Fisheries and Aquaculture in the Modern World 2016
DOI: 10.5772/64252
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Setting Up Traceability Tools for the Indonesian Blue Swimming Crab Fishery: A Case Study in Southeast Sulawesi

Abstract: The Indonesian blue swimming crab fishery developed rapidly during the 1990s to become an important source of income for coastal communities. The blue swimming crab (BSC) in 2015 is the third highest export commodity in Indonesia, primarily to USA markets. Southeast (SE) Sulawesi is a relatively minor area for blue swimming crab production (approximately 1200-2000 mt per annum), in which only a subset of Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) members are active, and it may be a conducive region in whic… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
9
0
1

Year Published

2017
2017
2022
2022

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

2
4

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(10 citation statements)
references
References 2 publications
0
9
0
1
Order By: Relevance
“…Teluk Lasongko dan Kendari merupakan daerah penangkapan rajungan di Sulawesi Tenggara, dan sejak awal tahun 2000-an sampai sekarang penangkapan rajungan di kedua perairan tersebut berkembang pesat dan dilakukan oleh nelayan kecil. Penangkapan rajungan di Sulawesi Tenggara menggunakan bubu sebagai alat tangkap dominan dan juga gillnet rajungan, dan daerah penangkapannya tersebar pada daerah pantai terbuka dan teluk mulai dari bagian intertidal sampai 35 meter (Madduppa et al 2016;Hamid et al 2017). Tingkat pemanfaatan rajungan di perairan Sulawesi Tenggara sudah tergolong tangkap lebih atau overfishing (Suman et al 2016), sehingga perlu segera dilakukan pengelolaan dengan baik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Teluk Lasongko dan Kendari merupakan daerah penangkapan rajungan di Sulawesi Tenggara, dan sejak awal tahun 2000-an sampai sekarang penangkapan rajungan di kedua perairan tersebut berkembang pesat dan dilakukan oleh nelayan kecil. Penangkapan rajungan di Sulawesi Tenggara menggunakan bubu sebagai alat tangkap dominan dan juga gillnet rajungan, dan daerah penangkapannya tersebar pada daerah pantai terbuka dan teluk mulai dari bagian intertidal sampai 35 meter (Madduppa et al 2016;Hamid et al 2017). Tingkat pemanfaatan rajungan di perairan Sulawesi Tenggara sudah tergolong tangkap lebih atau overfishing (Suman et al 2016), sehingga perlu segera dilakukan pengelolaan dengan baik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…This would be an appropriate pre-cautionary approach for maintaining a spawning and breeding female population and therefore stock productivity. This could be monitored through integrated traceability tools (see Madduppa et al 2016). (iii) Concerning fishing gear selectiveness, the collapsible trap was the most selective gear, with an average size of BSC up to 112 mm at all landing sites, and the least selective was trawling.…”
Section: Implications For Fishery Managementmentioning
confidence: 99%
“…Fishing activities in BSC fisheries carried out in a relatively short time on each trip by small-scale fishers, and they have one-day fishing as seen in Southeast Sulawesi (Madduppa et al 2016). The common fishing gears used to catch BSC in Indonesia are bottom trawl (locally: "arad"), bottom gill net (locally: "kejer") and collapsible traps (locally: "Bubu"), which have listed as national fishing gears (DJCF, 2012).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Nonetheless, the emergence of the global seafood market drives fishermen to overexploit crustacean species (Pusceddu et al 2014). The overexploitation threatens crustacean populations and marine habitats in the oceans (Fromentin et al 2014;Madduppa et al 2016).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%