2021
DOI: 10.47655/dialog.v44i2.460
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The Nusantara Characters in Overcoming Negative Behaviors

Abstract: Understanding Nusantara character is important to overcome negative behaviors that often occur in the hearts of community. This study attempts to explore how Nusantara character is able to overcome negative behaviors. This study is literature in nature using several Indonesian journals of psychology. The results of this study indicate that the characters are developed from subjective happiness, motivation of achievement, and tolerance. These three characters have potentials to overcome negative behaviors.  The… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(6 citation statements)
references
References 19 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Kadang situasi ini menimbulkan benturan identitas, karena pluralitas budaya-agama-negara saling bertemu sehingga cenderung melahirkan "chaos" (Hook et al, 2016). Tentang benturan identitas ditengah situasi yang plural itu cukup lengkap diulas oleh salah satu psikolog nusantara yakni Suryomentaram (Sumanto, 2011;Trimulyaningsih, 2017;Afif, 2020;Pelupessy, 2021). Dalam teori Suryomentaram (Afif, 2020;Pelupessy, 2021), bahwa benturan identitas dapat terjadi karena setiap individu menganggap identitasnya sebagai catatan hidupnya, sehingga identitas tersebut berubah menjadi sangat eksklusif alias tidak bisa dinegosiasikan lagi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Kadang situasi ini menimbulkan benturan identitas, karena pluralitas budaya-agama-negara saling bertemu sehingga cenderung melahirkan "chaos" (Hook et al, 2016). Tentang benturan identitas ditengah situasi yang plural itu cukup lengkap diulas oleh salah satu psikolog nusantara yakni Suryomentaram (Sumanto, 2011;Trimulyaningsih, 2017;Afif, 2020;Pelupessy, 2021). Dalam teori Suryomentaram (Afif, 2020;Pelupessy, 2021), bahwa benturan identitas dapat terjadi karena setiap individu menganggap identitasnya sebagai catatan hidupnya, sehingga identitas tersebut berubah menjadi sangat eksklusif alias tidak bisa dinegosiasikan lagi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tentang benturan identitas ditengah situasi yang plural itu cukup lengkap diulas oleh salah satu psikolog nusantara yakni Suryomentaram (Sumanto, 2011;Trimulyaningsih, 2017;Afif, 2020;Pelupessy, 2021). Dalam teori Suryomentaram (Afif, 2020;Pelupessy, 2021), bahwa benturan identitas dapat terjadi karena setiap individu menganggap identitasnya sebagai catatan hidupnya, sehingga identitas tersebut berubah menjadi sangat eksklusif alias tidak bisa dinegosiasikan lagi. Suryomentaram menekankan bahwa identitas sebagai catatan hidup ini memiliki tendensi ke arah egoisitik (Widyarini, 2008;Afif, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Hal ini sesuai fakta bahwa Indonesia memiliki 1.340 suku yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga pulau Rote (BPS, 2010). Selain itu, setiap daerah di Indonesia juga menyimpan banyak konsep budaya yang mengandung nilai-nilai positif bagi pembentukan perilaku masyarakat atau dalam istilah Pelupessy (2021) adalah membentuk "kepribadian nusantara". Misalnya, di Maluku Tengah ada konsep budaya masohi (Bartels, 2017;Pelupessy & Tihurua, 2021), di Ternate ada tradisi kolili kie (Syawal & Samuda, 2017), di Jawa ada konsep mo limo (Latif, 2019), dan masih ada banyak konsep budaya lainnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Meskipun demikian, fakta keberagaman itu kadang memicu konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat (Hook et al, 2016). Berbagai aksi bom bunuh diri, konflik antar suku dan konflik antar agama kerap terjadi di Indonesia (Pelupessy, 2021;Saifuddin, 2022;Fariz & Saloom, 2021). Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satu diantaranya adalah karena perbedaan pandangan penafsiran atas agama di tengah keberagamaan (Syeirazi, 2020;Saifuddin, 2022), politisasi identitas (Maarif, 2012), dan ketidakadilan sosioekonomi (Kha ab et al, 2018;Caruso & Schneider, 2011;Pelupessy, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified