2006
DOI: 10.25077/jpi.11.3.181-187.2006
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Potensi Sapi Lokal Dalam Upaya Mewujudkan Kecukupan Daging Dan Pengembangan Kawasan Peternakan

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2017
2017
2024
2024

Publication Types

Select...
3
1

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Apabila dibandingkan dengan negara lain memang konsumsi telur rakyat Indonesia masih sangat sedikit. Menurut Agustar dan Jaswandi (2006) konsumsi telur unggas penduduk Indonesia per kapita per tahun adalah 2.7 kg, Malaysia mencapai 14.4 kg, Thailand 9.9 kg, dan Filipina 6.2 kg. Jika setiap kg telur setara dengan 17 butir, maka penduduk Indonesia baru mengkonsumsi 45.9 butir telur setiap orang per tahun atau 1 butir telur per 8 hari, penduduk Malaysia sebanyak 245 butir setiap orang per tahun atau 2 butir telur per hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Apabila dibandingkan dengan negara lain memang konsumsi telur rakyat Indonesia masih sangat sedikit. Menurut Agustar dan Jaswandi (2006) konsumsi telur unggas penduduk Indonesia per kapita per tahun adalah 2.7 kg, Malaysia mencapai 14.4 kg, Thailand 9.9 kg, dan Filipina 6.2 kg. Jika setiap kg telur setara dengan 17 butir, maka penduduk Indonesia baru mengkonsumsi 45.9 butir telur setiap orang per tahun atau 1 butir telur per 8 hari, penduduk Malaysia sebanyak 245 butir setiap orang per tahun atau 2 butir telur per hari.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Reproduksi Faterna Unand, 2006). Pemeliharaan sapi potong masih dilakukan dengan pola tradisional, alokasi penggunaan sumberdaya yang ada belum efektif dan efisien sehingga tingkat pendapatan peternak belum optimal (Agustar dan Jaswandi, 2006). Peternak lebih tertarik untuk memelihara sapi exotic dengan bobot yang besar walaupun ia harus mengeluarkan biaya lebih besar karena berbagai input produksi harus didatangkan dari luar sistem usaha tani yang ia lakoni.…”
Section: Kerangka Pemikiranunclassified