Potensi rumput laut: Kajian komponen bioaktif dan pemanfaatannya sebagai pangan fungsional

Abstract

Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang sangat berlimpah di perairan Indonesia. Namun demikian pemanfaatannya untuk pengolahan produk pangan sangat terbatas, terutama untuk produk pangan fungsional. Rumput laut berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan fungsional karena mengandung zat gizi dan komponen bioaktif yang berkhasiat untuk kesehatan. Rumput laut mengandung sejumlah komponen bioaktif seperti senyawa fenolik, pigmen alami, polisakarida sulfat, serat dan komponen bioaktif lainnya yang telah diteliti berkhasiat untuk kesehatan. Untuk dapat dikembangkan sebagai produk pangan fungsional, rumput laut yang digunakan harus bebas dari cemaran logam berat dan bahan pencemar lainnya, harus mengandung komponen bioaktif dan zat gizi yang tinggi sehingga harus ada penerapan standar penanaman dan penanganan pasca panen yang baik di tingkat petani rumput laut. Selain itu Proses pengolahan pangan yang diterapkan tidak merusak komponen bioaktif yang terkandung dalam rumput laut. Optimalisasi pengolahan rumput laut sebagai produk pangan fungsional merupakan alternative pemanfaatan potensi rumput laut Indonesia yang dapat meningkatkan nilai ekonomi rumput laut dan yang lebih penting dapat menyediaakan akses pangan sehat bagi masyarakat luas.Seaweed is a living resource that is abundantly available in Indonesian water. However, its utilization in food processing is very limited, especially as functional food products. Seaweed has the potential to be developed as functional food products because it has nutrient and bioactive components that are beneficial for health. Seaweed has a number of bioactive components such as phenolic compound, natural pigment, polysaccharide sulphate, fiber and other bioactive components that has been studied to be advantageous for health. For a seaweed to be developed into functional food product, it must be free from heavy metal and other pollutant contamination, and must contain bioactive components and high nutrients, thus, a good cultivation and postharvest handling standard have to be applied in seaweed farmer level. Moreover, the food processing applied should not damage the bioactive component within the seaweed. Optimization of seaweed processing into functional food product is an alternative for seaweed potential utilization in Indonesia, which could improve the economic value of the seaweed, and more importantly it could provide access for healthy food for community.

Socialization of the Utilization of Seaweed and Diversification of Its Processes as Functional Food in an Effort to Increase the Immune System during the COVID-19 Pandemic

“…Yang secara signifikan akan meningkatkan nilai tambah dari rumput laut di samping fungsinya dalam meningkatkan kesehatan. Pengembangan dan penganekaragaman produk oalahan pangan fungsional berbasis rumput laut akan memberikan akses kepada masyarakat dalam usaha penyediaan pangan sehat dengan harga terjangkau baik untuk kebutuhan pangan sendiri ataupun untuk dikomersilkan (Erniati et al 2016). Pengolahan rumput laut menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah dan nilai ekonomi tinggi.…”

Pengaruh Perbandingan Rumput Laut dan Susu Terhadap Karakteristik Yoghurt Probiotik Rumput Laut

“…Kandungan serat pangan dalam yogurt yang diproduksi adalah 2,2% yang terdiri dari 0,98% serat pangan larut dan 1,22% serat pangan tidak larut. Makanan dapat dikategorikan sebagai sumber serat pangan jika mengandung 2,5 g serat / porsi dan dikategorikan sebagai makanan serat tinggi jika mengandung 5 g / porsi serat (Erniati, Zakaria, Prangdimurti, & Adawiyah, 2016).…”

Hasil Kandungan Agar Ekstraksi Non-Alkali Gracilaria sp. yang Tumbuh di Lingkungan Berbeda

“…Kandungan protein ini lebih rendah dari 10,8% (Ortiz et al, 2009). Kadar protein mendekati kandungan 7,9% (Erniati et al, 2016) dan melebihi agar G. verrucosa yaitu 6% (Jayasinghe et al, 2016). Kandungan protein menurun setelah ekstraksi.…”