2012
DOI: 10.1007/s10551-012-1451-y
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Rationalizing Ideologies, Social Identities and Corruption Among Civil Servants in Indonesia During the Suharto Era

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

1
26
0
4

Year Published

2014
2014
2024
2024

Publication Types

Select...
5
2
2

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 32 publications
(32 citation statements)
references
References 33 publications
1
26
0
4
Order By: Relevance
“…Kesenjangan ini muncul dalam berbagai penelitian yang mengungkap bahwa alih-alih mempersoalkan moralitas, agen pemerintah yang sering menjadi sasaran gerakan antikorupsi melihat bahwa korupsi tidak bisa dilepaskan dari belum meratanya kesejahteraan (Budiman et al, 2013;Pertiwi, 2018). Seruan untuk memperbaiki kesejahteraan pegawai publik pernah menikmati konsensusnya di awal masa reformasi, namun dengan alasan belum memenuhi syarat-syarat pembenahan birokrasi, perbaikan kesejahteraan ini baru diterapkan secara parsial (Afriyadi, 2019).…”
Section: Penutupunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Kesenjangan ini muncul dalam berbagai penelitian yang mengungkap bahwa alih-alih mempersoalkan moralitas, agen pemerintah yang sering menjadi sasaran gerakan antikorupsi melihat bahwa korupsi tidak bisa dilepaskan dari belum meratanya kesejahteraan (Budiman et al, 2013;Pertiwi, 2018). Seruan untuk memperbaiki kesejahteraan pegawai publik pernah menikmati konsensusnya di awal masa reformasi, namun dengan alasan belum memenuhi syarat-syarat pembenahan birokrasi, perbaikan kesejahteraan ini baru diterapkan secara parsial (Afriyadi, 2019).…”
Section: Penutupunclassified
“…Sementara istilah "korupsi" dan "integritas" digunakan dengan mudahnya seakan apa yang dimaksud dengan "korupsi" dan bukan "korupsi", "integritas" dan bukan "integritas" telah dianggap transparan, terpampang jelas tanpa persengketaan ( Konsekuensi dari fokus atas moralitas individu yang diproblematisasi lewat kacamata moralitas universal adalah menjadi terbatasnya bahasan dalam wacana dominan tersebut terkait hal-hal lain yang juga membutuhkan perhatian karena merupakan persoalan yang serius dan mendasar. Sebagai contoh, wacana dominan antikorupsi menjadi dijauhkan dari persoalan membongkar struktur kuasa yang tidak adil (Bukovansky, 2006), persoalan ketimpangan kesejahteraan antara segmen-segmen di masyarakat (Budiman, Roan, dan Callan, 2013), maupun hegemoni wacana negara dunia pertama atas praktik dan perilaku negara dunia ketiga yang kental di dalam wacana pemberantasan korupsi.…”
unclassified
“…Fenomena demoralisasi mudah dijumpai dalam berbagai macam konteks kehidupan bermsyarakat di Indonesia. Penelitian yang dilakukan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia pada era pemerintahan Soeharto menunjukkan bahwa tingkat kinerja yang rendah dan tindakan korupsi yang terjadi di lingkungan kerja salah satunya disebabkan karena ketidakberdayaan para pegawai menghadapi sistem yang minim unsur akuntabilitas dan transparansi (Budiman, Roan, & Callan, 2013). Lebih jauh lagi, frustrasi karena upaya yang dilakukan berkali-kali namun tidak kunjung mendapat hasil yang baik akan menyebabkan seseorang mengalami ketidakberdayaan (Sidi & Setiadi, 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Полученные данные свидетельствуют о важности институциональных и организационных факторов, обеспечивающих более высокий уровень альтруизма, ответственности муниципальных служащих [Divay, Micheau, 2017;Battaglio, French, 2016, Li et al, 2016. Интерес представляют исследования социальной идентичности и профессиональной роли муниципальных служащих в контексте их влияния на характер и размер коррупционных практик [Budiman et al, 2013].…”
Section: Introductionunclassified