The Implementation of Lilifuk Customary Law Towards Coastal Environmental Degradation of Kupang Bay

Abstract

The kuanheun coastal communities have a customary law that help maintain coastal environmental sustainability resourceS called as lilifuk customary law(lilifuk atolan instrument Keywords: lilifuk customary law, environmental degradation, kupang bay AbstrakMasyarakat pesisir Desa Kuanheun memiliki hukum adat yang membantu menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya pesisir, yakni hukum adat lilifuk (atolan alat lilifuk). Penelitian ini menggunakan metode penelitian empiris dengan tiga permasalahan, yaitu: nilai-nilai apasajakah yang terkandung dalam hukum adat lilifuk; bagaimanakah peranan hukum adat lilifuk dalam mencegah perusakan lingkungan pesisir; bagaimanakah keterkaitan antara nilai-nilai hukum adat lilifuk dengan ketentuan Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pertama, Hukum adat lilifuk mengandung nilai-nilai, di antaranya: nilai religius, nilai ekologi, nilai komunal, nilai relasi sosial, nilai solidaritas dan tanggung jawab, nilai kepemimpinan sosial, dan nilai pendidikan. Kedua, penyelesaian terhadap pelanggaran hukum ada lilifuk akan ditempuh melalui tahap-tahap sebagai berikut: Pelaporan; Perundingan; Putusan; dan Eksekusi. Ketiga, Ada keterkaitan antara nilai-nilai yang terkandung dalam hukum adat lilifuk dengan nilai-nilai dalam UU WP3K.Kata kunci: hukum adat lilifuk, perusakan lingkungan, teluk kupang.

Exploring the Philosophical Values in the Rejang Tribe Traditional Law

“…Many countries have indigenous cultures manifested in the forms of Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions [3]. In line with the principle of customary law include as local wisdom, it is a way of life and science as well as various life strategies in the form of activities undertaken by local comunities in addressing various problems in daily basis [4]. Therefore, indigenous peoples place customary law as a 'means' to maintain customary values so that they remain sustainable and can be implemented in harmony with the times [5].…”

Tata Kelola Laut dan Pesisir Berbasis Kearifan Lokal Desa Lewomuda Kabupaten Flores Timur

“…Sejauh ini penelitian konservasi pesisir dan laut berbasis kearifan lokal di Nusa Tenggara Timur cenderung menggunakan perspektif peran perangkat kelembagaan Papadak (Ketti, 2021); kajian profil kearifan lokal Lilifuk (Surbakti & Leonak, 2020); Peran dan pelaksanaan kearifan lokal Lilifuk (Asagabaldan, 2017). Berbeda dengan tiga tema penelitian di atas, penelitian nilai publik dalam tradisi Letu Ai dan Lowa Lara berupaya melengkapi analisis kontekstual nilai publik Lilifuk (Hasriyanti dkk., 2021;Unbanunaek & Pello, 2017) sebagai kekayaan intelektual masyarakat lokal dalam teritorial berbeda dan nilai lokal dapat diintegrasikan dalam kerangka tata kelola laut dan pesisir di wilayah Kabupaten Flores Timur. Hasil penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan mata kuliah tata kelola pesisir dan laut berlandaskan nilai lokal yang dianut dan disepakati secara normatif oleh masyarakat.…”