery PENDAHULUANPembelajaran adalah suatu proses yang dapat menimbulkan minat bagi seseoarang. Siswa selalu memiliki gaya pembelajaran yang berbeda-beda serta penilaian berbeda mengenai pembelajaran yang sedang berlangsung. Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan suatu cara mengetahui keteraturan alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan maupun suatu sikap ilmiah [1].Fisika merupakan cabang dari IPA (sains), dimana pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan, cara penyelidikan, dan cara berpikir. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang menimbulkan kesulitan kepada siswa, meskipun sudah didapatkan siswa sejak jenjang Sekolah Dasar (SD), meskipun masih tergabung dalam mata pelajaran Sains (IPA), dan terus berlanjut hingga ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).Hal ini terjadi karena fisika dianggap sebagai mata pelajaran yang banyak memiliki persamaan dan kompleks, menyebabkan kemampuan siswa yang terbatas, dan kurangnya minat terhadap fisika. Untuk itu, pembelajaran IPA (fisika) yang harusnya disajikan dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi serta proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre) menjadikan siswa sebagai peserta didik yang aktif. Aktivitas dan kreativitas guru memiliki peranan penting terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Pelaksanaan pengajaran dapat berjalan secara efisien dan efektif dengan menggunakan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa pada suatu skenario pembelajaran yang jelas.Model pembelajaran merupakan disain yang menggambarkan suatu proses rincian kegiatan pembelajaran dan penciptaan situasi lingkungan secara sistematis yang memungkinkan siswa berinteraksi, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan dalam diri siswa. Pemilihan suatu model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran fisika akan berpengaruh terhadap minat serta kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang didesain dimana siswa secara aktif berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran dan mengkonstruksi makna dari informasi pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki siswa adalah model pembelajaran generatif [2].Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa untuk memperole...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.