2021
DOI: 10.1051/e3sconf/202130502005
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Rubber agroforestry system in Indonesia: Past, present, and future practices

Abstract: Indonesia is the second largest rubber producing country after Thailand. The area of rubber in 2018 was about 3.7 million hectares with the total production of 3.6 million tons. Among those areas, 88.13% were owned by smallholders, and the rest belongs to private estate (5.16%) and government estate (6.7%). Productivity is still become the problem at smallholders’ level. Some efforts have been conducted in order to improve the productivity of smallholders. The concept of agroforestry has become increasingly re… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Dengan begitu, bahasa memiliki peran penting bagi manusia untuk menyampaikan dan mengomunikasikan pendapatnya kepada mitra tuturnya. Namun dalam proses berbahasa dan berkomunikasi tidak luput dari kesalahpahaman dan perbedaan pendapat karena adanya perbedaan dalam memahami suatu kaidah bahasa (Pranowo, 2014); (Maulindah & Uswati, 2019); (Agustina & Oktavia, 2019); (A Alber & Febria, 2018); (Wahyu Oktavia, 2018); (Alber Alber & Hermaliza, 2020); (A Alber & Hermaliza, 2021). Perbedaan pemahaman tersebut dapat terjadi pada tiap tataran linguistik, seperti fonologi, semantik, sintaksis, morfologi, maupun wacana.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dengan begitu, bahasa memiliki peran penting bagi manusia untuk menyampaikan dan mengomunikasikan pendapatnya kepada mitra tuturnya. Namun dalam proses berbahasa dan berkomunikasi tidak luput dari kesalahpahaman dan perbedaan pendapat karena adanya perbedaan dalam memahami suatu kaidah bahasa (Pranowo, 2014); (Maulindah & Uswati, 2019); (Agustina & Oktavia, 2019); (A Alber & Febria, 2018); (Wahyu Oktavia, 2018); (Alber Alber & Hermaliza, 2020); (A Alber & Hermaliza, 2021). Perbedaan pemahaman tersebut dapat terjadi pada tiap tataran linguistik, seperti fonologi, semantik, sintaksis, morfologi, maupun wacana.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berkenaan dengan kajian yang telah dilaksanakan oleh sepuluh peneliti terdahulu didapatkan beberapa perbedaan. Salah satu aspek yang menjadi pembeda berkenaan dengan sumber data yang akan dikaji mayoritas bervariasi (misalnya: berasal dari media sosial instagram, mahasiswa, makalah, papan pengumuman, surat dinas, pidato, skripsi, youtube, mahasiswa asing) (Agustina & Oktavia, 2019;Iku & Damayanti, 2020;Maulida, 2021;Musthafa & Rahmawati, 2021;Purwandari et al, 2014;Rahayu & Sudaryanto, 2018;Sholikhah et al, 2021;Sikana et al, 2021;Solikhah et al, 2020;Uswati & Nuryanto, 2018). Berdasarkan penelitian relevan tersebut termuat beberapa aspek pembaharuan dari artikel ini.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…The context that the author is aiming for in this research focuses on the taxonomy of linguistic categories which includes the phonological order, morphology, syntax, semantics, and discourse structure. This refers to Tarigan's statement as quoted by Agustina & Oktavia (2019) that language errors based on linguistics can be divided into several errors, namely phonology, morphology, syntax (phrases, clauses, sentences), and semantics.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%