Sosialisasi Sex Education Di Paud Se-Gugus Anyelir Kota Bengkulu

Abstract

Kasus kekerasan seksual pada anak-anak semakin meningkat sehingga cukup menyita perhatian masyarakat. Tindakan-tindakan asusila datang bahkan berasal dari orang terdekat anak yang belum paham mengenai pendidikan seksual. Anak-anak kemungkinan besar sulit untuk bisa melawan perlakuan menyimpang yang terjadi karena minimnya sex education pada guru dan orangtua. Penyuluhan tentang sex education diharapkan mampu mengatasi permasalah tersebut. Pengabdian ini dilakukan pada masyarakat dengan tujuan untuk menambah dan meningkatkan pemahaman guru maupun orang tua terkait pentingnya sex education pada anak usia dini. Selain itu memberikan informasi dan mengetahui cara mengajarkan sex education dengan cara yang tepat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan di Universitas Bengkulu secara daring pada hari kamis Tanggal 4 November 2021 melibatkan guru dan orang tua dari anak usia dini di TK Se-Gugus Anyelir Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu dengan jumlah 120 orang. Kegiatan workshop dilakukan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab sesuai dengan kajian literatur untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman tentang sex education. Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu berdasarkan hasil evaluasi kegiatan Sosialisasi sex education sebagai upaya pencegahan pelecehan terhadap anak bagi guru dan orang tua se Gugus Anyelir Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa kegiatan berjalan dengan sukses sesuai dengan rencana. Hal ini terlihat dari tingginya persentase peserta terkait dengan kebermanfaatan kegiatan dan kemudahan bagi peserta dalam memahami materi serta lebih dari 70% peserta menginginkan kegiatan pengabdian ini dapat dilakukan kembali. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyarakat yaitu mitra memiliki pemahaman tentang pentingnya sex education sejak usia dini dan mengetahui cara mengajarkan sex education pada anak secara tepat.

Pembuatan Flashcard Audio Visual untuk Peningkatan Pemahaman Sex Education Anak Usia Dini

“…Hal ini sejalan dengan riset Sutriyani sebelumnya yakni guru termotivasi dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis digital (Sutriyani et al, 2023). Kegiatan PKM ini relevan dengan kegiatan pengabdian Qalbi sebelumnya (Qalbi et al, 2022), namun yang membedakan ialah pada hasil yang diperoleh, dimana PKM sebelumnya hanya melakukan sosialisasi literatur sedangkan PKM ini memberikan hasil sebuah inovasi media pembelajaran berupa flashcard sex education berbasis audiovisual yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini.…”