Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa dunia yang memiliki banyak pengguna. Salah satu daerah pengguna bahasa Melayu adalah Riau. Bahasa Melayu Riau memiliki sedikit perbedaan-perbedaan dalam leksikonnya sehingga bisa dikatakan sebagai subdialek. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai bahasa komunikasi Melayu Riau, tepatnya bahasa Melayu Riau dialek Pesisir yang digunakan di Kecamatan Tembilahan dengan menggunakan kajian diakronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran refleks fonem-fonem protobahasa Melayu pada bahasa Melayu Riau dialek Pesisir di Kecamatan Tembilahan yang kemudian dilanjutkan dengan membuat kaidah-kaidah perubahan fonem-fonem protobahasa Melayu pada bahasa Melayu Riau dialek Pesisir di Kecamatan Tembilahan berikut kaidah retensi fonem-fonemnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif yang menerapkan teknik rekonstruksi dari atas ke bawah (top-down reconstruction). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat kaidah inovasi-inovasi Melayu Riau dialek pesisir yang digunakan di Kecamatan Tembilahan, baik yang berupa inovasi primer maupun inovasi sekunder. Adapun inovasi primer, memiliki tiga jenis inovasi, yaitu substitusi, split, dan merger, sedangkan inovasi sekunder, terdiri atas lenisi, fortisi, metatesis, sinkope, protesis, dan paragog.