Sistem Inventarisasi Barang Dinas Pendidikan Nasional Kuningan Jawa Barat

Abstract

The national education department's inventory record is unique because the goods are in schools under service, not in the office. Inventory complexity has increased due to the procurement of different schedules and reports, not only for internal but also for other institutions concerned. A structured and accessible inventory from anywhere is the right choice for the effectiveness and efficiency of this work. This research aims to design a website-based information system for goods inventory in the National Education Office (DISDIKNAS). The software development method used in this study is the Rational Unified Process. The study results obtained a web-based application that can help DISDIKNAS inventory goods in a structured and accessible anywhere

Two Factor Authentication Sistem Inventarisasi Barang dan Manajemen Dana Bantuan Operasional Sekolah Dinas Pendidikan Nasional

“…Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Kabupaten (DISDIKNAS) Kuningan pada tahun 2021 telah menggunakan sistem informasi berbasis website untuk mengelola aset mereka [1]. Aset yang tersebar pada sekolahsekolah dalam wilayah kerja DISDIKNAS Kuningan dapat dicatatkan pada sistem informasi berbasis website tersebut.…”

“…Aset yang tersebar pada sekolahsekolah dalam wilayah kerja DISDIKNAS Kuningan dapat dicatatkan pada sistem informasi berbasis website tersebut. Tercatat 1.826 dari tingkat PAUD sampai SLTA berada pada wilayah kerja DISDIKNAS dengan total barang mencapai lebih dari 100.000 [1].…”

“…Pengembangan sistem informasi inventarisasi data barang DISDIKNAS Kuningan ini memungkinkan untuk menambahkan fitur baru walaupun sudah diimplementasikan (telah digunakan). Hal ini karena dari awal sistem informasi ini menggunakan metode pengembangan Rational Unified Process (RUP) [1]. Teknik RUP memungkinkan penyesuaian terhadap prototipe yang ada untuk menghasilkan sistem yang dapat diterima, dan perubahan yang terjadi dianggap sebagai bagian dari proses pengembangan itu sendiri [1]- [3].…”

“…Hal ini karena dari awal sistem informasi ini menggunakan metode pengembangan Rational Unified Process (RUP) [1]. Teknik RUP memungkinkan penyesuaian terhadap prototipe yang ada untuk menghasilkan sistem yang dapat diterima, dan perubahan yang terjadi dianggap sebagai bagian dari proses pengembangan itu sendiri [1]- [3]. Akan tetapi kekurangan pada Software Development Live Cycle (SDLC) ini sangat menyarankan aplikasi dikembangkan oleh pengembang yang sama [3].…”

“…Fokus penelitian ini adalah pada authentication pengguna pada sistem. Akan tetapi karena penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya [1] disebutkan ada beberapa fitur yang dikembangkan bersamaan dengan 2FA. Penambahan fitur baru berupa manajemen dana BOS, untuk perbaikan adalah perubahan fitur login dan registrasi pengguna.…”