2018
DOI: 10.1038/sj.bdj.2018.224
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The referral and management process of patients sustaining peri-anaesthetic dento-alveolar trauma: an audit

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…1,2 Trauma oromaksilofasial kadang menjadi kasus yang kompleks sehingga pencegahan komplikasi dilakukan dengan pemeriksaan yang lebih teliti dan konsultasi secara multidisiplin. [5][6][7][8][9] Pemeriksaan klinis dilakukan di seluruh wajah yang terlihat, meliputi regio maksila dan mandibula, regio zigomatikus, regio orbita, sutura frontozigomatikus, prosesus zigomatikus, hidung, telinga, TMJ, dan seluruh daerah intraoral. 2,5,8 Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami keluhan nyeri pada kepala, gingiva dan gigi akibat trauma jatuh dari motor.…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…1,2 Trauma oromaksilofasial kadang menjadi kasus yang kompleks sehingga pencegahan komplikasi dilakukan dengan pemeriksaan yang lebih teliti dan konsultasi secara multidisiplin. [5][6][7][8][9] Pemeriksaan klinis dilakukan di seluruh wajah yang terlihat, meliputi regio maksila dan mandibula, regio zigomatikus, regio orbita, sutura frontozigomatikus, prosesus zigomatikus, hidung, telinga, TMJ, dan seluruh daerah intraoral. 2,5,8 Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami keluhan nyeri pada kepala, gingiva dan gigi akibat trauma jatuh dari motor.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…1,8 Pemeriksaan radiografi dilakukan untuk memperjelas diagnosis klinis, mengetahui letak fraktur dan kondisi lain pada daerah kepala, radiografi panoramik dan CT scan untuk menilai gangguan saraf pasien. 1,2,6,8 Dilakukan informed consent sebelum tindakan sesuai prosedur pemasangan eyelet splint untuk memfiksasi gigi anterior rahang atas, dan fikasi Erich arch bar untuk gigi anterior rahang bawah yang goyang. 1,2,4,5,[8][9][10] Tindakan replantasi pada gigi avulsi 11 dan 21 tidak dilakukan karena pasien/keluarga pasien tidak menemukan gigi yang yang terlepas di tempat kejadian trauma.…”
Section: Pembahasanunclassified