2018
DOI: 10.1088/1755-1315/157/1/012041
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Prospect of seaweed developement in South Sulawesi through a mapping study approach

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
4
0
2

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
8
1

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(6 citation statements)
references
References 1 publication
0
4
0
2
Order By: Relevance
“…Keterpilihan usaha rumput laut sebagai bisnis yang memiliki daya tahan tertinggi dikuatkan oleh beberapa penelitian sebelumnya yang telah menyebutkan kelebihan rumput laut dibandingkan usaha komoditas perikanan lainnya, antara lain Teniwut, dan Hasyim (2017) yang menyebutkan bahwa rumput laut lebih mudah dikembangkan dibandingkan komoditas perikanan budi daya lainnya dan perikanan tangkap. Selain itu, kebutuhan modal dan biaya operasi rendah, teknologi budi daya dan pascapanen mudah diterapkan, kebutuhan tenaga kerja relatif rendah sehingga memungkinkan petani untuk terlibat dalam mata pencaharian lain, dan siklus produksi pendek, yaitu antara 30-45 hari (Rimmer et al, 2021;Bulkis, Arief, & Arfah, 2021), serta daya serap pasar terhadap komoditas rumput laut tinggi (Yusuf, Arsyad, & Nuddin, 2018). Analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di beberapa tempat yang menunjukkan bahwa usaha rumput laut memiliki kelayakan usaha lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap dan tercepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir (Zamroni, et al, 2019;Nababan et al, 2020).…”
Section: Penentuan Jenis Umkm Sektor Perikananunclassified
“…Keterpilihan usaha rumput laut sebagai bisnis yang memiliki daya tahan tertinggi dikuatkan oleh beberapa penelitian sebelumnya yang telah menyebutkan kelebihan rumput laut dibandingkan usaha komoditas perikanan lainnya, antara lain Teniwut, dan Hasyim (2017) yang menyebutkan bahwa rumput laut lebih mudah dikembangkan dibandingkan komoditas perikanan budi daya lainnya dan perikanan tangkap. Selain itu, kebutuhan modal dan biaya operasi rendah, teknologi budi daya dan pascapanen mudah diterapkan, kebutuhan tenaga kerja relatif rendah sehingga memungkinkan petani untuk terlibat dalam mata pencaharian lain, dan siklus produksi pendek, yaitu antara 30-45 hari (Rimmer et al, 2021;Bulkis, Arief, & Arfah, 2021), serta daya serap pasar terhadap komoditas rumput laut tinggi (Yusuf, Arsyad, & Nuddin, 2018). Analisis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di beberapa tempat yang menunjukkan bahwa usaha rumput laut memiliki kelayakan usaha lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap dan tercepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir (Zamroni, et al, 2019;Nababan et al, 2020).…”
Section: Penentuan Jenis Umkm Sektor Perikananunclassified
“…Prime commodities are mainstay commodities that are in accordance with local physical and environmental conditions and also have competitiveness, both in the regional market itself, in other regions of the national scope, as well as in international markets [9] with the same commodities in other regions are commodities that are managed efficiently from a technological socio-economic perspective and have comparative and competitive advantages [11] [12]. Several methods were used to determine the prime commodities in previous studies, including the location quotient (LQ) [13] [14].…”
Section: Literature Reviewmentioning
confidence: 99%
“…There are two types of seaweed cultivated in Bantaeng Regency, namely Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum [5]. Both types of seaweed are types of seaweed that are cultivated in the sea to produce carrageenan [6].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%