2021
DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i2.32340
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Teknologi Budidaya Labu Madu Dan Pemanfaatannya Sebagai Pangan Alternatif Di Desa Pasigaran, Sumedang, Jawa Barat

Abstract: Tanaman labu madu belum banyak dikenal oleh masyarakat secara umum. Tanaman ini apabila ditelaah dari segi manfaatnya ternyata berpotensi dijadikan pangan alternatif yang dapat memenuhi asupan gizi masyarakat dengan cara mengolahnya lebih lanjut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diadakan di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat bertujuan memperkenalkan dan mendiseminasikan teknik budidaya daya labu madu dan pemanfaatannya sebagai pangan alternatif yang diharapkan dapat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 5 publications
0
1
0
Order By: Relevance
“…Nama labu madu belum cukup dikenal di Indonesia sebab masyarakat lebih mengenalnya dengan nama labu kuning atau waluh, dengan beberapa ciri khas yaitu berbentuk fisik yang serupa lampu bohlam, daging yang bertekstur lembut jika dikonsumsi, serta memiliki rasa yang khas sebab kandungan gulanya yang terus mengalami peningkatan seiring dengan lamanya penyimpanan hingga waktu maksimal yaitu enam bulan (Ariyanti & Suminar, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Nama labu madu belum cukup dikenal di Indonesia sebab masyarakat lebih mengenalnya dengan nama labu kuning atau waluh, dengan beberapa ciri khas yaitu berbentuk fisik yang serupa lampu bohlam, daging yang bertekstur lembut jika dikonsumsi, serta memiliki rasa yang khas sebab kandungan gulanya yang terus mengalami peningkatan seiring dengan lamanya penyimpanan hingga waktu maksimal yaitu enam bulan (Ariyanti & Suminar, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Upaya kelompok ini dalam melakukan rehabilitasi hutan mangrove dianggap berhasil yaitu dengan ditandai terbentuknya kembali hutan mangrove yang luasannya mencapai kurang lebih 30,5 hektar. Keberhasilan ini selanjutnya mendorong intervensi pihak luar untuk berkontribusi melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat maupun pengelolaan ekosistem mangrovenya, sehingga dengan adanya intervensi tersebut telah memengaruhi kapasitas masyarakat lokal dalam pemeliharaan mangrovenya (Roslinda et al, 2021).…”
Section: Introductionunclassified
“…We chose pumpkin because, in terms of quantity, pumpkin is suitable as a complementary food ingredient (Ariyanti, 2021). Before processing pumpkin into boba topping, it is necessary to prove its suitability and recommendation by food inspection experts scientifically.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%