Infection of rainbow trout with the parasitic ciliate Ichthyopthirius multifiliis induces differential responses in gills, skin and spleen. A controlled experimental infection was performed and expression of immune-relevant genes in skin, gills, and spleen were recorded by qPCR at day 1 and 8 after parasite exposure. Infection induced a marked reaction involving regulation of innate and adaptive immune genes in rainbow trout at day 8 post-infection. The expression level of a total of 22 out of 24 investigated genes was significantly higher in gills compared to skin reflecting the more sensitive and delicate structure of gills. Especially pro-inflammatory cytokines IL-6, IL-17 C1, regulatory cytokines IL-4/13A, IL-10, TGFβ, complement factor C5, chemokines CK10, CK12, acute phase proteins (precerebellin, hepcidin) and immunoglobulins (IgM, IgT) displayed differential expression levels. The spleen, a central immune organ with no trace of the parasite, showed elevated expression of IgM, IgT, complement factor C5 and chemokine CK10 (compared to skin and gills directly exposed to the parasite), indicating an interaction between the infected surface sites and central immune organs. This communication could be mediated by chemokines CK10 and CK12 and cytokine IL-4/13A and may at least partly explain the establishment of a systemic response in rainbow trout against the parasite.
We suggest helminthological investigations of cod as a supplement to traditional biological and hydrographical methods for elucidation of ecological changes in the Baltic Sea. It is under discussion if oxygen deficit or seal abundance should explain the present critical situation of Baltic cod. A comparative investigation of endoparasitic helminths in Baltic cod (Gadus morhua), captured in the same marine habitat with an interval of 35 years (1983/2018) recorded 11 species of helminths comprising trematodes (Hemiurus luehei, Podocotyle atomon, Lepidapedon elongatum), nematodes (Contracaecum osculatum, Hysterothylacium aduncum, Capillaria gracilis, Cucullanus cirratus), cestodes (Bothriocephalus sp.) and acanthocephalans (Echinorhynchus gadi, Pomphorhynchus laevis, Corynosoma semerme). Significant prevalence and intensity increases were recorded for third-stage larvae of the nematode C. osculatum (liver location) and larvae of C. semerme (encapsulated in viscera). Both parasite species use grey seal as their final host, indicating the recent expansion of the Baltic seal population. A lower E. gadi intensity and an increased prevalence of L. elongatum of small cod (31–40 cm body length) suggest a lowered intake of amphipods (intermediate host) and elevated ingestion of polychaetes, respectively, but no significant changes were seen for other helminths.
Status kesehatan ikan sidat (Anguilla sp.) telah dianalisis untuk menunjukkan terjadinya penurunan stok karena infeksi patogen dan penangkapan benih berlebihan untuk budidaya. Di Indonesia, ketiadaan standar penangkapan, pemeliharaan dan budidaya menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas produksi ikan sidat. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi status kesehatan ikan sidat di perairan Indonesia dengan sampel dari Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah. Sampling dilakukan pada awal musim penghujan, yaitu bulan September hingga November 2012. Sebanyak 113 ekor ikan sidat ditangkap dan dianalisis dalam penelitian ini, dengan perincian 57 ekor diamati langsung setelah ditangkap dan 56 ekor diamati setelah dipelihara selama 10 hari oleh pengepul. Pengamatan dilakukan dengan metode observasi langsung menggunakan mikroskop untuk parasit, kit API 20NE (Biomeureux®) untuk bakteri dan pewarnaan standar haematoxylin-eosin untuk histopatologi. Terdapat empat jenis parasit (Nematoda: Camallanidae dan Anguillicoloides; Platyhelminthes: Monogenea dan Digenea) dan lima bakteri (Aeromonas hydrophylla, Pseudomonas luteola, Vibrio fluvialis, Aeromonas sobria, dan Aeromonas caviae) dari sampel ikan sidat dalam penelitian ini. Tidak terdapat perbedaan dalam komposisi patogen, namun terjadi perubahan dalam kondisi histopatologi sehingga pemeliharaan sementara oleh pengepul sebelum ikan sidat dibudidayakan memiliki potensi menurunkan kualitas benih untuk budidaya.
Trichodina sp. merupakan ektoparasit yang umum ditemukan menginfeksi ikan budidaya, termasuk ikan nila (Oreochromis niloticus). Ekstrak daun sirih mempunyai potensi untuk digunakan dalam pengendalian Trichodina sp. pada benih ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis ekstrak daun sirih (EDS) yang tidak menyebabkan mortalitas benih ikan nila, mengetahui pengaruh EDS terhadap prevalensi, intensitas, dan kelimpahan Trichodina sp., dan menentukan dosis optimal EDS untuk mengendalikan Trichodina sp. Hasil pengamatan menunjukkan dosis aman EDS untuk perendaman selama 2 jam adalah maksimal 200 mg/L. Berdasarkan hasil tersebut maka EDS dengan dosis 0 mg/L (kontrol), 50 mg/L, 100 mg/L, dan 200 mg/L digunakan untuk penelitian utama. Metode experimental berdasarkan Rancangan Acak Lengkap digunakan dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis 100 mg/L dan 200 mg/L menurunkan prevalensi parasit hanya pada insang dan tidak pada permukaan tubuh. Selain itu, kedua dosis tersebut secara signifikan menurunkan intensitas dan kelimpahan Trichodina sp. di permukaan tubuh tetapi tidak dapat secara total membebaskan permukaan tubuh dari parasit tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, dosis optimal EDS untuk mengendalikan Trichodina sp. pada benih ikan nila belum dapat ditentukan dalam penelitian ini.
