Abstract. This research used qualitative approach, it is a case study using interview, observation, and doumentation as the technique in data collection. The research subject had been chosen through purposing sampling. The data was analyzed using triangulation technique and member checked. The findings shows that (i) The factors caused NAPZA abused to the first subject are the individual personality and peer. Whilst the factors caused NAPZA abused in the second subject are family (broken home family) and the environment. (ii) Napza abused caused negative impact to the physical, phsycological, social and spiritual of a person that can affect the learning achievement to both subjects in school. (iii) The guidance and counseling teacher treatment to both subjects that had already got NAPZA abused was done through giving information, individual counseling, home visit and do sweeping. However, those treatments had not been suceessfully applicable because NAPZA cases should get more serious attention in the way we give treatment. As the result we need a professional and representative therapy and rehablitation center.Keywords: NAPZA Abused; Adolescents.Abstrak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subyek penelitian dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan teknik trianggulasi dan member cek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada subyek pertama yaitu faktor individu (kepribadian) dan faktor lingkungan pergaulan (teman sebaya). Sedangkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada subyek kedua yaitu faktor keluarga (broken home) dan faktor lingkungan tempat tinggal. (ii) Penyalahgunaan NAPZA berdampak negatif pada fisik, psikologis, sosial dan spiritual sehingga berpengaruh pada hasil prestasi belajar kedua subyek di sekolah. (iii) Upaya guru bimbingan dan konseling terhadap kedua subyek yang sudah terlanjur menyalahgunakan NAPZA dilakukan melalui layanan informasi, konseling individual, home visit dan mengadakan razia. Namun hal tersebut belum maksimal, karena masalah NAPZA seharusnya perlu mendapatkan perhatian lebih serius dalam penanganannya, untuk itu dibutuhkan tempat terapi dan rehabilitasi yang secara professional dapat dipertanggungjawabkan.