2018
DOI: 10.51688/vc4.2.2017.art1
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Reformasi, Calvin, Dan Perjamuan Kudus

Abstract: Artikel ini mencoba untuk menggambarkan teologi Calvin tentang Perjamuan Kudus sebagai jawaban ekumenis untuk menjembatani polemik antara Luther dan Zwingli dalam komunitas Protestan dengan meninjau pandangan awal dan akhir tulisan Calvin. Saya berargumentasi bahwa pembacaan ekumenis Calvin terhadap kedua reformator telah membantu mentransformasi polemik yang ada menjadi alternatif kreatif. Saya akan membandingkan pemahaman Luther dan Zwingli tentang Perjamuan Kudus. Kemudian, tulisan awal Calvin tentang Perja… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…10 Dalam Kolokium Marburg (Marburg Colloquy), Luther dan Zwingli sepakat atas empat belas poin namun tidak sepakat dalam poin terakhir tentang Perjamuan Kudus. 11 Luther mengajarkan doktrin persatuan sakramental (unio sacramentalis) di mana roti dan anggur yang terkonsekrasi atau dikuduskan dan dikhususkan dalam kesatuan dengan tubuh dan darah Kristus. Persatuan sakramental yang ia maksudkan adalah menyatunya tubuh insani dengan tubuh Kristus karena tubuh Kristus dan roti diberikan sebagai sakramen.…”
Section: Teoriunclassified
“…10 Dalam Kolokium Marburg (Marburg Colloquy), Luther dan Zwingli sepakat atas empat belas poin namun tidak sepakat dalam poin terakhir tentang Perjamuan Kudus. 11 Luther mengajarkan doktrin persatuan sakramental (unio sacramentalis) di mana roti dan anggur yang terkonsekrasi atau dikuduskan dan dikhususkan dalam kesatuan dengan tubuh dan darah Kristus. Persatuan sakramental yang ia maksudkan adalah menyatunya tubuh insani dengan tubuh Kristus karena tubuh Kristus dan roti diberikan sebagai sakramen.…”
Section: Teoriunclassified