PENDAHULUANNegara-negara Asia Tenggara adalah negara-negara multietnis, multiagama, dan negara baru. Sebagian besar negara-negara ini mendefinisikan bangsa ke dalam terminologi �budaya pribumi�. Namun di kalangan bangsa-bangsa ini ada pula yang mendefinisikan bangsa ke dalam pengertian ras dan etnik, atau semata-mata berdasarkan terminologi budaya. Dalam kasus Indonesia, pemerintah ingin membentuk sebuah masyarakat multietnis menjadi bangsa yang memiliki rasa kepemilikan bersama. Satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Sasaran kebijakkan pemerintah Indonesia adalah mengasimilasikan dan menyerap etnis Tionghoa ke dalam penduduk pribumi Indonesia.Leo Suryadinata menyatakan, ketika jumlah orang Tionghoa masih sedikit pada abad ke 18, mudah bagi populasi Asia Tenggara termasuk Indonesia, untuk menyerap mereka. Tapi sejak paruh abad ke 19, setelah gelombang besar populasi Tionghoa masuk ke Asia Tenggara, asimilasi menjadi lebih sulit. Bahkan sampai saat ini pun, sebagian besar etnis Tionghoa yang tetap kental karakteristik ke-Cina-annya adalah para imigran yang datang belakangan. Para imigran Cina ini disebut Zhongguo Qiaomin (warga Cina yang tinggal di luar negeri) atau Huaqiao (warga Cina yang bermukim di negara asing) oleh pemerintah Cina. Kukuhnya ataupun merosotnya identitas orang-orang Tionghoa, khususnya identitas politik yang kuat dengan negeri Cina, adalah akibat dari dua faktor yaitu ; (1) kebijakkan Cina terhadap golongan minoritas di perantauan ini dan (2) pengaruh situasi lokal Asia Tenggara.Kebangkitan kembali Cina telah membuat sebagian etnis Tionghoa menjadi lebih sadar akan warisan budaya mereka. Generasi pertama etnis Tionghoa Asia Tenggara yang tidak kehilangan warisan budaya Cina mereka, sebenarnya merasa secara kultural berorientasi terhadap Cina yang kembali bangkit. Bagi sebagian besar orang Tionghoa Asia Tenggara yang lahir dan dibesarkan di wilayah tersebut, daya tarik kebangkitan kembali Cina, tidaklah terlalu besar. Mereka mungkin bangga dengan warisan budaya mereka dan mungkin mencari asal usul mereka di kampung halaman nenek moyang mereka. Tetapi, identifikasi budaya mereka dengan Cina akan menipis karena kenyataan bahwa mereka tinggal di wilayah di mana nasionalisme pribumi sangat kuat. Mereka harus terus menyesuaikan diri dengan lingkungan regional. Kemungkinan, mereka lebih berorientasi terhadap negara yang mereka diami, asal saja negara tersebut tidak memberlakukan kebijakkan diskriminasi yang mencolok terhadap etnis Tionghoa.Munculnya nasionalisme Indonesia berkaitan erat dengan adanya kolonialisme Belanda di Indonesia. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme. Melalui keinginan bersama yang didasarkan oleh persamaan kepentingan itu akhirnya menciptakan nasionalisme Indonesia. Nasionalisme mengacu pada paham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan nasion atau bangsanya. Kelompok-kelompok suku atau etnik-etnik yang bersifat lokal dikoordinasikan secara kolektif untuk menuju keinginan bersama dan klimaksnya adalah pembentukan nasion Indonesia.Dalam penulisan sejarah Indonesia, peranan orang Tionghoa dalam berbagai hal hampir tidak pernah disebutkan secara panjang lebar meskipun banyak bukti sejarah yang menunjukkan sumbangan etnis Tionghoa bagi perkembangan Indonesia, misalnya dalam bidang agama, kesusasteraan, bahasa, kesenian, olah raga, bangunan, teknologi makanan dan dalam bidang kedokteran bahkan gambaran umum mengenai etnis Tionghoa di Indonesia yang ada selama ini adalah stigma bahwa golongan Tionghoa merupakan �binatang ekonomi� (economic animal) yang bersifat oportunis, tidak memiliki loyalitas politik, tidak nasionalis, dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Kalaupun masyarakat etnis Tionghoa disinggung dalam penulisan sejarah biasanya banyak berkaitan dengan peranannya di bidang ekonomi sebagai penguasa jalur ekonomi perantara yang banyak merugikan masyarakat pribumi dari kota sampai pelosok desa. (Yuanzhi, 2005).Berdasarkan kajian tersebut, dalam hal ini penulis akan mencoba mengungkapkan �Bagaimana Nasionalisme Etnis Tionghoa di Indonesia baik periode sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan termasuk masalah dan prospeknya�.
ABSTRAKPermasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya tingkat resiliensi mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan, Jawa Barat. Hal tersebut ditunjukan oleh perilaku mahasiswa yang tidak percaya dengan kemampuan diri sehingga memilih untuk mencontek saat mengerjakan tugas dan ujian. Aktivitas yang menjadi rutinitas mahasiswa adalah menyalin tugas temannya karena banyaknya tugas pada setiap matakuliah, terlebih ketika mahasiswa tidak menyiapkan tugas yang seharusnya di presentasikan mereka menunda tugasnya sampai pertemuan berikutnya atau bahkan tidak hadir pada pertemuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, kecakapan sosial dan kemandirian belajar terhadap tingkat resiliensi mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Pendidikan Ekonomi sebanyak 108 dan keseluruhannya dijadikan sampel (total sampel). Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan path analys (analisis jalur). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya terhadap kecakapan sosial mahasiswa; Terdapat pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya dan kecakapan sosial terhadap kemandirian belajar mahasiswa; Terdapat pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, kecakapan sosial dan kemandirian belajar terhadap resiliensi mahasiswa.Kata Kunci : Lingkungan Keluarga, Lingkungan Teman Sebaya, Kecakapan Sosial, Kemandirian Belajar, Resiliensi.
The problem behind this research is the low critical thinking ability of high school students in Kuningan, West Java. It is shown by there are still students who are still difficult in conducting the activities of asking and expressing opinions during discussion, besides there are still students who do not listen when the learning process takes place, it is also difficult to solve problems in learning. This study aims to determine the effectiveness of increasing students' critical thinking skills through the development of multimedia-based learning media. The method used in this study is the Research and Development (R n D). The research subjects used were high school students in Kuningan Regency. From the results of the study it is known that: Multimedia developed is effective in improving students' critical thinking skills.
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang terpenting dalam proses pendidikan, yang pada dasarnya dilaksanakan dalam pendidikan formal yaitu sekolah, walaupun proses belajar mengajar bisa dilaksanakan kapan saja dan dimana saja. Penerapan pendekatan saintifik sebagai salah satu pendekatan yang wajib digunakan dalam kurtilas merupakan manifestasi dari pendekatan kontruksivisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan pendekatan saintifik berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) di SMAN 1 Baregbeg; Gambaran pemahaman belajar siswa di SMAN 1 Baregbeg; Besarnya pengaruh pendekatan saintifik berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) terhadap hasil belajar siswa di SMAN 1 Baregbeg. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan dengan skala likert, uji koefisian korelasi dilanjutkan dengan penguujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terdapat peningkatan pemahaman belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan saintifik berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMAN 1 Baregbeg. Melalui pengisian angket kepada 54 siswa, yang diambil dari 9 siswa pada setiap kelasnya; Terdapat peningkatan pemahaman belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMAN 1 Baregbeg; Terdapat pengaruh pendekatan saintifik berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) terhadap pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X di SMAN 1 Baregbeg.Kata Kunci : Higher Order Thinking Skills (HOTS), Pemahaman Belajar.
T Covid-19 has caused a sudden shift from face to face teaching method to online learning that requires teachers and lectures as well to utilize technology. It also has made a significant surge in usage of online learning applications, video conferencing tools and language apps since COVID-19. One of language learning apps which is used by university students is ELSA Speak App. Hence, in the present study, four classes of students from English Education study program were surveyed to elicit their perceptions toward the use of ELSA App. By using a questionnaire adopted from Martins, Levis and Borges (2016), it is revealed that the majority of the students agreed that ELSA Speak App is a useful tool to improve their speaking ability particularly pronunciation aspect
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah menumbuhkan jiwa kepemimpinan melalui pembelajaran public speaking pada siswa SD Negeri 1 Desa Cipakem Kecamatan Maleber. Pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode konvensional dengan 4 materi pembelajaran public speaking yang dipersiapkan tim, peragaan oleh pemateri, serta praktek public speaking langsung oleh siswa. Dari hasil kegiatan diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan berjalan dengan sukse dan sesuai dengan harapan tim pengabdian kepada masyarakat. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran public speaking dapat meningkatkan keberanian siswa siswa, meningkatkan cara berkomunikasi siswa, meningkatkan kemampuan mengendalikan suasana dan mempertajam daya ingat siswa. Apabila proses pembelajaran seperti ini secara terus menerus dilaksanakan maka secara tidak langsung akan memberikan dampak kepada jiwa kepemimpinan yang dimiliki siswa.
