Resiliensi Keluarga : Teori, Aplikasi Dan Riset

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah menjelaskan bagaimana resiliensi keluarga dijelaskan sebagai sebuah konsep dan terapan pada penelitian maupun layanan psikologis kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah mengumpulkan kepustakaan atau hasil bacaan sebagai sumber sekunder yang terdapat dalam artikel jurnal ilmiah. Data yang ada dalam setiap artikel kemudian di pilah sesuai dengan relevansinya dan dilakukan analisis terhadap konten untuk melihat kesesuaiannya. Hasil telaah literature adalah : (1) Sebagai sebuah konsep, resiliensi dipandang dari beberapa perspektif. Dalam pandangan tradisional, resiliensi keluarga merupakan jumlah dari ketahanan anggota keluarga. Sebuah perspektif kontemporer memandang resiliensi keluarga dengan memberikan penekanan pada sifat relasional dari keluarga sebagai sebuah unit; (2) Kerangka resiliensi keluarga sangat relevan dengan praktik klinis dan pemberian layanan sosial. Menurut definisinya, resiliensi melibatkan kekuatan di bawah tekanan akibat krisis dan kesulitan yang berkepanjangan. Berbeda dengan fokus praktik deficit model, pendekatan yang berorientasi pada resiliensi ini menarik keluar kekuatan dan potensi keluarga untuk menghadapi tantangan. Selain mengatasi masalah, resiliensi juga melibatkan transformasi dan pertumbuhan positif. Dalam membangun ketahanan relasional, keluarga membentuk ikatan yang lebih kuat dan menjadi lebih banyak solusi dalam menghadapi tantangan masa depan. Jadi, setiap intervensi memiliki manfaat pencegahan; (3) Penelitian tentang resiliensi keluarga menjadi sangat menarik. Peneliti didorong untuk mampu mengidentifikasi dan mendorong perilaku yang memungkinkan keluarga mengatasi secara efektif krisis, trauma dan tekanan yang dialami keluarga.

Transforming Stress To Happiness: Implementation of the I-Message Technique for Establishing Positive Communication Patterns in the Family

“…According to Syarqawi [10], referring to the opinion of Maryatul Kibtiyah explained that some of the problems that often arise in family life are usually economic or financial problems that are not yet established, differences in character or personality between husband and wife and other family members, problems of inheritance, decreased attention from husband and wife or family members as well as misunderstandings that arise due to lack of communication between the two parties or family members. A literature review conducted by Herdiana [13] states that family communication is one of the resources owned by families to support their resilience in dealing with conditions and crises. In his opinion, referring to DeFrain & Walsh's explanation, he added that harmonious communication is the essence of how a microsystem, which is the family, can create a meaningful sense of togetherness and become an agreed strategy to use when tackling problems.…”

Penyuluhan Pencegahan “Klitih” Melalui Penguatan Ketahanan Keluarga Di Yogyakarta

“…Ketahanan Keluarga 2016). Fungsi ketahanan keluarga sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan peran, fungsi, tugas-tugas, dan tanggung jawab dalam keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan anggotanya (Herdiana, 2019).…”

Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Bangkalan

“…The subjects of this study are 109 couples of husband / wife who work as migrant workers and were selected using purposive sampling technique. The instrument in this study was the family support scale which was made by the researcher based on the theory proposed by Friedman (2010) while the family resilience scale modified the Family Resiliency Assessment Scale (FRAS) compiled by Sixbey (Herdiana, 2019). The analysis used in this study is a simple linear regression test, which shows that the role of family support on family resilience is in a strong category (R = 0.726; p <0.05).…”