2019
DOI: 10.22219/kembara.vol5.no2.137-145
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Recounting as Realization of Brown and Levinson’s Positive Politeness Strategies in Instructional Interactions

Abstract: Dalam interaksi instruksional, seorang dosen dituntut mampu membangun harmoni di kelas sehingga terbangun suasana kelas yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bercerita sebagai realisasi strategi kesantunan positif Brown dan Levinson dalam interaksi instruksional di kelas. Subjek penelitian ini adalah enam orang dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Data penelitian berupa ujaran dosen dalam perkuliahan.  Data dikumpulkan dengan menggunakan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…tutur sangat terikat dengan konteks situasi pada setiap peristiwa tutur (Fatma, 2016;Safar, 2016;Safrihady & Mardikantoro, 2017;Susanti et al, 2010). Sebuah tuturan mengandung tiga komponen pokok, yakni, tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), tindak perlokusi (perlocutionary act) (Jumanto, Nugroho, & Basari, 2018;Leech, 1996;Parker, 1986;Pramujiono, Suhari, Indrayanti, & Rochmawati, 2019;Searle, 1985;Yule, 1996). Tindak tutur yang paling sederhana untuk mengungkapkan sebuah bahasa dengan makna leksikal dari kata sebenarnya, mendeskripsikan apa yang dikatakan pembicara merupakan tindak lokusional.…”
unclassified
“…tutur sangat terikat dengan konteks situasi pada setiap peristiwa tutur (Fatma, 2016;Safar, 2016;Safrihady & Mardikantoro, 2017;Susanti et al, 2010). Sebuah tuturan mengandung tiga komponen pokok, yakni, tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), tindak perlokusi (perlocutionary act) (Jumanto, Nugroho, & Basari, 2018;Leech, 1996;Parker, 1986;Pramujiono, Suhari, Indrayanti, & Rochmawati, 2019;Searle, 1985;Yule, 1996). Tindak tutur yang paling sederhana untuk mengungkapkan sebuah bahasa dengan makna leksikal dari kata sebenarnya, mendeskripsikan apa yang dikatakan pembicara merupakan tindak lokusional.…”
unclassified