The low performance of teachers is the issue behind this research. A phenomenon that often occurs in the field, shows that there are still teachers who are not maximal in the learning and evaluation process, use of time at work inefficiently, lack of collaboration with other teachers and show low morale. By collecting the results of teacher administration at Senior high schools in Kuningan, researchers carried out a field study that shows that they are still not fully collecting administration. The low performance of the teacher is thought to be influenced by the principal's leadership factor as the head of the school, the school work environment, and the teachers' work motivation.This study aims to determine first the influence of principal leadership on work motivation in Senior high schools in Kuningan; second, the influence of work environment on work motivation in Senior high schools in Kuningan; third, the influence of principal leadership on the performance of teachers in Senior high schools in Kuningan; fourth, the influence of work environment on teacher performance in Senior high schools in Kuningan; fifth, the influence of work motivation on teacher performance in Senior high schools in Kuningan. The method used in this research is descriptive and correlational methods. while the sample used is 233 teachers in Senior high schools in Kuningan.The results showed that; 1) there is a positive influence of leadership on work motivation in Senior high schools in Kuningan; 2) there is a positive influence of work environment on work motivation in Senior high schools in Kuningan; 3) there is an influence of principal leadership on teacher performance in Senior high schools in Kuningan; 4) there is an influence of the work environment on the performance of teachers in Senior high schools in Kuningan; 5) there is an influence of work motivation on teacher performance in Senior high schools in Kuningan. Based on the research results, it can be concluded that the principal's leadership has a positive effect on work motivation; the work environment has a positive effect on work motivation; Principal leadership has a positive effect on teacher performance; The work environment has a positive effect on teacher performance; Work motivation has a positive effect on teacher performance in Senior high schools in Kuningan. Keywords: Principal Leadership, Work Environment, Work Motivation, Teacher Performance.AbstrakPermasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kinerja guru. Fenomena yang terjadi menunjukan masih terdapat guru yang kurang maksimal dalam proses pembelajajaran dan evaluasi, penggunaan waktu dalam kerja, dan kejarsama dengan orang lain dalam bekerja yang kurang serta menunjukan semangat kerja yang rendah. Peneliti melakukan studi lapangan dengan mengumpulkan hasil adminitrasi guru pada SMA Negeri di Kabupeten kuningan yang menunjukan masih belum sepenuhnya dalam mengumpulkan adminitrasi. Rendahnya kinerja guru diduga dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin kepala sekolah, lingkungan kerja yang ada di sekolah serta motivasi kerja yang dimiliki oleh para guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi kerja di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Untuk mengetahui lingkungan kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Untuk mengetahui motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan metode korelasional. Dan sampel yang digunakan adalah 233 guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan. Hasil penelitian menunjukan bahwa; kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi kerja di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap motivasi kerja di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan; Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru di SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan.Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah; Lingkungan kerja; Motivasi kerja; Kinerja guru
Permasalahan mendasar dibeberapa program studi khususnya di Universitas Kuningan terjadinya persaingan yang ketat dalam penerimaan mahasiswa. Begitu pula dengan munculnya program studi atau penjurusan yang baru mengakibatkan mahasiswa bebas memilih sesuai dengan yang diharapkan. Keadaan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tertentu sampai sekarang ada Program Studi yang paling banyak diminati, sementara ada Program Studi yang relatif tetap, bahkan ada yang menurun seperti yang terjadi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.Mengantisipasi fakta-fakta tersebut maka proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih Program Studi tertentu sangat penting untuk diketahui oleh para pengelola perguruan tinggi swasta melalui kajian perilaku konsumen. Metode penelitian dikategorikan sebagai penelitian deskriptive. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kelas reguler Program Studi Pendidikan Ekonomi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified sampling. pengambilan sampel yang berdasarkan tingkatkan atau strata berdasarkan populasi. Hasil penelitian, maka dapat diketahui gambaran variabel citra program studi (X1) mencapai 88,49% yang termasuk ke dalam kategori kriterium sangat tinggi, variabel Motivasi Menjadi Guru (X2) termasuk dalam kriteria yang mencapai 86,70% yang termasuk ke dalam kategori kriterium sangat tinggi, variabel Keputusan Memilih Program Studi (Variabel Y) termasuk dalam kriteria yang mencapai 87,61% yang termasuk ke dalam kategori kriterium sangat tinggi.Kemudian faktor citra program studi dan motivasi menjadi Guru memberikan konstribusi sebesar 5 % terhadap Keputusan mahasiswa dalam memilih program Studi Dalam penelitian ini, peneliti memberikan sumbang saran sebagai berikut :1). Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang akademik, dosen diharapkan mampu meningkatkan kepuasan terhadap mahasiswa, ketika mengajar dosen dengan datang tepat waktu. 2). Jika terjadi keluhan atau kesulitan dari pihak mahasiswa atau pihak keluarga mahasiswa, dosen pembimbing harus lebih terbuka dan tanggap memberikan solusi terbaik kepada mahasiswa bimbingannya.3). Untuk memudahkan dalam pencarian informasi tentang program studi pendidikan ekonomi melalui internet, diharapkan program studi ke depannya dapat membuat website atau situs tersendiri sebagai ajang promosi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.