Validitas Buku Ilmiah Digital Keanekaragaman Tumbuhan Semak di Areal Reklamasi Pertambangan Batubara

Abstract

Validasi produk penting dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan ataupun kesalahan dari hasil pengembangan produk. Selanjutnya hasil pengembangan produk perlu dilakukan perbaikan dari aspek relevansi, akurasi, kebahasaan, dan proses pembelajarannya. Produk yang dikembangkan adalah buku ilmiah digital tentang keanekaragaman tumbuhan semak di areal reklamasi pertambangan batubara. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan validitas dari buku ilmiah digital sebagai materi penunjang konsep Keanekaragaman Hayati (khusus Sekolah Menengah Atas, kelas X). Bahan penyusunan buku ilmiah digital adalah tumbuhan semak pada plot permanen di areal reklamasi pertambangan batubara PT Adaro Indonesia (di Kalimantan Selatan). Pengembangan buku ilmiah digital menggunakan model Borg and Gall (1983). Buku ilmiah digital termasuk sangat valid (skor 3,66) dan hasil keterbacaan yang sangat baik (skor 3,21). Buku ilmiah digital secara prosedural dan teoritis layak digunakan dalam proses pembelajaran. Kualitas produk pengembangan termasuk sangat baik.

ETHNOBOTANY Melaleuca cajuputi (sub-species cumingiana) BETWEEN THE SABUHUR RIVER AS A POPULAR SCIENTIFIC BOOK

“…Validasi pakar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan, bertujuan untuk mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dari produk yang telah dikembangkan, baik dari sisi relevansi, akurasi, kebahasaan, dan pembelajarannya (Rahmi et al, 2020). Menurut Andira et al (2021), Sarah et al (2022), dan Rahmi et al, (2022), bahwa peer testing atau validasi pakar digunakan untuk menilai produk yang dibuat agar produknya sesuai tujuan, berkualitas, dan layak digunakan. Lebih lanjut Setyosari (2013), Hidayati (2016), Rahmi et al, (2020), dan Andira et al, (2021) menjelaskan bahwa validasi ahli berguna untuk review dan mendapatkan masukan, saran, dan komentar terhadap produk.…”

“…Hasil validasi digunakan untuk menggambarkan kekurangan produk dan perbaikan produk dapat dilakukan. Ditambahkan Rahmi et al (2022) bahwa tujuan validasi pakar untuk mengidentifikasi ambiguitas kalimat, kehilangan atau pedoman yang tidak pasti, contoh yang tidak pantas, kosakata yang tidak diketahui, gambar yang tidak pantas, atau gambar yang tidak jelas.…”

“…Menurut Depdiknas (2008), buku yang baik ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, mudah dimengerti, kalimat yang digunakan dan hubungan kalimatnya jelas, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Hal senada disampaikan Suwarni (2015) dan Rahmi et al (2022) bahwa bahasa yang digunakan dalam buku harus sederhana, lugas, bersifat komunikatif, bahasa yang digunakan sesuai EYD, dan istilah sesuai dengan konsep bahasan, dan sesuai dengan perkembangan kognisi peserta didik.…”

“…Hal ini menunjukkan bahwa BIP yang dikembangkan dapat menarik minat, motivasi, dan keinginan untuk mempelajari materi yang ada pada BIP. Rahmi et al (2022) menjelaskan bahwa aspek keterbacaan berkaitan dengan kemudahan berbahasa (kosa kata, kalimat, paragraf, dan wacana) dalam teks ketika mengarahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Mulyadi (2015), tingkat kesesuaian buku penting diperhatikan karena memengaruhi minat dan motivasi pengguna saat mempelajari materi-materi pada buku.…”

“…Salah satu bahan ajar yang banyak dikembangkan di Kalimantan Selatan adalah Buku Ilmiah Populer (BIP). Buku ilmiah adalah kumpulan informasi ilmiah atau hasil penelitian yang disajikan dengan bahasa sederhana, sistematis, singkat, padat, jelas, dan sesuai tingkat pendidikan dan pemahaman pengguna (Rahmi et al, 2022). Sarpani et al (2020) menyatakan bahwa buku ilmiah populer harus menggunakan bahasa yang lebih populer, mudah dimengerti, menarik, dan jelas.…”