2017
DOI: 10.22146/mgi.24227
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Strategi untuk Mengatasi Permasalahan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE)

Abstract: Abstrak Di Indonesia, dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan, Dinas Sosial mengelompokkan penduduk yang menjadi target, yaitu kelompok penduduk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Menurut Dinas Sosial, setidaknya terdapat 22 definisi operasional dan karakteristik dari masing-masing jenis PMKS, salah satunya adalah Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Metode deskriptif baik kuantitatif maupun kualitatif digunakan dalam studi ini. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif baik dengan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
3
0
8

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(11 citation statements)
references
References 1 publication
0
3
0
8
Order By: Relevance
“…WRSE adalah wanita baik gadis maupun janda yang merupakan kepala keluarga. Menurut (Fajarwati et al, 2017) menjelaskan wanita kepala rumah tangga adalah wanita yang dianggap bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, yaitu : 1) wanita yang tidak kawin yaitu wanita yang tidak terikat dengan perkawinan dan bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, 2) wanita kawin yaitu wanita yang terikat dalam perkawinan tetapi tempat tinggalnya terpisah dengan suami sehingga wanita tersebut mengepalai rumah tangganya, 3) wanita cerai hidup atau cerai mati dan belum menikah lagi dan tidak kembali ke keluarga yang melahirkan atau mertua. Secara lebih spesifik, menurut (Kaninda, 2016) WRSE adalah seseorang wanita dewasa yang belum menikah atau janda yang tidak mempunyai pengahasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dengan ciri-ciri wanita dewasa, belum menikah (adalah wanita anak fakir miskin) atau janda (adalah wanita sebagai kepala keluarga), berusia 18 -< 60 tahun dan penghasilan tidak memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…WRSE adalah wanita baik gadis maupun janda yang merupakan kepala keluarga. Menurut (Fajarwati et al, 2017) menjelaskan wanita kepala rumah tangga adalah wanita yang dianggap bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, yaitu : 1) wanita yang tidak kawin yaitu wanita yang tidak terikat dengan perkawinan dan bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, 2) wanita kawin yaitu wanita yang terikat dalam perkawinan tetapi tempat tinggalnya terpisah dengan suami sehingga wanita tersebut mengepalai rumah tangganya, 3) wanita cerai hidup atau cerai mati dan belum menikah lagi dan tidak kembali ke keluarga yang melahirkan atau mertua. Secara lebih spesifik, menurut (Kaninda, 2016) WRSE adalah seseorang wanita dewasa yang belum menikah atau janda yang tidak mempunyai pengahasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dengan ciri-ciri wanita dewasa, belum menikah (adalah wanita anak fakir miskin) atau janda (adalah wanita sebagai kepala keluarga), berusia 18 -< 60 tahun dan penghasilan tidak memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kesejahteraan wanita wajib menjadi agenda penting dalam program pengentasan kemiskinan karena kesejahteraan wanita pada umumnya dapat mencerminkan kesejahteraan keluarga dan dapat menjadi jaminan bagi kesejahteraan golongan PMKS lainnya, yaitu anakanak, lansia, dan anggota keluarga yang menderita penyakit (Fajarwati et al, 2017). Hal tersebut terkait dengan peranan reproduktif yang melekat pada kaum perempuan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…These studies can be divided into three main trends. First, research that analyzes the efforts of disadvantaged families in fighting poverty, such as research (Pitoyo & Alfana, 2015), (Arif Nursaid, 2016), (Fajarwati, Sari, & Soewarno, 2017) and (Surahmiyati, Yoga, & Hasanbasri, 2017). Second, research that discusses poverty conditions in Indonesia, especially in eastern Indonesia such as research (Dedi Dhosa, 2017), (Ermasari, Sukamdi, & Tukiran, 2010), and (Leslie & Hardyastuti, 2011).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Harini dan Listyaningsih in Fajarwati et al stated that the economically vulnerable women are women who are considered responsible for their household are (1) women are not married and are responsible for their household; (2) woman is married but has a separate residence from her husband so that the woman is head of the household, and; (3) women are divorced or divorced and have not remarried and have not returned to the family. In general, adult women are not married or widowed and do not have enough income to meet their basic daily needs [2]. In Irma's opinion, women are stereotyped as weak and useless by society.…”
mentioning
confidence: 99%