Proceedings of the Seventh International Conference on Languages and Arts (ICLA 2018) 2019
DOI: 10.2991/icla-18.2019.16
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Tourist Art Packaging Randai Performance in Seribu Rumah Gadang Area Jorong Lubuk Jayanagari Koto Baru, Solok Selatan Regency,West Sumatra

Abstract: Randai is a traditional Minangkabau art that presents a combination of literary, dance and music. The essence of randai presentation is as a medium to convey kaba (folklore) through gurindam or poems sung, and galombang (dance) originating from Minangkabau martial arts movements. Randai performance is good for 2 to 3 hours, depending on the kaba or folklore delivered. This article is prepared based on the research of randai performances in the context of tourism in Kawasan Seribu Rumah Gadang Jorong Lubuk, Jay… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 1 publication
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Pertunjukan Randai itu sendiri, kerapkali mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam berbagai acara di kawasan tersebut. (Marzam et al, 2019). Cukup disayangkan, kondisi yang cukup kondusif ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai sanggar seni dan grup Randai di Solok Selatan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pertunjukan Randai itu sendiri, kerapkali mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam berbagai acara di kawasan tersebut. (Marzam et al, 2019). Cukup disayangkan, kondisi yang cukup kondusif ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai sanggar seni dan grup Randai di Solok Selatan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perubahan tari tradisional menjadi bentuk tari bernuansa budaya populer serupa Tari Persembahan Lintas Budaya, tentu menghadapi pula dilema komodifikasi budaya yakni 'dikorbankannya' nilai-nilai buadaya lokal untuk kepentingan pencanggihan budaya (Yoety, 2013). Hal serupa ini lazim 'dituduhkan' terjadi manakala logika pariwisata mengemuka sebagai tujuan utama, serupa yang terjadi dalam randai untuk pariwisata di Kawasan Saribu Rumah Gadang, atau tari kecak untuk pariwisata di Bali (Erawati, 2019;Marzam et al, 2019)…”
Section: Tari Persembahan Lintas-budaya Sebagai Seni Pariwisataunclassified
“…Kesenian merupakan unsur dan ekspresi kebudayaan manusia yang timbul karena adanya proses dan budaya, dan disertai dukungan dari masyarakat tertentu yang sama maupun berbeda, dan dapat mewujudkan perkembangan budaya dan digunakan pada berbagai aktivitas sosial masyarakat, seperti acara pesta pernikahan, acara adat batagak panghulu, acara turun mandi, acara adat khitanan, dan sebagainya. Di samping itu, saat ini kesenian tradisional juga dapat dikondisikan atau dikemas sebagai suatu bentuk suguhan pariwisata (Marzam et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified