“…In learning evaluation, the focus of assessment is on how the learning process occurs and the results achieved (Abraham et al, 2018;Ahlerup & Hansson, 2011;Andrew et al, 2019;Fitriati et al, 2014;Karliani & Triyani, 2021;Li & De Costa, 2023;Suyadi et al, 2022). This includes evaluating the learning activities of teachers and students as well as the achievement of learning objectives by students.…”
Section: The Concept Of Ict Usage For Assessmentmentioning
Pendidikan memainkan peran sentral dalam kemajuan suatu bangsa, sementara kemajuan teknologi menjadi krusial dalam konteks pendidikan dan evaluasi kualitas pendidikan yang semakin signifikan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengimplementasikan teknologi, khususnya perangkat lunak Excel, dalam optimalisasi pengolahan nilai. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini memberikan penjelasan tentang penggunaan Excel sebagai alat penilaian dalam pembelajaran. Dengan memanfaatkan fitur-fitur Excel seperti formula, filter, dan formatting, penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi ini dapat menjadi alat yang kuat dalam menciptakan kemudahan yang terstruktur, mudah dimengerti, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Hasil penelitian ini menyoroti potensi Excel sebagai alat yang efektif dalam menyederhanakan proses pengolahan nilai sumatif terhadap pembelajaran PAI, memberikan kesempatan bagi pendidik untuk merancang penilaian yang lebih terukur dan adaptif sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian implikasi penelitian ini, memberikan pemanfaatan teknologi Excel dalam konteks pembelajaran PAI dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan evaluasi pendidikan secara keseluruhan.
“…In learning evaluation, the focus of assessment is on how the learning process occurs and the results achieved (Abraham et al, 2018;Ahlerup & Hansson, 2011;Andrew et al, 2019;Fitriati et al, 2014;Karliani & Triyani, 2021;Li & De Costa, 2023;Suyadi et al, 2022). This includes evaluating the learning activities of teachers and students as well as the achievement of learning objectives by students.…”
Section: The Concept Of Ict Usage For Assessmentmentioning
Pendidikan memainkan peran sentral dalam kemajuan suatu bangsa, sementara kemajuan teknologi menjadi krusial dalam konteks pendidikan dan evaluasi kualitas pendidikan yang semakin signifikan. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengimplementasikan teknologi, khususnya perangkat lunak Excel, dalam optimalisasi pengolahan nilai. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini memberikan penjelasan tentang penggunaan Excel sebagai alat penilaian dalam pembelajaran. Dengan memanfaatkan fitur-fitur Excel seperti formula, filter, dan formatting, penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi ini dapat menjadi alat yang kuat dalam menciptakan kemudahan yang terstruktur, mudah dimengerti, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Hasil penelitian ini menyoroti potensi Excel sebagai alat yang efektif dalam menyederhanakan proses pengolahan nilai sumatif terhadap pembelajaran PAI, memberikan kesempatan bagi pendidik untuk merancang penilaian yang lebih terukur dan adaptif sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian implikasi penelitian ini, memberikan pemanfaatan teknologi Excel dalam konteks pembelajaran PAI dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan evaluasi pendidikan secara keseluruhan.
“…The researchers believe it is necessary to investigate the significance of Citizenship Education through learning materials. Karliani & Triyani (2020) state that strengthening student attitudes can be integrated in the curriculum because it can increase student's knowledge and understanding. A general description regarding the significance of Citizenship Education in Elementary Schools requires further investigation so that there is a relevance between the pedagogical needs of Citizenship Education and teacher's competence.…”
Section: Yayuk Hidayah / Preparing Primary Education Teachers To Teac...mentioning
The function of education in fostering civic pedagogical skills is important. In particular, this study aims to analyse the function of the elementary education department in fostering the pedagogical skills of primary teachers’ candidates to teach civic education to young learners. As an attempt to collect the data, interviews, observation, documentation, and literature study were employed. The study results indicate that education's function in fostering civic pedagogical skills was conducted through Elementary Civics Education Learning Materials, namely 1) SD PPKn learning methods, 2) Elementary Civic Education materials, and 3) PGSD students’ understanding of the concept of Elementary Civics Education Materials. The recommendation of this research is to make the subject matter Primary PPKn learning as a strategy for increasing the meaning of Citizenship Education in Higher Education.
