Potensi Umkm Di Pangandaran Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Abstract

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan dapat menjadi salah satu sektor ekonomi dalam penggerak roda perekonomian nasional dengan kontribusi dan perannya dalam menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding entitas bisnis lainny. Selain itu, UMKM yang terkhususnya berada di Kabupaten Pangandaran memiliki berbagai macam keunikan baik dari jenis kegiatan usaha, produk, maupun hal lainnya yang memiliki potensi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, permasalahan yang umum dihadapi pelaku UMKM seperti keterbatasan permodalan, SDM yang kurang kompeten dibidangnya dan penggunaan teknologi perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk penguatan. Metodologi pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dengan cara mengumpulkan dara melalui wawancara dan observasi. Selain itu, sumber data lainnya berasal dari peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah dan sebagainya. Tujuan penelian ini guna meningkatkan potensi UMKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM) are expected to become one of the economic sectors in driving the national economy with their contribution and role in absorbing more labor compared to other business entities. In addition, SMEs, especially those in Pangandaran Regency, have a variety of uniqueness both from the types of business activities, products, and other things that have the potential to face the ASEAN Economic Community (MEA). However, common problems faced by MSMEs such as limited capital, human resources who are less competent in their fields and the use of technology need support from various parties in the form of strengthening. The methodology in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques by collecting data through interviews and observations. In addition, other data sources come from laws and regulations, scientific journals and so on. The purpose of this study is to increase the potential of MSMEs in facing the ASEAN Economic Community (MEA).

Business Acceleration Program Pada Pelaku Industri Pengolahan Bambu Skala Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Di Selaawi, Garut

“…Permasalahannya adalah, tidak semua pelaku usaha menyadari dan memiliki akses untuk dapat mempelajari strategi yang tepat untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis mereka (Muchtar et al, 2020). Bahkan terkait bantuan pada UMKM ini, Jakarta Post, (2020) sempat menyatakan bahwa beberapa UMKM telah lebih dulu mati sebelum bantuan datang.…”

Implementasi Program Pojok Digital Di Desa Ciherang

“…Apabila mengacu pada keterampilan UMKM dalam memanfaatkan teknologi informasi digital, wawancara dengan Pak Adi dari Bapppeda Kabupaten Sumedang (2021), menjelaskan bahwa memang ada beberapa kendala, di antaranya adalah masih minimnya pemanfaatan internet di wilayahnya untuk kegiatan jual-beli meskipun penggunaan internet masyarakatnya cukup tinggi. Padahal dengan memanfaatkan penggunaan internet, pelaku UMKM bisa mencari informasi mengenai tren produk dan memperluas pasar penjualan produknya (Muchtar et al, 2020;Purbasari, Wijaya, & Rahayu, 2020). Selain itu, keterbatasan di beberapa wilayah Sumedang yang masih sulit akses sinyal dan minim keberadaan jasa kurir juga sedikit banyak berdampak pada belum meratanya pemanfaatan internet.…”

Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah Dalam Perspektif Kewirausahaan Di Desa Kadakajaya

“…Artinya, saat ini pembangunan ekonomi daerah dilakukan dengan cara mengoptimalkan potensi wilayahnya masing-masing. Pemanfaatan potensi ekonomi wilayah salah satunya dilakukan oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah selanjutnya disingkat UMKM (Muchtar et al, 2020).…”