2014
DOI: 10.15294/komunitas.v6i1.2939
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Relasi Kuasa Antara Perhutani Dan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Di Banyumas: Kepentingan Bisnis vs Community Empowerment

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan masyarakat dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam merespons orientasi Perhutani yang memprioritaskan pengembangan usaha (profits/bisnis) daripada pemberdayaan masyarakat desa hutan. Pendekatan studi menggunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LMDH tidak dilibatkan secara signifikan dalam perencanaan program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Lebih dari 12 tahun, Perhutani masih menjadi aktor dominan dengan kekuasaan besar m… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
9
0
3

Year Published

2016
2016
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 12 publications
(14 citation statements)
references
References 6 publications
0
9
0
3
Order By: Relevance
“…Selain itu, juga disarankan untuk membuka peluang peran serta masyarakat secara luas, baik dalam hal perencanaan maupun pelaksanaan program PHBM. Kelembagaan PHBM tidak adaftif dan sangat tergantung pada birokrasi di Perum Perhutani (Kurniawan, 2010;Pambudi et al, 2017;Rosyadi & Sobandi, 2014).…”
Section: Perhutanan Sosial Pra-iphpsunclassified
“…Selain itu, juga disarankan untuk membuka peluang peran serta masyarakat secara luas, baik dalam hal perencanaan maupun pelaksanaan program PHBM. Kelembagaan PHBM tidak adaftif dan sangat tergantung pada birokrasi di Perum Perhutani (Kurniawan, 2010;Pambudi et al, 2017;Rosyadi & Sobandi, 2014).…”
Section: Perhutanan Sosial Pra-iphpsunclassified
“…Bagaimanapun ujung tombak pelaksanaan program SLBM adalah KSM, 2) kesolidan pimpinan di KSM juga terbukti mampu menjaga konsistensi dari partisipasi masyarakat, 3) struktur organisasi dan distribusi tugas juga telah cukup memadai untuk mendukung kinerja dari KSM, dan 4) corak kolektivitas dalam kepengurusan KSM ternyata cukup mampu menyebabkan KSM berjalan meskipun secara manajerial tidak terlalu baik, misalnya AD/ART organisasi hanya sebagai bentuk aturan formal. Sejalan dengan penelitian Rosyadi & Sobandi (2014) bahwa negara dalam hal ini pemerintah daerah cenderung memilih pendekatan legalistik daripada sosial. Hal tersebut menyebabkan segala sesuatu yang terbentuk dalam masyarakat termasuk pelibatan masyarakat dalam sebuah program hanya dimaknai legalitas untuk mendapatkan program semata.…”
Section: Aspek Pendukung Dan Penghambat Kinerja Kelembagaan Ksmunclassified
“…The studies on agrarian conflicts have been conducted such as agrarian conflicts from the peasants reclaiming social movement perspectives (Mustain, 2005). Agrarian conflicts in the perspective of unequal relations between the state and local communities in forest resource management (Rosyadi & Sobandi, 2014). The use and penetration of positive state laws against agrarian conflicts do not automatically resolve the problems in equitability for the local people (Ikhsan, 2013).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%