Simplified Wayang Performance as a Medium of Teaching of Indonesian Lesson for Foreign Speaker (Bipa) in Islamic University (Ptki) in Facing Industry 4.0 Revolution Era

Abstract

This paper is aimed to analyze how wayang can be used as a medium of teaching BIPA in PTKI in facing industry 4.0 revolution era. Wayang (shadow puppet) as learning media of BIPA can be applied in industry 4.0 revolution era in advanced level by using a simplified performance of wayang as a learning media. The method in this research was descriptive analytic method. The techniques of collecting the data included documentary techniques and content analysis. The data were analysed, described, and concluded. The techniques of analysis data used Literature Based Thematic (LBT) and interactive model. LBT, a model of literature appreciation, is applied in learning the simplified wayang performance. This model will lead students to learn literature as a way of life. Students watch wayang performance in a film together in Indonesian language, then students discuss the good things or character education that need to be implemented or not in life, students are also asked to compare the characters each other, after that the students write the results of the discussion in Indonesian language and they will have a peer-review activity to evaluate their work.

The Use of Wayang Stories in BIPA Learning as an Effort of Indonesian Language Diplomacy

“…Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumen dan konten analisis. Teknik analisis data menggunakan Literature Based Thematic (LBT) [11]. Dengan menggunakan teknik ini memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung mengenai kehidupan di sekitarnya.…”

“…Tokoh dalam cerita wayang yang sampai saat ini masih sangat lekat di masyarakat adalah Punokawan. Lebih menarik lagi Punokawan dijadikan sebagai tokoh utama dalam novel yang ditulis oleh Emha Ainun Najib pada tahun 1994 berjudul "Gerakan Punakan Atawa Arus Bawah" [11]. Salah satu tokoh dalam Punakawan yang dianggap memiliki sikap bijaksana adalah Semar.…”

“…Berdasarkan contoh analisis yang disajikan di atas maka penggunaan cerita wayang ini dapat diterapkan sebagai materi ajar untuk BIPA level I. Peserta pada BIPA level I diharapkan mampu memahami dan menggunakan ungkapan konteks perkenalan diri dan pemenuhan kebutuhan konkret sehari-hari dan rutin dengan cara sederhana untuk berkomunikasi dengan mitra tutur yang sangat kooperatif [11]. BIPA Level I merupakan level paling sederhana yang mengharapkan pemelajar dapat berkomunikasi secara sederhana.…”

“…Isnaniah menggunakan cerita wayang Dewa Ruci sebagai materi ajar pada BIPA level tinggi. Penggunaan pertunjukan wayang dapat dilakukan dalam bentuk menonton video pertunjukan yang kemudian siswa secara bersama-sama berdiskusi mengenai nilai-nilai yang muncul dalam cerita tersebut [11]. Sementara itu, dalam tulisan ini menggunakan cerita wayang yang sederhana untuk sekadar memperkenalkan nama-nama tokoh, lokasi, maupun nama lain yang cukup dikenal luas oleh pemelajar.…”

“…Sementara itu, terdapat tulisan lain yang memasukkan unsur budaya lain dalam pengajaran BIPA. Beberapa penelitian tersebut antara lain tentang budaya Jawa [14], urgensi budaya lokal dalam pengajaran BIPA [4], penggunaan pertunjukan wayang sebagai media dalam pengajaran BIPA [11], dan budaya Islam modern [15]. Tulisan ini juga mengkaji budaya lokal mengenai wayang.…”