Prevalence of bovine tuberculosis in slaughtered cattle and factors associated with risk of disease transmission among cattle handlers at Oko-Oba Abattoir, Lagos, Nigeria

Abstract

Background and Aim: Bovine tuberculosis (bTB) is a zoonotic disease of major public health importance, especially in many developing countries, including Nigeria, where control measures are largely not applied, and the risks of human infection are high. This study was aimed at determining the current prevalence of bTB in slaughtered cattle and identifying factors associated with the risk of disease transmission among cattle handlers toward making informed control measures to limit human-animal interface disease transmission. Materials and Methods: Serum samples at slaughter and lesions suggestive of bTB collected during postmortem examination of 187 slaughtered cattle at the Oko–Oba Abattoir, Agege, Lagos State, Nigeria, were subjected to lateral flow and Ziehl–Neelsen (ZN) techniques, respectively. Furthermore, a structured questionnaire was interviewer-administered to 156 cattle handlers to investigate associated exposure factors to bTB infection. Data were analyzed using bivariate and multivariate logistic regression. Results: The prevalence of bTB in cattle was 25.7% and 7.0% by lateral flow technique and ZN, respectively. The seropositivity was highest in cattle with poor body condition (50.0%), then with good (36.4%) and fair (25.0%) body conditions. The questionnaire survey revealed that being in livestock handling business for >6 years (p=0.001), not knowing the mode of transmission (p=0.02) and ignoring TB lesions at slaughter (p=0.02) were exposure factors associated with increased risk of bTB infection among the cattle handlers. Further, multivariate analysis showed that those who spent more than 6 years in livestock handling were about 4 times (Adjusted odds ratio [AOR]=3.5; 95% confidence interval [CI]=1.1-7.6, p=0.01) more likely to be exposed to bTB infection than those with lesser years. Again, respondents who called the attention of meat inspectors on seeing lesions in animals were about 4 times less likely to be exposed to bTB infection than those who ignored it (AOR=0.3; CI=0.1-0.8, p=0.01). Conclusion: This study has reiterated the endemicity of bTB in cattle population in Nigeria, with the prevalence of 25.7% and 7.0% of bTB by lateral flow and ZN techniques, respectively. This portends potential risk for disease transmission at the human-animal interface, particularly at the abattoir setting. The study also identified important knowledge and practice gaps which would enable informed, all-inclusive, and well-directed programs for effective control of the disease in both human and cattle populations.

Potential Transmission of Zoonotic Tuberculosis Disease from Livestock to Humans

“…Pertama, lama waktu telah bekerja dengan ternak. Responden yang telah bekerja menangani hewan di rumah pemotongan hewan selama lebih dari 6 tahun, diketahui berisiko 3 kali lebih tinggi untuk terpapar tuberkulosis dibandingkan dengan pekerja yang lama kerjanya dibawah 6 tahun (Agbalaya et al 2020). Kedua, kurangnya pengawasan mengenai lesi penyakit pada saat pemotongan hewan.…”

“…Kedua, kurangnya pengawasan mengenai lesi penyakit pada saat pemotongan hewan. Kurangnya pengawasan yang dilakukan saat pemotongan hewan dapat menyebabkan daging yang berasal dari hewan terinfeksi, yang seharusnya diafkir menjadi tidak tersaring serta apabila tidak sengaja terkonsumsi oleh masyarakat, hal tersebut tentu dapat meningkatkan risiko terjadinya tuberkulosis melalui rute transmisi oral atau konsumsi (Sichewo et al 2019;Agbalaya et al 2020).…”

“…Diketahui bahwa lesi yang terdapat pada kelenjar susu akibat infeksi tuberulosis pada ternak, dapat mengontaminasi susu yang dihasilkan, sehingga raw milk yang langsung dikonsumsi oleh masyarakat berpotensi menjadi sumber penularan secara oral (Sichewo et al 2019;Rodriguez et al 2011). Keempat, penduduk yang mengonsumsi daging mentah (raw meat) atau daging yang kurang matang, ditambah dengan kondisi daging yang berasal dari peternakan sendiri, memiliki 1,4 kali risiko lebih tinggi untuk terpapar tuberkulosis melalui rute transmisi oral (Agbalaya et al 2020). Konsumsi raw milk serta konsumsi daging mentah atau daging kurang matang, dapat dikatakan sebagai faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dalam meningkatkan kejadian dan penularan Ztb dari ternak ke manusia (Sichewo et al 2019;Kemal et al 2019).…”

“…Kelima, kurangnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat mengenai penyakit, diketahui memiliki hubungan terhadap angka kejadian serta penularan penyakit, khusunya Ztb dari ternak ke manusia (Ghebremariam et al 2018;Kemal et al 2019;Tembo et al 2020;Belichior et al 2016). Responden yang kurang atau tidak memahami penyakit, khususnya mengenai ciri khas lesi yang ditimbulkan, penularannya dari ternak ke manusia serta faktor risiko potensial yang dapat diperoleh saat melakukan pekerjaan mereka, berisiko 2,2 kali lebih tinggi terpapar penyakit Ztb (Agbalaya et al 2020). Keenam, memelihara ternak dalam tempat tinggal.…”

“…Faktor risiko yang berhubungan dengan aktivitas manusia Lama waktu telah bekerja dengan ternak Agbalaya et al 2020 Kurangnya pengawasan mengenai lesi penyakit pada saat pemotongan ternak Agbalaya et al 2020;Sichewo et al 2019 Konsumsi susu segar yang tidak dipasteurisasi (raw milk) Agbalaya et al 2020;Boukary et al 2012;Ghebremariam et al 2018;Kemal et al 2019;Sichewo et al 2019;Vidal et al 2018;Tembo et al 2020;Belchior et al 2016 Konsumsi daging yang tidak dimasak sempurna Agbalaya et al 2020;Belchior et al 2016;Sichewo et al 2019 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit zoonotik tuberkulosis…”