Struktur Dan Perilaku Pasar Komoditi Bawang Merah

Abstract

Pasar bawang merah melibatkan petani produsen dan beberapa pedagang perantara telah membentuk tingkah laku di pasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur dan perilaku pasar bawang merah di Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur. Sampel responen petani menggunakan teknik purposive sampling. Responden pedagang menggunakan snowball sampling. Analisis struktur pasar, mengukur tingkat konsentrasi pasar melitupti pangsa pasar, CR4, HHI, hambatan masuk pasar, pengetahuan pasar dan diferensiasi produk. Hasil penelitian menunjukkan, pasar bawang merah berada pada struktur pasar persaingan tidak sempurna yang oligopsoni. Perilaku pasar mengamati mekanisme penetapan harga, cara penjualan, penerapan fungsi pemasaran, memberikan petunjuk bahwa perilaku pasar bawang merah yang dilakuakn dengan sistem penetapan harga di kendalikan oleh pedagang sehingga petani cenderung sebagai price taker sedangkan pedagang sebagai price maker. Disarankan petani produsen perlu membentuk kelompok untuk bekerja sama dalam menjalankan pemasaran bawang merah melalui pendampingan yang difasilitasi oleh pemerintah atau lembagan terkait.

Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Membeli Bawang Merah di Pedesaan: Sebuah Analisis Deskriptif

“…Sedangkan sisanya yakni 23,33 % mendapat sumber informasi dari diri sendiri, 6,67 % mendapat informasi dari teman atau kenalan, 1,67 % mendapat sumber informasi dari keluarga, dan 0,83 mendapat sumber informasi dari media sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Astuti, (2013); Husen et al, (2022); Side et al, (2018) Berdasarkan Tabel 5. informasi yang paling dipercayai oleh responden dalam pembelian bawang merah yaitu penjual atau tempat membeli dengan persentase 66,67 %. sedangkan sisanya yakni 24,16 % mempercayai diri sendiri sebagai sumber informasi dalam pembelian bawang merah, 5,84 % mempercayai teman atau kenalan sebagai sumber informasi dalam membeli bawang merah, dan 3,33 % mempercayai informasi pembelian bawang merah berasal dari keluarga.…”

“…sedangkan sisanya yakni 24,16 % mempercayai diri sendiri sebagai sumber informasi dalam pembelian bawang merah, 5,84 % mempercayai teman atau kenalan sebagai sumber informasi dalam membeli bawang merah, dan 3,33 % mempercayai informasi pembelian bawang merah berasal dari keluarga. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Haneloy et al, (2021); Husen et al, (2022); dan Side et al, (2018) yang menyatakan bahwa informasi yang dapat dipercaya biasanya berasal dari penjual, dan percaya pada diri sendiri. Adapun lama responden dalam memperoleh informasi sebagai pertimbangan dalam keputusan pembelian bawang merah adalah kurang dari 1 minggu.…”

“…Hal tersebut dipengaruhi oleh pentingnya bawang merah dalam pemenuhan kebutuhan bumbu dapur rumah tangga. Hasil ini sejalan dengan penelitian Husen et al, (2022); dan Side et al, (2018) yang menunjukkan bahwa informasi yang penting dalam pemasaran bawang merah adalah terkait dengan kualitas dan harga bawang merah.…”