Prudence, pleasure, and cognitive ageing: Configurations of the uses and users of brain training games within UK media, 2005–2015

Abstract

The use of ‘brain training’ games is often regarded as relating to wider ideals of self-improvement and youthfulness. Hence, use is intertwined with discourses of ‘active’ ageing. This paper analyzes how the use and users of brain training games were configured in the UK media, from 2005 to 2015, and examines how notions of active ageing relate to these representations. Game users were rarely constructed solely as gamers, and were more often presented as prudent individuals focused on a serious goal. This configuration related to assumed and enjoined motivations for brain training; specifically, users were commonly framed as seeking to enhance cognition and limit/delay cognitive decline. Scientific evidence about brain training was often deployed to explain how games might work; sometimes, however, it was used to undermine the utility of games and assert the significance and cognitive health-benefits of other activities. A minority of texts explicitly critiqued ideals of self-improvement, arguing that game playing was important for its own sake. Yet, even the pleasure associated with gaming was occasionally instrumentalized as a mechanism for ensuring prudent life choices. The analysis casts fresh light on how debates around health, ageing, and science correspond to configurations of technology uses and users. It presents evidence of the widespread cultural circulation of enjoiners regarding self-care and healthy ageing within British society. However, the paper also provides indications of the limits to such imperatives: discourses of pleasure co-exist with and perhaps supplant logics of prudence in (accounts of) practices ostensibly aimed at ageing ‘well’.

The Effect of Brain Gym on the Learning Concentration of Student in STIKES NU Tuban

“…Berdasarkan data dari 85 mahasiswa S1 Keperawatan semester III STIKES NU Tuban tahun 2019 didapatkan nilai Index Prestasi Kumulatif (IPK) menurun 58,8% dan meningkat 41,2%. Studi pendahuluan dengan menggunakan tes konsentrasi Army Alpha (Atwell & Hospital, 1936) dalam (Pickersgill, Broer, Cunningham Burley, & Deary, 2017), dari 10 mahasiswa didapatkan data bahwa pada 2 orang mahasiswa memiliki tingkat konsentrasi sangat rendah (20%), 4 orang mahasiswa memiliki tingkat konsentrasi rendah (40%), 2 orang mahasiswa memiliki tingkat konsentrasi sedang (20%), dan 2 orang mahasiswa memiliki tingkat konsentrasi tinggi (20%). Data tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang paling dominan merupakan mahasiswa dengan tingkat konsentrasi rendah.…”

“…Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh brain gym (senam otak) terhadap konsentrasi belajar, telah terbukti bahwa mayoritas terjadi peningkatan konsentrasi belajar mahasiswa yang semula rendah dan sedang sesudah diberikan brain gym (senam otak) selama 8 minggu hampir seluruhnya meningkat menjadi konsentrasi sedang dan tinggi. Individu yang cerdas akan lebih memiliki kemampuan dalam hal berkonsentrasi (Pickersgill et al, 2017). Hal ini berarti apabila individu memiliki tingkat intelegensi yang tinggi maka akan lebih mudah untuk memusatkan perhatiannya (Murtadho, 2016).…”

“…Konsentrasi merupakan suatu keadaan pikiran yang diaktifkan oleh sensasi di dalam tubuh, untuk dapat mengaktifkan sensasi didalam tubuh diperlukan keadaan yang rileks dan suasana yang menyenangkan, karena ketika seseorang dalam kondisi tegang maka otak tidak dapat digunakan secara maksimal. Belajar merupakan rangkaian aktivitas dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang dialami dalam kehidupannya (Pickersgill et al, 2017).…”

“…Gerakan dalam senam otak juga akan mengaktifkan potensi belahan otak kanan dan belahan otak kiri sehingga pada akhirnya akan terjadi integrasi atau kerjasama antar keduanya (Owen et al, 2010). Kedua hemisfer otak disambung oleh corpus collosum, dimana apabila sirkuit-sirkuit informasi dari kedua belahan otak cepat menyilang maka kemampuan belajar dapat maksimal dengan diimbangi oleh konsentrasi belajar yang baik (Pickersgill et al, 2017). Selain itu gerakan jasmani dalam gerakan senam otak mampu meningkatkan kemampuan saluran pemprosesan informasi yaitu penerimaan rangsangan, pemilihan sampai dengan munculnya aktivitas gerak.…”

Routledge Handbook of Genomics, Health and Society

“…This includes wider discussions of development, as well as in educational policy and the classroom per seincluding through the use of brain training games. In the substantial press coverage that the latter technologies have attracted, the possibilities of change, optimization, and enhancement across the life-course are commonly emphasized (Pickersgill et al, 2017). Within popular culture, behavioral shifts (such as during the teenage years) have been linked to a mutable neurology that changes over time (Choudhury et al, 2012).…”