Tepung daun kelor (Moringa oleifera) dapat menjadi salah satu sumber protein alternatif untuk pakan ikan dan penggunaannya dapat mempengaruhi jumlah dan proporsi bakteri di saluran pencernaan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan proporsi bakteri berdasarkan sifat Gram di di saluran pencernaan ikan mas (Cyprinus carpio) yang beri pakan dengan penambahan tepung daun kelor. Kelimpahan bakteri saluran pencernaan ikan dihitung menggunakan metode total plate count menggunakan media Trypticase soy agar (TSA) dari empat kelompok ikan yang diberi pakan komersil dengan penambahan tepung daun kelor sebanyak: 1) 0 g/kg pakan (kontrol), 2) 2 g/kg pakan, 3) 4 g/kg pakan dan 4) 6 g/kg pakan. Uji sifat Gram dilakukan menggunakan larutan KOH 3% untuk menghitung proporsi bakteri Gram positif dan negatif. Hasil menunjukkan jumlah bakteri di saluran pencernaan ikan perlakuan (4,59-5,07 x 107 CFU/g) cenderung lebih rendah dibandingkan pada ikan kontrol (5,29 x 107 CFU/g). Komunitas bakteri di saluran pencernaan ikan mas dalam penelitian ini didominasi oleh bakteri Gram negatif (83-89%). Proporsi bakteri Gram positif pada ikan yang diberi tepung daun kelor relatif lebih tinggi (15-17%) dibandingkan proporsi bakteri tersebut pada ikan kontrol (11%). Meskipun tidak terdapat perbedaan signifikan, hasil ini mengindikasikan penggunaan tepung daun kelor sampai 6 g/kg pakan dapat mempengaruhi komunitas bakteri saluran pencernaan ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kepadatan ikan dan volume media terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) serta menentukan rasio kepadatan efektif pada pembudidayaan akuaponik teknik media bed. Penelitian ini dilakukan pengukuran parameter diantaranya adalah laju pertumbuhan spesifik ikan, rasio konversi pakan yang diberikan, kualitas air serta tingkat kelangsungan hidup (survival rate). Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (rasio tebar ikan 1 ekor/L media bed; 2 ekor/L media bed; 3 ekor/L media bed; dan 4 ekor/L media bed) serta dilakukan tiga kali pengulangan pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata panjang ikan akhir antara 6,5 – 9,5 cm, dan rata-rata berat ikan akhir kisaran 5 – 17 gram. Nilai kepadatan optimum dan produktivitas ikan terbaik dari penelitian ini yaitu pada P4 dengan padat tebar 20 ekor per liter air dengan hasil yang signifikan.
Parasites in fish are ecological indicators, as they reflect the host's migration routes, feeding behavior and immune status. We performed a parasitological investigation of sea-running Baltic salmon to study the use of parasites as indicators for this fish stock. The host -a strain of Atlantic salmon Salmo salar -has been isolated for several millennia in the semi-enclosed brackish Baltic Sea, with limited migration to and from the North Sea. Twenty-four salmon (total body weight: 4.2−14.2 kg; total body length: 80−105 cm) were caught by spoon bait in the southern Baltic Sea during feeding migrations, necropsied shortly afterwards and internal organs subjected to parasitological investigation focusing on endoparasitic helminths. The pyloric region was heavily parasitized by the cestode Eubothrium crassum (100% prevalence; intensity: 97−273 parasites per infected fish), reflecting a diet of smaller pelagic fishes. The stomach contained the hemiurid digeneans Brachyphallus crenatus (95.8% prevalence; intensity: 8−151) and Hemiurus luehei (58.3% prevalence; intensity: 2−13), indicating a diet of clupeids. Schistocephalus solidus (25% prevalence; intensity: 1−2), liberated from ingested sticklebacks, the acanthocephalan Echinorhynchus truttae (54% prevalence; intensity: 1−13) and the adult nematode Hysterothylacium aduncum (29% prevalence; intensity: 1−13) were found in the intestine. The liver was parasitized by third-stage nematode larvae of Contracaecum osculatum (45.8% prevalence; intensity: 1−4), but these were growth-stunted and encapsulated. The parasite fauna differs markedly from salmon in North Atlantic waters, and the lack of purely marine parasite species indicates that the Baltic salmon has remained in the Baltic Sea during its life history.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.