2021
DOI: 10.17582/journal.aavs/2022/10.4.811.820
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Supply Chain Analysis of Cattle Market Participants in North Central Timor Regency

Abstract: This study determined the product flow, financial flow, and information flow in the beef cattle supply chain in each marketing agency of beef cattle in the North Central Timor Regency. The research method used was descriptive quantitative, which was carried out by a survey method. Determination of the sample using two methods: purposive sampling (applied to farmer respondents) and snowball sampling (to collect respondents from traders and butchers). Samples used in the study were 115 respondents consisting of … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 14 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Usaha sapi potong sebagai bagian sub sektor peternakan, banyak diusahakan untuk penunjang usaha pertanian oleh masyarakat pedesaan, yang pengelolaannya secara perorangan, kelompok tani, maupun pola kemitraan (Qinayah et al, 2022), sebagai sumber pendapatan utama maupun tabungan guna menunjang perekonomian keluarga (Putri et al, 2019). Sapi potong yang diusahakan kebanyakan merupakan usaha peternakan rakyat di pedesaan dengan tingkat kepemilikan berkisar antara 3 sampai 5 ekor (Suherman et al, 2021), sehingga usaha ini umumnya hanya merupakan usaha sampingan yang hasilnya digunakan pada waktu tertentu di saat peternak memerlukan uang untuk kebutuhan mendesak (Harsita, 2021;Sikone et al, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Usaha sapi potong sebagai bagian sub sektor peternakan, banyak diusahakan untuk penunjang usaha pertanian oleh masyarakat pedesaan, yang pengelolaannya secara perorangan, kelompok tani, maupun pola kemitraan (Qinayah et al, 2022), sebagai sumber pendapatan utama maupun tabungan guna menunjang perekonomian keluarga (Putri et al, 2019). Sapi potong yang diusahakan kebanyakan merupakan usaha peternakan rakyat di pedesaan dengan tingkat kepemilikan berkisar antara 3 sampai 5 ekor (Suherman et al, 2021), sehingga usaha ini umumnya hanya merupakan usaha sampingan yang hasilnya digunakan pada waktu tertentu di saat peternak memerlukan uang untuk kebutuhan mendesak (Harsita, 2021;Sikone et al, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sub sektor peternakan diberi peran dan fungsi yang berat sebagai penyumbang protein gap (protein hewani) dan peningkatan perekonomian masyarakat Belu. Kondisi saat ini kepemilikan ternak seperti sapi, kambing, dan babi hanya digunakan sebagai simpanan atau tabungan dengan maksud apabila dibutuhkan dalam waktu mendesak (urgent), maka ternak tersebut dapat dijual dengan cepat (Sikone et al, 2022) dan belum dikelola dengan tujuan komersial. Sistem pemeliharaan ternak sapi di Belu sama dengan wilayah lain di daratan Timor yang umumnya masih tergolong tradisional dengan cara menggembalakan sapi di padang pada pagi sampai sore hari mencapai 70,89%, selebihnya dikandangkan 10,55% dan siang ternak diikat di padang 18,56% (Ali et al, 2010).…”
unclassified