2017
DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25415
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Produksi Benih Sintetik Teh Camellia sinensis

Abstract: Abstrak-Teh (Camellia sinensis) memiliki kandungan dan manfaat yang banyak, sehimgga diperlukan alternatif untuk mendapatkan benih teh dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah banyak. Salah satu alternatif adalah dengan melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui pendekatan bioteknologi yaitu teknik Kultur in Vitro dan teknik enkapsulasi embriosomatik yang dapat menghasilkan benih sintetik. Tujuan dari penelitian ini untuk produksi benih sintetik dari embriosomatik guna penyediaan benih yang dapat … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 7 publications
(9 reference statements)
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Penelitian-penelitian mengarah pada kegiatan perbanyakan untuk memproduksi bibit teh sintetik yang seragam. Hasil penelitian Calandry et al (2017) menjelaskan bahwa Melalui kultur in vitro dengan bahan tanam embriosomatik yang dienkapsulasi menggunakan alginat 4% dapat menghasilkan benih sintetik dengan diameter 5,5 -5,7 mm dan berat basah 260-290 mg, namun masih rentan rusak karena tekstur benih tidak terlalu keras.…”
Section: Peluang In Vitrounclassified
“…Penelitian-penelitian mengarah pada kegiatan perbanyakan untuk memproduksi bibit teh sintetik yang seragam. Hasil penelitian Calandry et al (2017) menjelaskan bahwa Melalui kultur in vitro dengan bahan tanam embriosomatik yang dienkapsulasi menggunakan alginat 4% dapat menghasilkan benih sintetik dengan diameter 5,5 -5,7 mm dan berat basah 260-290 mg, namun masih rentan rusak karena tekstur benih tidak terlalu keras.…”
Section: Peluang In Vitrounclassified
“…Kalsium klorida (CaCl 2 .2H 2 O) berperan sebagai zat polimerisasi atau pengompleks sehingga akan menghasilkan bentukan berupa bulatan menyerupai manik-maik yang disebut biji sintetis (Micheli dan Standardi, 2016). Pengembangan teknologi biji sintetis ini tentunya menjadi metode alternatif dalam upaya perbanyakan dan pelestarian tanaman yang sulit menghasilkan biji atau tidak memiliki endosperm (Calandry et al, 2017), untuk konservasi plasma nutfah yang terancam punah serta jenis unggul lainnya, kemudahan penanganan selama penyimpanan dan transportasi, serta meminimalkan kegiatan subkultur berulang (Gantait et al, 2017;Rihan et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan Tabel 2 yang telah disajikan di atas terdapat beberapa penelitian untuk membuat benih sintetik pada tanaman kelas Magnoliopsida. Beberapa penelitian (Micheli dan Standardi, 2016;Muslihatin et al, 2018;Sumaryono dan Rizka, 2015;Calandry et al, 2017;Himayani dan Muslihatin, 2017;Muslihatin et al, 2017;Dhir et al, 2014;Niranjan dan Sudarshana, 2005;Cartes et al, 2009;Rahmi et al, 2017) membuat benih sintetik dengan mengenkapsulasi embrio somatik pada fase torpedo ataupun kotiledon, namun pada penelitian Muslihatin et al (2018) membuat benih sintetik dengan mengenkapsulasi embrio somatik yang masih globular dan setelah disimpan selama 30 hari embrio somatik mengalami pendewasaan dan masuk pada fase kotiledon. Penggunaan embrio somatik pada fase torpedo atau kotiledon akan meningkatkan kemampuan benih sintetik untuk berkecambah, karena sudah memiliki meristem akar dan tunas (Bhojwani, 2012).…”
Section: Potensi Aplikasi Embrio Somatik Untuk Pembuatan Benih Sintetikunclassified
“…Berdasarkan beberapa penelitian yang telah disajikan di atas dapat diketahui bahwa pembentukan benih sintetik pada tanaman kelas Magnoliopsida lebih banyak menggunakan natrium alginat dengan konsentrasi 4% dan larutan polimerisasi kalsium klorida dengan konsentrasi 100 mM dengan durasi pencelupan 15 -20 menit. Menurut Calandry et al (2017), tingkat kekompakan dari matrik benih sintetik akan mempengaruhi kemampuan embrio somatik untuk berkecambah. Matrik yang terbentuk dari kombinasi natrium alginate 4% dan kalsium klorida 100 mM dengan durasi pencelupan 15-20 menit akan menghasilkan benih sintetik yang secara umum memiliki bentuk yang bulat, dapat menutupi seluruh permukaan embrio somatik, dan matrik tidak mudah rusak.…”
Section: Potensi Aplikasi Embrio Somatik Untuk Pembuatan Benih Sintetikunclassified