Sleep restriction may lead to disruption in physiological attention and reaction time

Abstract

Sleepiness is the condition where for some reason fails to go into a sleep state and will have difficulty in remaining awake even while carrying out activities. Sleep restriction occurs when an individual fails to get enough sleep due to high work demands. The mechanism between sleep restriction and underlying brain physiology deficits is not well assumed. The objective of the present study was to investigate the mental attention (P300) and reaction time [visual (VRT) and auditory (ART)] among night watchmen, at subsequent; first (1st) day, fourth (4th) day and seventh (7th) day of restricted sleep period. After exclusion and inclusion criteria, the study was performed among 50 watchmen (age=18–35 years) (n=50) after providing written informed consent and divided into two group. Group I-(Normal sleep) (n=28) working in day time and used to have normal sleep in night (≥8 h); Group II-(Restricted sleep) (n=22) - working in night time and used to have less sleep in night (≤3 h). Statistical significance between the different groups was determined by the independent student ʻtʼ test and the significance level was fixed at p≤0.05. We observed that among all normal and restricted sleep watchmen there was not any significant variation in Karolinska Sleepiness Scale (KSS) score, VRT and ART, along with latency and amplitude of P300 on 1st day of restricted sleep. However at subsequent on 4th day and 7th day of restricted sleep, there was significant increase in (KSS)score, and prolongation of VRT and ART as well as alteration in latency and amplitude of P300 wave in restricted sleep watchmen when compare to normal sleep watchmen. The present finding concludes that loss of sleep has major impact in dynamic change in mental attention and reaction time among watchmen employed in night shift. Professional regulations and work schedules should integrate sleep schedules before and during the work period as an essential dimension for their healthy life.

Perubahan Waktu Reaksi terhadap Stimulus Visual pada PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung setelah Bertugas Selama 24 Jam

“…Waktu reaksi menjadi lambat seiring usia yang bertambah, waktu reaksi menurun pada usia ≥50 tahun karena penurunan fungsi kognitif yang menurunkan kecepatan sinyal impuls oleh sistem saraf. 9,10 Lama tidur rerata sebelum bertugas pada subjek penelitian adalah 5,79±1,174 jam. 4,[8][9][10][11][12] Lama tidur subjek penelitian yang menjalani sif 24 jam rerata adalah dua jam.…”

“…9,10 Lama tidur rerata sebelum bertugas pada subjek penelitian adalah 5,79±1,174 jam. 4,[8][9][10][11][12] Lama tidur subjek penelitian yang menjalani sif 24 jam rerata adalah dua jam. Penelitian sebelumnya di Inggris menunjukkan bahwa seseorang yang terjaga selama 17-19 jam menunjukkan penurunan kinerja dan kewaspadaan.…”

“…Penelitian lain menunjukkan seseorang yang tidur ≤6 jam menunjukkan penurunan kemampuan reaksi, kecepatan pengambilan keputusan, serta daya ingat kata, dan angka. [7][8][9][10][11] Jumlah subjek yang mengikuti penelitian ini sebanyak 58 orang. Berdasar atas jenis kelamin, 42 orang laki-laki (72%) dan 16 orang perempuan (28%).…”

“…Waktu reaksi setelah melaksanakan tugas jaga selama 17 jam on call menjadi lebih lambat dibanding dengan waktu reaksi bila dokter anestesi bekerja sehari hari tanpa on call selama 17 jam. [3][4][7][8][9][10] Waktu reaksi setelah bertugas selama 24 jam menjadi lebih lama dibanding dengan sebelum bertugas selama 24 jam mungkin disebabkan oleh gangguan kualitas dan kuantitas tidur peserta PPDS karena secara kuantitas tidur hanya rerata 2 jam. Jumlah tidur yang tidak cukup menyebabkan rasa mengantuk dan kelelahan yang dapat menurunkan fungsi kinerja otak bagian prefrontal cortex sehingga menurunkan fungsi kognitif, fungsi berpikir, konsentrasi, kreativitas, dan fungsi luhur lainnya.…”

“…Jumlah tidur yang tidak cukup menyebabkan rasa mengantuk dan kelelahan yang dapat menurunkan fungsi kinerja otak bagian prefrontal cortex sehingga menurunkan fungsi kognitif, fungsi berpikir, konsentrasi, kreativitas, dan fungsi luhur lainnya. 4,[8][9][10] Kelelahan dan gangguan tidur akibat jaga malam dapat memicu perubahan neurotransmiter dan neuroinflamasi di otak. Proses neuroinflamasi dalam otak dipengaruhi oleh sistem imunitas dan disfungsi aksis hipotalamus -kelenjar pituitari -kelenjar adrenal (HPA).…”