2021
DOI: 10.36456/embrio.v13i1.3290
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Relationship Between Maternal Weight Gain and Newborn Weight With the Frequency of Stunting in South Central Timor District (TTS)

Abstract: During pregnancy, mothers are prone to experiencing nutritional problems. This problem can be fatal and exceptionally perilous for both the fetus and the mother. Malnutrition in pregnant women encompasses a huge enough affect on the growth process of the fetus and the child to be born, one of which is stunting. Toddlers' stunting in NTT is ranked 34th in Indonesia with a short presentation of 22.30% and very short 18.00%, while the incidence of stunting in TTS district reaches 57.3%. The point of the study was… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 8 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Demikian pula dengan situasi bayi dan balita, nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2018b). Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia menurut kerangka konsep WHO adalah ASI tidak eksklusif, penyakit infeksi, status ekonomi keluarga yang rendah, kelahiran prematur, panjang badan baru lahir yang pendek, usia ibu, ibu yang pendek, status gizi ibu, tingkat pendidikan orangtua rendah, berat badan dan panjang badan lahir, anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan (Beal et al, 2018) (Doddy, 2019 (Henuk et al, 2021) (Khairani & Effendi, 2019) (Wemakor et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Demikian pula dengan situasi bayi dan balita, nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2018b). Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia menurut kerangka konsep WHO adalah ASI tidak eksklusif, penyakit infeksi, status ekonomi keluarga yang rendah, kelahiran prematur, panjang badan baru lahir yang pendek, usia ibu, ibu yang pendek, status gizi ibu, tingkat pendidikan orangtua rendah, berat badan dan panjang badan lahir, anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di daerah pedesaan (Beal et al, 2018) (Doddy, 2019 (Henuk et al, 2021) (Khairani & Effendi, 2019) (Wemakor et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Gizi merupakan faktor masalah yang masih memprihatinkan dan menjadi penyebab utama terjadinya stunting (Anggryni, 2021). Stunting adalah kondisi dimana terjadi ketidaksesuaian antara tinggi badan dan usia (Henukh, Ahmad, & Pattypeilohy, 2021). Untuk mengetahuinya, Anda dapat melihat status gizi berdasarkan panjang badan atau tinggi badan menurut umur jika dibandingkan dengan standar anthropometry yang mengacu pada standar tumbuh kembang anak WHO, dengan z-score < -3 SD (sangat pendek) dan z-score -3 SD << -2SD (pendek) (Fatmawati, Handayani, & Zulfiana, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pengaruh buruk pada kesehatan janin pada kondisi preeklampsia yang lain disebabkan adanya penurunan perfusi uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta (Brown et al, 2018). Akibat yang bisa ditimbulkan oleh kondisi tersebut adalah hipertensi maternal, proteinuria, gawat janin, pertumbuhan janin terganggu, kelahiran prematur, meningkatkan mortalitas perinatal dan manifestasi klinis lain (Henukh et al, 2021). Adapun dampak pada janin adalah IUGR, oligohidramnion, prematuritas.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified