Prediktor Keputusan Pembelian Ramah Lingkungan (Kasus Wisatawan Pengguna Hotel Ramah Lingkungan Di Yogyakarta)

Abstract

Dikirim: 28 Agustus 2019 A number of studies have addressed the predictors that influence green purchasing, but none have specifically provided confirmation of which predictors are most influential. This study was conducted to determine the effective contribution and relative contribution of the predictors that influence the purchasing decision of environmentally friendly hotels. An incendetal survey was carried out on 87 tourists who stayed in environmentally friendly hotels, the result were statistically tested. Five predictors that are considered to influence green purchasing decisions are green experiences, environmental concern, hotel image, price, and reference groups. Effectively the five predictors contribute 84% to green purchases. Relatively all predictors have a contribution of up to 100% meaning that all five are correct predictors. Environmentally concern is the most influential predictor in green purchasing decisions. Overall, all predictors are strategies for green hotel businesses to increase the number of guests, in terms of green experience, environmentally concern, price, image, and reference groups.

Sustainable tourism: analysis of methods and applications in the Indonesian tourism journals

“…Sustainable tourism researchers in Indonesia adopt several statistical quantitative analysis techniques and mathematical calculations. Among them were Linear Regression Analysis techniques (Wirajuna & Supriadi, 2017;Yuniati, 2019), Boullon Mathematical Model for carrying capacity calculation (Luna, 2021), Customer Satisfaction Index (Boka, 2016), Descriptive Statistics Analysis (Arreza & Esguerra, 2021;Irawati, 2019), Gini coefficient (Maulana et al, 2020), Importance Performance Analysis (IPA) (Karo et al, 2020), Moderated Regression Analysis (Putra et al, 2015), Multiple Regressions Analysis (Eshete et al, 2020;Hillary, 2020;Parinusa et al, 2019), Path Analysis (Hermawan, 2017;Laba et al, 2019;Sanjiwani, 2019;Sulthony, 2021), System Dynamics Modeling (Kustiwan & Safrianty, 2012;Tangian et al, 2015), Principal Component Analysis (Arisanty et al, 2020), and Structural Equation Modeling (Yustita et al, 2020). However, a closer look at the data indicates that several quantitative studies did not include calculations in the manuscript (Narayana et al, 2020;Zakiyah & Kurniawan, 2014).…”

Pariwisata Berkelanjutan: Analisis terhadap Metode, Topik, dan Aplikasinya pada Jurnal Pariwisata Indonesia

“…Beberapa teknik analisis kuantitatif statistik dan penghitungan matematika dikaji oleh peneliti pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Diantaranya adalah teknik Analisis Regresi Linear (Wirajuna & Supriadi, 2017;Yuniati, 2019), Model Matematika Boullon untuk penghitungan Daya Dukung (Luna, 2021), Customer Satisfaction Index (Boka, 2016), Descriptive Statistics Analysis (Arreza & Esguerra, 2021;Irawati, 2019), Gini coefficient (Maulana et al, 2020), Importance Performance Analysis (IPA) (Karo et al, 2020), Moderated Regression Analysis (D. P. K. E. Putra et al, 2015), Multiple Regressions Analysis (Eshete et al, 2020;Hillary, 2020;Parinusa et al, 2019), Path Analysis (Hermawan, 2017;Laba et al, 2019;Sanjiwani, 2019;Sulthony, 2021), System Dynamics Modeling (Kustiwan & Safrianty, 2012;Tangian et al, 2015), Principal Component Analysis (Arisanty et al, 2020), dan Structural Equation Modelling (Yustita et al, 2020). Namun penulis juga menemukan dimana terdapat kajian kuantitatif yang tidak mencantumkan perhitungan di dalam manuskripnya, diantaranya adalah karya Narayana et al, (2020) dan Zakiyah & Kurniawan (2014).…”

“…Hasil kajian SEM yang dilakukan terhadap 110 responden di Banyuwangi misalnya, menunjukkan manfaat ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan memenuhi kualifikasi asumsi dan memenuhi kriteria model kelayakan pariwisata berkelanjutan (Yustita et al, 2020). Hasil kalkulasi ini sejalan dengan hasil kajian pengembangan pariwisata spiritual di Ubud yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial budaya dan ekonomi, dengan lestarinya alam sekitar, meningkatnya potensi pendapatan, dan terjaganya nilai-nilai luhur kebudayaan (spiritual) (Aditya et al, 2019) Lebih jauh, dalam penelitiannya Yuniati menyimpulkan bahwa kesadaran intrinsik wisatawan terhadap lingkungan merupakan faktor wisatawan yang paling dominan dalam memilih produk wisata yang ramah lingkungan (Yuniati, 2019). Sehingga pendekatan yang paling efektif terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan pada dimensi lingkungan adalah dengan mendefinisikan dan mensosialisasikan nilai-nilai keramahlingkungan suatu produk wisata kepada wisatawan.…”

Determinants of decision in event participation perception of event organizer

“…Di dalam peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Permenpar No 5 Tahun 2017 telah ditentukan bahwa sebuah destinasi MICE sekurangkurangnya dipersyaratkan memiliki 4 (empat) hal yaitu akses yang memadai, daya tarik, amenitas termasuk ketersediaan tempat event (venue), dan SDM serta dukungan pemangku kepentingan terkait (Yuniati, 2020). Di sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Yuniati (2019) disebutkan bahwa berkenaan dengan keputusan dalam memilih sebuah destinasi harga menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.…”