Risiko Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Gula Aren Cetak Di Desa Belimbing, Kabupaten Tabanan

Abstract

Palm plants (Arrenga pinnata Merr) until now are not widely cultivated, but they are still forest plants. This plant can be used very much, both as a household appliance and as a home industry. The main results that are widely used in home industries are sap which is processed into palm sugar, which is then used as a sweetener in various kinds of cakes, drinks and others. This research was conducted to determine the factors that influence the production of palm sugar and to find out the risks in the small industry of palm sugar. From this study, it is expected to be used as a material consideration in advancing the palm sugar industry in rural areas, especially in the research area. This research was conducted in the Belimbing Village of Tabanan Regency, Bali. The results of this study indicate that only the factor of craftsman experience and the volume of roomie can affect palm sugar production, from five other factors that are suspected. Making palm sugar from sap material has a large risk of production of 115,587 kg, but it is still easily avoidable by craftsmen. With a risk threshold of producing 35.74 kg of printed palm sugar.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Gula Aren Di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat

“…Tabel Berdasarkan Tabel 8 dapat dituliskan persamaan regresinya: Y = -4,971 + 0,060 X1 + 0,008 X2 + 0,237 X3 + 0,062 X4 + 0,002 X5 Persamaan regresi diatas menunjukkan nilai konstanta sebesar -4,971 mempunyai makna bahwa jika semua variabel independen bernilai konstan (tetap), maka rata-rata jumlah produksi gula aren akan mengalami penurunan sebesar 4,971 kg. Menurut Widyantara (2019) nilai konstanta sebesar -44,346. Menurut Jama'ah (2019) nilai konstanta sebesar -3,961.…”

“…Koefisien regresi sebesar 0,060 menyatakan bahwa setiap kenaikan umur pengusaha sebesar 1 tahun, maka jumlah produksi gula aren naik sebesar 0,060 kg, artinya jika umur pengusaha bertambah maka pengalaman berusaha atau membuat gula pun ikut bertambah, sehingga hal ini dapat menjadi faktor meningkatnya jumlah produksi gula aren. Menurut Widyantara (2019) koefisien regresi umur pengusaha sebesar -0,015.…”

“…Koefisien regresi sebesar 0,062 menyatakan bahwa setiap kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 1 HKO, maka jumlah produksi gula aren naik sebesar 0,062 kg, artinya jika jumlah tenaga kerja dalam usaha gula aren bertambah maka kegiatan produksi akan lebih mudah dan lebih cepat dilakukan, sehingga hal ini dapat menjadi faktor meningkatnya jumlah produksi gula aren. Menurut Widyantara (2019) koefisien regresi tenaga kerja sebesar -0,010. Menurut Jama'ah (2019) koefisien regresi tenaga kerja sebesar 0,444.…”

“…Koefisien regresi sebesar 0,002 menyatakan bahwa setiap kenaikan harga jual sebesar Rp 1.000, maka jumlah produksi gula aren meningkat sebesar 0,002 kg, artinya jika harga jual gula aren meningkat maka produksi gula aren pun akan meningkat. Menurut Widyantara (2019) koefisien regresi harga jual gula aren sebesar 0,002. Menurut Jama'ah (2019) koefisien regresi harga jual sebesar 0,050.…”

Analisis Kontaminasi Logam Berat dan Mikroba Pada Gula Aren Sesuai Standar Pangan Indonesia di Pusat Produksi Desa Menggala Lombok Utara

“…Pengembangan penelitian gula aren saat ini meliputi modernisasi pembuatan gula aren (Agus et. al 2020), risiko dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil produksi (Widyantara, 2019), korelasi antara industri gula aren dengan kesejahteraan masyarakat (Pusung, et.al 2018), karakteristik kimia dan organoleptik gula aren di desa Tanjung Batu dan Kabangka (Mita et. al 2022) dan analisis karakteristik kualitas gula aren Baduy (Elfriede et.…”