2015
DOI: 10.1186/s12887-015-0525-2
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

The immunogenicity, safety, and consistency of an Indonesia combined DTP-HB-Hib vaccine in expanded program on immunization schedule

Abstract: BackgroundWHO recommended incorporation of Haemophilus influenzae type b (Hib) vaccination into immunization program. Indonesia would adopt Hib as a National Immunization Program in 2013. We aimed at analyzing immunogenicity, safety, and consistency of a new combined DTP-HB-Hib (diphtheria-tetanus-pertussis-Hepatitis B-Haemophilus influenza B) vaccine.MethodsA prospective, randomized, double blind, multicenter, phase III study of Bio Farma DTP-HB-Hib vaccine conducted in Jakarta and Bandung, August 2012 - Janu… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

3
16
2
9

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
9

Relationship

3
6

Authors

Journals

citations
Cited by 18 publications
(30 citation statements)
references
References 19 publications
3
16
2
9
Order By: Relevance
“…Ketiga fase menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan imunogenik untuk diberikan pada bayi sebagai dosis primer. [6][7][8] Pembuatan vaksin kombinasi ini sangat membantu, karena bila vaksin Hib diberikan secara terpisah dengan DTwP/HB, berarti akan terjadi pemberian dua suntikan sekaligus akan tidak nyaman pada bayi serta biaya yang diperlukan menjadilebih mahal. Reaksi lokal dan sistemik dicatat pada kartu harian pada 30 menit, 72 jam, hingga 28 hari setelah imunisasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Ketiga fase menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan imunogenik untuk diberikan pada bayi sebagai dosis primer. [6][7][8] Pembuatan vaksin kombinasi ini sangat membantu, karena bila vaksin Hib diberikan secara terpisah dengan DTwP/HB, berarti akan terjadi pemberian dua suntikan sekaligus akan tidak nyaman pada bayi serta biaya yang diperlukan menjadilebih mahal. Reaksi lokal dan sistemik dicatat pada kartu harian pada 30 menit, 72 jam, hingga 28 hari setelah imunisasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Thus, poor vaccine immunogenicity and effectiveness have been observed for both killed-and live-oral vaccines targeting bacterial and viral pathogens. The same does not appear to be true of parenterally administered vaccines [19,20].In addition to geographic variation, oral vaccine immunogenicity can vary by season and age at administration. OPV is less immunogenic when given during warm, humid months [21,22], while Rotarix was shown to have lower immunogenicity during the cool, dry season in Zambia [23].…”
mentioning
confidence: 99%
“…Thus, poor vaccine immunogenicity and effectiveness have been observed for both killed-and live-oral vaccines targeting bacterial and viral pathogens. The same does not appear to be true of parenterally administered vaccines [19,20].…”
mentioning
confidence: 99%
“…Meskipun berdasarkan literatur didapatkan efek simpang DTwP lebih besar dari DTaP, tetapi pada penelitian yang dilakukan di Jakarta dan Bandung pada 600 bayi usia 6-11 minggu didapatkan hasil yang cukup aman dan tidak ditemukan KIPI serius seperti ensefalopati, kejadian hipotonik/hiporesponsif maupun kejang. 16 KIPI yang terbanyak adalah bengkak ringan (25%) yang akan sembuh tanpa pengobatan dan demam ringan (20%). Dengan pemberian DTwP risiko infeksi pertusis menjadi lebih rendah dan jangka waktu perlindungan lebih lama dibandingkan dengan pemberian DTaP.…”
Section: Pembahasaanunclassified