Production Factors Efficiency Of Potato Farming In Tosari Village

Abstract

<jats:p>Potatoes (Solanum tuberosum L.), one of seven horticultural products targeted to be developed in 2015 by Directorate General of Horticulture. Pasuruan Regency was be able to produce potatoes up to 50% of the total potato production in East Java. Although potatoes cultivation in the Tosari District is relatively large, potatoes productivity is still a problem for the farmers. This study was aimed at analyzing the factors of production that had a dominant influence on potato production and its technical efficiency in the Tosari Village, Tosari District, Pasuruan Regency. Sample was determined by simple random sampling and amounted to 30 potato farmers. Data were analyzed with multiple linear regression models. Analysis revealed that the significant factors affecting potato production in Tosari Village were urea, SP36, ZA and manure. Application of urea, ZA and manure in potato farming in Tosari Village had not been efficient, so it can be added. Meanwhile, SP36 fertilizer was still applied inefficiently, so it must be reduced..</jats:p>

Efficient Production Factors Taking into Account The Risks In Shallot: Case Study in Nawungan Village, Imogiri District, Bantul Regency, DIY

“…This organic fertilizer is given as a basic fertilizer which is given together with tillage. The analysis's findings indicate that more organic fertilizer needs to be used because its current use is ineffective [25,26,27,29]. This is also evident from the positive and significant regression coefficient for the use of organic fertilizer per farm, which indicates that, ceteris paribus, the addition of organic fertilizer will increase shallot production.…”

Faktor Penentu Produksi Kentang Granola Kembang Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu

“…Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi kentang seperti yang ditemukan oleh (Fadhil. & Magfirah, 2022) di Aceh yaitu luas lahan, biaya produksi dan tenaga kerja; (Lubis et al, 2021); (Deras & Sinulingga, 2021) di Kabupaten Karo yaitu biaya sarana produksi; (Wahyuningsih et al, 2020) di Desa Tosari Kabupaten Pasuruan yaitu urea, SP36, ZA dan pupuk kandang (Fianda et al, 2016); (Rosmawati, 2015) di Pagar Alam yaitu bibit dan tenaga kerja. Kajian ini bermaksud menganalisis faktor-faktor penentu produksi kentang granola kembang yaitu luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk Urea, NPK, ZA, SP36, kandang dan pestisida.…”

“…Koefisien regresi sebesar 108,327 memiliki makna bahwa jika pupuk urea dinaikkan satu kg, maka hasilnya akan naik 108,327 kg. Temuan yang sejalan dengan (Wahyuningsih et al, 2020) ini juga dapat menjadi pedoman petani bahwa jumlah pupuk urea masih dapat ditingkatkan penggunaannya dalam usahatani kentang granola kembang.…”

“…Koefisien regresi sebesar -0,294 memiliki makna bahwa jika penggunaan pupuk kandang dinaikkan 1 kg, maka produksi akan turun 0,294 kg. Temuan yang sejalan dengan (Wahyuningsih et al, 2020) ini juga dapat menjadi arahan untuk petani bahwa jumlah pupuk kandang yang diaplikasikan selama ini sudah terlalu banyak, sehingga harus dikurangi penggunaannya dalam usahatani kentang granola kembang. Pestisida tidak signifikan pengaruhnya pada produksi kentang karena nilai sig.…”

Efisiensi produksi sawi pakcoy (Brasica rapa L.) di Desa Sumberejo Kota Batu

“…Masih terbatasnya kajian tentang efisiensi usahatani sawi pakcoy, maka dilakukan kajian literatur berbasis penelitian tentang pendapatan usahatani dan efisiensi dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, tetapi komoditasnya bukan tanaman sawi. Hasil kajian tentang bayam (Kamisi, 2013) (Mufriantie & Feriady, 2014), kangkung air (Lamusa, 2005), wortel (Wahyuningsih et al, 2020), kubis (Masithoh et al, 2013), tomat (Sita & Hadi, 2016)(Amane et al, 2019, buncis (Kalauw et al, 2015), menemukan bahwa tanaman sayuran ini pada umumnya menguntungkan, tetapi produksinya tidak dianalisis sehingga tidak bisa diketahui apakah lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Tingkat pendapatan petani bervariasi menurut jenis sayuran dan penggunaan factor produksinya belum/tidak efisien.…”