The Link between Job Demands, Burnout, and the Self-Undermining of Healthcare Employees during the COVID-19 Pandemic: An Underestimated Threat?

Abstract

Previous studies have shown an association between job demands and burnout in medical staff during the pandemic. However, these studies have ignored the possibility of loss cycle occurrence during the crisis. In order to address this gap, the aim of this study was to test the mediating role of burnout in the positive relationship between job demands and the self-undermining of healthcare employees during the COVID-19 pandemic. Self-undermining represents the set of behaviors that generate obstacles and diminish performance (e.g., careless mistakes, generating interpersonal conflicts, poor communication), and it has been suggested that this variable could explain the loss cycle between demands and burnout (the phenomenon in which demands increase burnout, which in turn leads to even greater demands). A total of 523 healthcare workers from two Romanian hospitals (e.g., physicians, nurses, stretcher-bearers) completed a self-report questionnaire during the COVID-19 outbreak that included three job demands, burnout, and self-undermining. Burnout mediated the positive relationship between two demands (work–family conflict; lack of equipment and supplies) and self-undermining. These results may provide a preliminary indication for the existence of loss cycles, supporting the assumptions of the job demands-resources theory. Moreover, the results highlight the risk of loss cycle occurrences for healthcare employees during outbreaks.

The impact of role conflict on turnover intention among faculty members: A moderated mediation model of emotional exhaustion and workplace relational conflict

“…Based on a moderated mediation model, Shin et al (2020) found a positive correlation between role ambiguity and emotional exhaustion as well as a positive association between emotional exhaustion and turnover intention. Furthermore, Golu et al (2022) identified emotional exhaustion as a mediator between work–family conflict, which could be considered to be a form of role conflict that can undermine the self. For employees, including faculty members, who are considering leaving their organizations, especially if they do not have another job, this behavior could be considered to be a form of self-undermining.…”

Hubungan Antara Tuntutan Kerja dan Burnout dengan Motivasi Kerja Sebagai Moderator Pada Karyawan Kalangan Generasi Z di DKI Jakarta

“…Indonesia telah banyak melonggarkan pembatasan-pembatasan yang telah terjadi selama pandemi, termasuk banyak sekolah, perguruan tinggi, dan kantor-kantor di kota-kota besar telah beraktivitas seperti saat-saat normal. Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai tuntutan kerja dan burnout, dibeberapa tahun terakhir lebih berfokus pada pekerja sebagai tenaga kesehatan karena pandemi COVID-19 yang mengharuskan tenaga kesehatan bekerja lebih dan menimbulkan tingkat tuntutan tinggi, sehingga pada akhirnya menyebabkan burnout pada karyawan (Bakker et al, 2014;Golu et al, 2022). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti terkait dengan hubungan tuntutan kerja dan burnout dengan motivasi kerja sebagai moderator bagi karyawan generasi Z yang belum diteliti pada beberapa penelitian referensi sebelumnya.…”

“…Penelitian sebelumnya dari Bakker et al (2014) meneliti hubungan tuntutan kerja terhadap burnout pada karyawan usia beragam, yaitu dari usia 20 hingga 50 tahun. Penelitian Golu et al (2022) menemukan hubungan yang signifikan antara tuntutan kerja dan burnout yang diteliti pada karyawan secara umum, yaitu berusia 20 hingga 50 tahun. Penelitian yang telah ada dilakukan dengan sampel para karyawan diberbagai usia.…”

“…Studi sebelumnya dari Bakker et al (2014) menunjukkan bahwa hubungan antara tuntutan pekerjaan dan burnout adalah positif, yang berarti bahwa tuntutan pekerjaan memprediksi tingkat burnout. Penelitian selanjutnya dari Golu et al (2022) juga menunjukkan hubungan yang positif antara tuntutan pekerjaan dan burnout.…”

“…Kedua penelitina yang telah disebutkan dari Bakker et al (2014) dan Golu et al (2022) diadakan di negara-negara maju seperti Belanda dan Romania. Berdasarkan gap yang ada pada hal tersebut, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang sejenis dengan membahas mengenai hubungan antara tuntutan kerja dengan burnout di negara berkembang, yaitu Indonesia, dengan memilih daerah yang lebih spesifik yaitu provinsi DKI Jakarta, karena memiliki tingkat angkatan kerja yang tinggi dan kepadatan penduduk yang lebih besar (23.877 jiwa/km 2 ) daripada daerah lain di Indonesia dan negara seperti Belanda (501 jiwa/km 2 ) dan Rumania (84 jiwa/km 2 ) yang menjadi sampel penelitian sebelumnya (Cimatti, 2021).…”