2020
DOI: 10.14421/rejusta.2020.1601-04
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Resolusi Konflik Agama: Perspektif Filsafat Perenial

Abstract: This article offers religious conflict resolution in the perspective of perennial philosophy. Essentially, perennial philosophy provides spaces of respect for religious diversity and plurality. The inner dimension (esoteric) which becomes the point of orientation and foothold of this philosophy enables it to be an instrument to minimize and even reduce conflicts between religious believers. The esoteric dimension offered by perennial philosophy allows all religions to coalesce and unite. Perennial philosophy p… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2020
2020
2022
2022

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Para peneliti yang penulis paparkan di atas adalah bukti bahwa tidak sedikit dari mereka yang telah mengkaji seputar isu pencegahan konfl ik keagamaan. Solusi atau instrumen yang ditwarkanpun juga memiliki keberagaman dari mulai menggunakan pendekatan kearifan lokal untuk pencegahan konfl ik keagamaan sampai kepada resolusi dari prilaku masyarakat itu sendiri (Ulya, 2016;Asroni, 2020;Prasojo & Pabbajah, 2020;Riyadi et al, 2022) Hal tersebut dilatarbelakangi bahwa solusi atau instrument tersebut belum mampu secara penuh menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara yang bertikai, rasa kasih sayang belum dapat terjalin karena pendekatan tersebut dilakukan hanya seputar dalam menyelesaikan konfl ik antara yang bertikai, padahal idealnya pendekatan yang digunakan seharusnya sudah pada tahap saling membutuhkan (Antameng, 2021). Sebagaimana juga yang diungkapkan oleh Dali (2016) bahwa hubungan yang dijalin dalam lingkar saling membutuhkan, maka kecil kemungkinan timbulnya permasalahan diantara pihak-pihak terkait.…”
Section: Moderasiunclassified
“…Para peneliti yang penulis paparkan di atas adalah bukti bahwa tidak sedikit dari mereka yang telah mengkaji seputar isu pencegahan konfl ik keagamaan. Solusi atau instrumen yang ditwarkanpun juga memiliki keberagaman dari mulai menggunakan pendekatan kearifan lokal untuk pencegahan konfl ik keagamaan sampai kepada resolusi dari prilaku masyarakat itu sendiri (Ulya, 2016;Asroni, 2020;Prasojo & Pabbajah, 2020;Riyadi et al, 2022) Hal tersebut dilatarbelakangi bahwa solusi atau instrument tersebut belum mampu secara penuh menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara yang bertikai, rasa kasih sayang belum dapat terjalin karena pendekatan tersebut dilakukan hanya seputar dalam menyelesaikan konfl ik antara yang bertikai, padahal idealnya pendekatan yang digunakan seharusnya sudah pada tahap saling membutuhkan (Antameng, 2021). Sebagaimana juga yang diungkapkan oleh Dali (2016) bahwa hubungan yang dijalin dalam lingkar saling membutuhkan, maka kecil kemungkinan timbulnya permasalahan diantara pihak-pihak terkait.…”
Section: Moderasiunclassified
“…The reality of social, cultural and even religious pluralism in Indonesia makes it a country that has a greater potential for social conflict than other countries, especially in socio-religious conflicts (Ahmad Asroni, 2020). In this case, there are at least several factors that trigger various socio-religious conflicts in Indonesia, including dogma, rituals, interpretation of religious texts, and the authority of religious leaders, and unwise religious institutions (Wira Hadikusuma, 2015).…”
Section: A the Value Of Islamic Universalism In The Socio-religious-b...mentioning
confidence: 99%
“…Dilihat dari fakta bahwa, manusia memiliki perbedaan latar belakang sehingga makna pluralisme diartikan dalam bentuk jamak. Pluralisme menarik untuk dikaji karena pada beberapa tahun belakangan ini telah banyak media baik televisi, koran lokal maupun nasional, dan sosial media mewartakan adanya ketegangan antar suku, budaya, dan agama seperti konflik antar agama yang melibatkan umat Kristen dan Islam terjadi di Aceh terkait izin pendirian tempat ibadah, konflik pembangunan rumah ibadah Masjid Nur Musafir di Kota Kupang hingga umat Budha yang kesulitan memiliki tempat ibadah karena mayoritas beragama Kristen dan konflik dan kekerasan pada malam Natal yang menewaskan 17 orang dan 100 orang terluka (Asroni, 2020;Hartani & Nulhaqin, 2020;Hutapea & Swanto, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified