Survei Laut Dalam Rangka Mengurangi Resiko Hambatan Dalam Penggelaran Kabel Elekomunikasi Bawah Laut Di Selat Karimata

Abstract

Kajian ini dilaksanakan dalam rangka rencana penggelaran kabel telekomunikasi (PT. Moratelindo) antara Pulau Kalimantan dengan Pulau Belitung. Untuk menghubungkan kedua pulau tersebut kabel akan melalui Selat Karimata. Usulan jalur kabel atau rute kabel ditentukan melalui Desk Top Study yang dilaksanakan oleh Balai Teknologi Survei Kelautan-BPPT dengan memanfaatkan informasi dan data sekunder sebagai usulan awal jalur survei. Ada beberapa potensi resiko yang bisa mengakibatkan hambatan dan kerugian pada saat penggelaran kabel, yang mana hal ini tidak bisa diidentifikasi dari data sekunder. Untuk itu perlu dilakukan survei laut, kajian dan analisis hasil survei untuk mengurangi resiko tersebut. Metoda survei laut yang diterapkan dalam kajian ini meliputi survei hidrografi, survei geofisika dangkal, dan pengambilan contoh sedimen. Hasil survei menunjukan adanya beberapa lokasi berpotensi bisa menyebabkan hambatan dalam pelaksanaan pengeelaran kabel yang disebabkan adanya objek objek berbahaya didasar laut, kelerengan dasar laut yang tajam, penurunan permukaan dasar laut, adanya terumbu karang dan kanal. Dari analisis data dan analisis potensi resiko, hasil survei laut bukan merupakan revisi perubahan rute yang besar. Namun demikian survei laut ini sangat penting dilakukan untuk mengurangi hambatan pada saat proses penggelaran mengingat bahwa mesin penggelar kabel adalah mesin yang mahal sehingga kerugian yang diakibatkan tidak dilakukan survei laut akan jauh lebih besar apabila tidak dilakukan survei laut. Kata kunci: Survei laut, mengurangi, resiko, hambatan, penggelaran kabel

Prosedur Survei Pemetaan Bawah Laut Untuk Perencanaan Pemasangan Sistem Kabel Laut Indonesia Cable Base Tsunamimeter (Ina-Cbt)

“…Hasil survei dapat memberikan kontribusi penting dalam penyusunan jadwal dan anggaran penggelaran kabel, serta berpengaruh pada perkiraan anggaran perawatan kabel dan pengembangan rute kabel di masa mendatang. Lebih jauh, survei pemetaan bawah laut juga penting untuk dapat mengidentifikasi potensi resiko pada jalur kabel yang direncanakan sehingga hasil survei diharapkan dapat memperkecil resiko hambatan pada saat proses penggelaran kabel (Muljawan et al, 2019). Sistem kabel Ina-CBT memiliki sensor deteksi tsunami pada OBU, sehingga memerlukan informasi lokasi rute atau jalur kable yang tepat.…”

Seabed morphology characterization for Indonesian cable-based tsunameter route in Cilacap Segment, Indonesia

“…For instance, geomorphology of the seabed could describe the hazards that may occur in underwater optical cables, and its important factors in maximizing burial and cable protection [4]. Thus, it is necessary to carry out a mitigation process before functioning of the submarine cable, including identification and characterization of geomorphology and seabed sediments, as well as burial surveys [5]. Several studies have been conducting on seabed mapping as part of process development of submarine cable infrastructures in Indonesia such as for telecommunication [5] as well as for disaster mitigation purposes [6].…”

“…Thus, it is necessary to carry out a mitigation process before functioning of the submarine cable, including identification and characterization of geomorphology and seabed sediments, as well as burial surveys [5]. Several studies have been conducting on seabed mapping as part of process development of submarine cable infrastructures in Indonesia such as for telecommunication [5] as well as for disaster mitigation purposes [6]. Therefore, characterization of seabed features is an important part of the engineering design process as well as for understanding the environmental impact to submarine optical cables.…”