ABSTRAKOut-of-hospital cardiac arrest (OHCA) menjadi fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kematiannya yang sangat tinggi. Penyebabnya adalah terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan RJP. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan RJP di komunitas agar terbentuk bystander RJP yang dapat bersedia dengan sukarela memberikan tindakan RJP. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan pelatihan RJP berbasis mobile application dan simulasi terhadap pengetahuan dan keterampilan melakukan RJP. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pretest-posttest design. Responden berjumlah 50 yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: kelompok mobile application dan kelompok simulasi. Responden ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisa data menggunakan uji t-dependent dan uji tindependent. Hasil uji t-dependent menunjukkan kelompok mobile application memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (p=0,000) dan keterampilan (p=0,000). Kelompok simulasi juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (p=0,000) dan keterampilan (p=0,000). Hasil uji tindependent didapatkan perbedaan yang signifikan terhadap variabel pengetahuan antara kelompok mobile application dan kelompok simulasi dimana kelompok mobile application memiliki nilai pengetahuan yang lebih besar dibandingkan kelompok simulasi (p=0,021). Pada variabel keterampilan didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok mobile application dan kelompok simulasi dimana kelompok simulasi memiliki nilai keterampilan yang lebih besar dibandingkan kelompok mobile application (p=0,044). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pelatihan RJP dengan menggunakan mobile application dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan pengetahuan, sedangkan metode simulasi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan keterampilan dalam melakukan RJP.
ABSTRACT
Out