2014
DOI: 10.20886/jpht.2014.11.1.45-52
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Teknik Peningkatan Daya Dan Kecepatan Berkecambah Benih Pilang

Abstract: A. leucophloea Pilang (a) merupakan salah jenis potensial untuk kayu energi dan cocok ditanam pada lahan terdegradasi, karena mempunyai sistem perkaran yang kompak. Tujuan penelitian untuk mendapatkan metode uji perkecambahan yang dapat meningkatkan viabilitas benih. Metode uji meliputi pengujian perlakuan pendahuluan: kontrol (tanpa perlakuan), benih direndam dalam air kelapa selama 30 dan 60 menit, dengan H SO selama 20 dan 40 menit, dalam air panas (suhu 100 C) selama 10 dan 20 detik kemudian masukkan air k… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(9 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Menurut Ista (2010) kecambah normal dibagi menjadi 3 kriteria yakni kecambah lengkap tanpa cacat, kecambah dengan sedikit kerusakan namun tidak menghambat pertumbuhannya dan kecambah dengan infeksi jamur namun masih dapat dikendalikan. Sedangkan kecambah abnormal adalah kecambah yang rusak pada bagian morfologinya, bentuknya tidak proporsional dan terserang jamur atau bakteri yang menyebabkan kecambah memiliki potensi sangat kecil hidup (Ista, 2010 (Suita & Dida, 2015).…”
Section: Bahan Dan Metodeunclassified
“…Menurut Ista (2010) kecambah normal dibagi menjadi 3 kriteria yakni kecambah lengkap tanpa cacat, kecambah dengan sedikit kerusakan namun tidak menghambat pertumbuhannya dan kecambah dengan infeksi jamur namun masih dapat dikendalikan. Sedangkan kecambah abnormal adalah kecambah yang rusak pada bagian morfologinya, bentuknya tidak proporsional dan terserang jamur atau bakteri yang menyebabkan kecambah memiliki potensi sangat kecil hidup (Ista, 2010 (Suita & Dida, 2015).…”
Section: Bahan Dan Metodeunclassified
“…Benih lamtoro mempunyai kulit benih yang keras, kulit benih yang keras mempunyai sifat dormansi yaitu suatu kondisi dimana benih hidup tidak berkecambah sampai batas waktu akhir pengamatan perkecambahan (akhir pengamatan sesuai standar pengujian dan mutu benih tanaman hutan (Sudrajat, Nurhasybi, & Bramasto, 2015) Jenis mucuna yang mempunyai dormansi kulit biji yang dilakukan dengan menggunakan H2SO4 selama 10 menit menghasilkan daya berkecambah yang tinggi yaitu 92% (Astari, Rosmayati, & Bayu, 2014). Untuk jenis pilang yang direndam dengan H2SO4 pekat selama 20 menit menghasilkan daya berkecambah 56% dan yang tanpa perlakuan 0% (Suita & Bustomi, 2014), serta untuk jenis Acacia erioloba yang direndam H2SO4 selama 6 menit dapat menghasilkan daya berkecambah 88% (Rasebeka et al, 2014), begitu juga jenis weru dengan menggunakan perlakuan perendaman H2SO4 selama 10 menit dapat menghasilkan daya berkecambah mencapai 93% (Suita & Nurhasybi, 2014 Perlakuan perendaman dengan air panas juga merupakan perlakuan yang dapat meningkatkan daya berkecambah benih yang mempunyai dormansi kulit benih karena fungsi air panas dapat melunakkan kulit benih, untuk benih lamtoro yang ditabur pada bak kecambah tertutup sudah mampu menghasilkan daya berkecambah rata-rata 55%, dan kontrol hanya 44% (Tabel 3). Benih yang ditabur di laboratorium dengan metode UDK menghasilkan daya berkecambah 78% dan kontrol hanya 21,33% (Tabel 6).…”
Section: B Pembahasanunclassified
“…Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa juga dapat membantu meningkatkan viabilitas benih malapari pada media pasir + tanah, Morus macroura (pada media kapas basah) dan kopi (pada media tanah gambut dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1) (Anwar et al, 2008 ;Turnip et al 2014 ;Suita & Syamsuwida, 2015). Peningkatan daya berkecambah juga terjadi pada benih cempaka dan kacang tanah yang terlebih dahulu direndam air kelapa (Kurniaty et.…”
Section: A Hasilunclassified
“…Oleh karena itu perendaman dalam air sebelum dikecambahkan memegang peranan penting agar benih yang telah menyerap air bisa muncul atau tumbuh calon akar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suita & Syamsuwida (2015) yang menyebutkan bahwa perendaman benih malapari pada air biasa selama 24 jam dapat mematahkan dormansi sehingga menghasilkan daya berkecambah sampai 100% dengan media pasir + tanah. Pada benih Manilkara kauki (L.) Dubard dengan perlakuan direndam air-jemur selama 3 hari secara umum menghasilkan perkecambahan lebih baik pada media pasir + tanah (Sudrajat & Megawati, 2010).…”
Section: A Hasilunclassified