Video Pembelajaran pada Materi Teknik Dasar Footwork Bulutangkis

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model pembelajaran berbasis video materi teknik dasar footwork bulutangkis bagi mahasiswa program studi pendidikan jasmani dan kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Prosedur penelitian dengan mengadopsi tahapan-tahapan penelitian dari Borg and Gall. Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall yaitu sepuluh langkah-langkah. Prosedur dalam penelitian ini memiliki empat langkah yaitu pengumpulan informasi di lapangan, melakukan analisis terhadap informasi yang telah dikumpulkan, membuat draft model, dan validasi ahli. Produk penelitian dilakukan validasi pada ahli permainan bulutangkis dan ahli media. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Penjaskes FKIP Universitas Sriwijaya. Hasil validasi ahli permainan bulutangkis diperoleh rata-rata persentase sebesar 76,78 dengan kategori layak. Hasil penelitian dari validasi ahli media diperoleh persentase sebesar 74,38 dengan kategori layak. Implikasi dalam penelitian ini adalah produk penelitian berupa model pembelajaran berbasis video materi teknik dasar footwork bulutangkis telah dinyatakan valid sehingga dapat digunakan.

Analisis keterampilan short service backhand pada bulutangkis

“…Servis pendek adalah pukulan servis dengan mengarahkan shuttlecock kebidang sasaran servis yaitu kearah garis depan (short service line) atau kesudut titik berpotongan antara garis vertikal dengan garis tengah dan garis vertikal dan garis tepi (Suardi & Donie, 2018). (Suardi & Donie, 2018) shuttlecock harus diterbang serapat mungkin dengan net atau setipis mungkin diatas net untuk menghindari pukulan sergap pihak lawan.…”

“…Servis pendek adalah pukulan servis dengan mengarahkan shuttlecock kebidang sasaran servis yaitu kearah garis depan (short service line) atau kesudut titik berpotongan antara garis vertikal dengan garis tengah dan garis vertikal dan garis tepi (Suardi & Donie, 2018). (Suardi & Donie, 2018) shuttlecock harus diterbang serapat mungkin dengan net atau setipis mungkin diatas net untuk menghindari pukulan sergap pihak lawan. (Supriatna et al, 2022) servis pendek atau short service backhand ini sangat dominan dengan permainan ganda, namun dengan perkembangan gaya permainan https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/porkes Vol.…”

“…(Nasri et al, 2019) servis pendek ini banyak digunakan dalam permainan ganda dan juga permain tunggal untuk mengecoh lawan. (Suardi & Donie, 2018) menambahkan hal penting yang dilakukan sebelum melakukan servis ini yaitu cara memegang cock, untuk siap disajikan sebagai pukulan servis. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah cock harus terpegang dalam keadaan rileks dan siap untuk dilepaskan dari jari tangan.…”

Tingkat Kemampuan Servis Panjang Forehand dalam Permainan Bulutangkis

“…Namun, mereka masih memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja mereka dengan upaya yang tepat. Pada tahap selanjutnya, pihak terkait dapat melakukan analisis lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mahasiswa, seperti metode pembelajaran yang digunakan, tingkat motivasi, lingkungan belajar, dan dukungan akademik (Aryanti et al, 2021;Irawan & Supriyanto, 2020). Dengan memahami faktor-faktor ini, lembaga pendidikan dapat merancang intervensi yang sesuai untuk meningkatkan kinerja mahasiswa secara keseluruhan (Awwal, 2019;Haerun et al, 2020).…”

Blended learning in badminton subjects

“…Learning like this is of course not so difficult anymore where this is not something new for students, with the incident of the covid 19 virus there is a lesson that we can take where in the world of education students and teachers are no longer strangers to the blended learning system, where At the time of Covid 19 students and teachers were learning online, this of course made students and teachers quite proficient in operating computer and mobile smartphone, with this blended learning would be very easy to implement for teachers and students. A good learning model can help teachers convey material correctly, effectively, can create and enrich learning experiences, can describe events as realistically as possible, and can increase student activity and skills (Aryanti, 2021).…”