Pilihan tipe co-management konservasi hutan rawa mangrove dalam kasus kehadiran kelompok peduli pesisir

Abstract

Keberhasilan konservasi hutan rawa mangrove di Setapuk Besar belum diketahui apakah lebih terdorong oleh partisipasi anggota kelompok peduli pesisir atau sudah melibatkan bukan anggota. Masalah ini penting dianalisis untuk menentukan pilihan tipe co-manajemen konservasinya, setelah rehabilitasi hutan mangrove dianggap berhasil. Studi ini bertujuan menganalisis implikasi kehadiran kelompok peduli pesisir dan partisipasi komunitas terhadap pilihan tipe co-manajemen konservasi hutan mangrove. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui wawancara terstruktur terhadap 90 responden, sedangkan alat analisisnya menggunakan metode deskriptif dan uji beda U-Mann Whitney. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan partisipasi anggota kelompok peduli pesisir secara signifikan mempunyai kualifikasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bukan anggota, sehingga ini menunjukkan masih tingginya gap yang terjadi. Perbedaan pemahaman dan partisipasi ditunjukkan oleh tingginya kemampuan anggota kelompok dalam menganalisis, menginterpretasikan, memahami kondisi lingkungan, dan juga kepeduliannya terhadap kegiatan konservasi. Keberhasilan konservasi yang masih bertumpu pada partisipasi anggota kelompok perlu terus ditingkatkan dengan memperbaiki kapasitas manajemennya, sehingga tingkat partisipasi bisa semakin luas melibatkan sebagian besar anggota komunitas. Dalam kaitan ini, mempertimbangkan telah berperannya kelompok peduli pesisir namun masih adanya gap pemahaman dan partisipasi, maka pilihan bentuk co-manajemen konservasi yang dianggap cocok adalah tipe kooperatif.