“…Karena itulah diperlukan upaya perdamaian yang mampu menyentuh lapisan terdalam pada individu maupun kelompok yang ada di masyarakat sehingga akan timbul tanggung jawab sosial dari mereka untuk terus merawat perdamaian tersebut karena menjaga dan melestarikan keharmonisan harus terus dilakukan secara berkesinambungan (Arifinsyah, 2015). Pada ranah inilah local wisdom mampu memainkan perannya sebagai solusi dalam meredam konflik sosial di masyarakat dengan menghadirkan sikap cinta damai pada masyarakat, karena keharmonisan antar manusia akan terjaga ketika perkataan, sikap dan perilaku yang muncul mampu memberikan kesenangan dan keamanan pada setiap orang (Karliani & Triyani, 2021).…”
Section: Tepung Tawar Perdamaian Dalam Perspektif Nilai-nilai Pancasilaunclassified
Provinsi Sumatera Selatan menyandang predikat daerah zero conflict sebab tidak ditemukannya konflik di daerah Sumatera Selatan terutama yang terkait dengan Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA), hal tersebut terjadi disebabkan oleh masih digunakannya tradisi lokal, yaitu berupa tradisi “tepung tawar perdamaian” sebagai resolusi konflik. Hal ini merupakan upaya melakukan perdamaian melalui mediasi dialogis dari tokoh masyarakat terhadap pihak-pihak yang berselisih agar konflik yang lebih besar dan luas dapat dihindari. Artikel ini bertujuan untuk menganalisa bentuk resolusi konflik tersebut berdasarkan perspektif nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah melalui kajian pustaka terhadap berbagai literatur terkait seperti jurnal ilmiah serta buku terutama yang membahas mengenai resolusi konflik, kearifan lokal serta implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Hasil analisis menunjukkan nilai-nilai Pancasila diimplementasikan melalui tradisi tepung tawar perdamaian terutama pada nilai persatuan dan musyawarah mufakat. Melalui tepung tawar perdamaian pihak-pihak yang berkonflik dikondisikan agar setuju untuk melakukan perdamaian. Hal ini biasanya dilakukan oleh tetua pada keluarga didampingi oleh berbagai orang yang dianggap tokoh. Ketika sudah mencapai kesepakatan mengenai waktu kedatangan maka pihak yang ingin berdamai akan mendatangi pihak lainnya dengan membawa ketan kunyit dan ayam panggang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan jika bentuk resolusi konflik di Sumatera Selatan yang dilakukan melalui tepung tawar perdamaian merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila yang merupakan nilai luhur dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi solusi untuk mencegah dan mengatasi konflik yang sangat mungkin muncul dari keberagaman yang ada di Indonesia.
South Sumatra Province holds the title of zero conflict area because there are no conflicts found in the South Sumatra region, especially those related to ethnicity, religion, race, and inter-group. This happens because local traditions are still used, namely the tradition of "tepung tawar perdamaian" as a Conflict resolution is an effort to make peace through dialogical mediation by community leaders towards disputing parties so that larger and more widespread conflicts can be avoided. This article aims to analyze the form of conflict resolution based on the perspective of Pancasila values which is the nation's ideology. The method used in this research is through a literature review of various related literature such as scientific journals and books, especially those that discuss conflict resolution, local wisdom, and the implementation of Pancasila values in life. The results of the analysis show that the values of Pancasila are implemented through the tradition of “Tepung Tawar Perdamaian”, especially the values of unity and consensus deliberation. Through “tepung tawar perdamaian”, the parties in conflict are conditioned to agree to make peace. This is usually done by the elders in the family accompanied by various people who are considered figures. When an agreement has been reached regarding the time of arrival, the party who wants to make peace will come to the other party to make peace, brought turmeric sticky rice and grilled chicken. The conclusion of this research shows that the form of conflict resolution in South Sumatra which is carried out through “tepung tawar perdamaian” is an embodiment of the values of Pancasila which in fact are indeed noble values of the local wisdom of the Indonesian people, and this can be a solution to prevent and resolve serious conflicts, perhaps arises from the diversity that exists in Indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.